Berita Terbaru

UNIVERSITAS HASANUDDIN

Melalui PHP2D, Mahasiswa Unhas Dorong Eduwisata Sejarah Korban 40.000 Jiwa di Sidrap

Wujud implementasi program kampus merdeka, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia melaksanakan Program Holistik Pembinaan dan Pemberdayaan Desa (PHP2D).  Dua tim dari Universitas Hasanuddin berhasil lolos dalam program tersebut, yang masing-masing akan menjalankan program pemberdayaan desa di Kabupaten Sidrap dan Kabupaten Wajo.
Salah satu Tim Mahasiswa Unhas yang menjalankan program di Kabupaten Sidrap menggelar sosialisasi kepada masyarakat dan audiensi dengan pemerintah Desa Betao, Kecamatan Pitu Riawa, Kabupaten Sidendreng Rappang, Jumat (18/09).
Tim Mahasiswa Unhas yang memperoleh hibah untuk di Kabupaten Sidrap mengusung program yang berjudul: “JAS MERAH (Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah), Pengembangan Potensi Pariwisata Desa Berbasis Eduwisata Sejarah Korban 40.000 Jiwa dan Keindahan Alam di Desa Betao Kabupaten Sidenreng Rappang”.
Ketua tim, Riski Iswatum Mu’si menjelaskan bahwa dalam sosialisasi tersebut tim mahasiswa pelaksanan PHP2D menjelaskan rencana program yang akan dijalankan.  Pemerintah Desa mengapresiasi dan mendukung PHP2D.
“Kepala Desa dan perangkat desa khususnya BUMDES selaku motor penggerak menyatakan kesediannya secara penuh untuk merealisasikan program ini. Ketua BUMDES sangat termotivasi dengan program Eduwisata yang dianggap sebagai aset besar dan dampaknya sangat luas,” jelas Riski.
Selain sosialisasi kepada Pemerintah Desa, mahasiswa Unhas juga melakukan audiensi di kantor Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang dihadiri oleh pemerintah daerah setempat.
Riski menyampaikan PHP2D secara umum mendapatkan respon positif dari masyarakat. Hal ini tercermin dari survei antusias masyarakat yang menunjukkan bahwa masyarakat yang mengikuti sosialisasi mendukung dan siap membantu memajukan Desa Betao berbasis eduwisata.
Setelah sosialisasi selesai, selanjutnya tim mahasiswa Unhas akan mulai menjalankan program sesuai dengan jadwal yang telah disusun dengan melibatkan seluruh pihak terkait.  Dalam implementasinya, pelibatan masyarakat Desa Betao mengedepankan semangat gotong royong.
Pada tahap pertama (bulan September), Riski menuturkan program yang dijalankan fokus pada pembenahan lingkungan desa dan objek eduwisata diantaranya penyerahan dan penanaman 2.000 bibit pohon serta pembenahan makam pahlawan 40.000 jiwa.(*/mir)
Editor : Ishaq Rahman, AMIPR

Berita terkait :

Share berita :

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Email

This post is also available in: Indonesia

Skip to content