ALAT-ALAT MATEMATIK

 

Teori Kendali berkembang sejak Perang Dunia II, baik di negara-negara blok Barat, yang dipimpin oleh para pakar sistem kendali dari Amerika Serikat, mau pun blok Timur, dipimpin oleh para pakar dari Uni Sovyet. Para pakar dari Amerika Serikat sejak seusai Perang Dunia II membangun “teori-teori klasik” mekanisme servo (servomechanism) dipimpin oleh para ilmuwan dari Laboratorium Radiasi Massachusetts Institute of Technology (MIT), antara lain H.M. James, N.B. Nichols dan R.S. Phillips yang menulis berjilid-jilid laporan penelitian tentang sistem servo, yang membangun prinsip dasar sistem kendali. Teori-teori klasik mengenai sistem kendali adalah teori-teori kendali yang berbasis transformasi. Di Uni Sovyet (yang berhasil mendahului Amerika Serikat meluncurkan pesawat ruang angkasa berawak – kosmonaut Yuri Gagarin yang terkenal waktu itu), para pakar sistem kendali lebih menyukai teori-teori kendali yang berbasis persamaan differensial, yang kemudian dikenal sebagai “teori-teori modern” sejak konggres pertama the International Federation of Automatic Control (IFAC) di Moskow tahun 1960. Sedangkan di Amerika Serikat, teori-teori kendali modern baru dikembangkan menjelang tahun 1960 oleh sekelompok ilmuwan di bawah pimpinan Professor Solomon Lefschetz di Research Institute of Advanced Studies (RIAS), Baltimore, MD, dan sekelompok lainnya di bawah pimpinan Professor J. R. Ragazzini di Columbia University, NY[1].

Dalam matakuliah Dasar Sistem Kendali hanya akan dibahas teori-teori kendali klasik. Teori-teori kendali modern akan dibahas dalam matakuliah-matakuliah tingkat lanjutan.

 
 

 

 

 

 


Dunia teknik adalah dunia peralatan (equipment) dan perkakas (tools), baik dalam bentuk hardware (perangkat keras) mau pun software (perangkat lunak). Peralatan dan perkakas tidak hanya diperlukan dalam praktek, tapi juga dalam mempelajari teori. Alat-alat yang digunakan dalam mempelajari teori-teoti keteknikan biasanya berupa alat-alat matematik. Tidak terkecuali untuk mempelajari teori-teori kendali seperti dalam matakuliah Dasar Sistem Kendali ini, diperlukan setidaknya 2 (dua) alat matematik, yaitu:

 

·        Bagan Kotak (Block Diagram) dan Aljabar Bagan Kotak (Block Diagram Algebra) [2]

·        Jelmaan (Transformasi) Laplace (Laplace Transform) dan Pemodelan Nisbah Alih (Transfer Function Modelling) [3]


Bagan Kotak (Block Diagram)

………………….dan Aljabar Bagan Kotak (Block Diagram Algebra)

 

Belajar di Program Studi Teknik Elektro tidak lepas dari menggambar bagan atau diagram. Rangkaian Listrik, matakuliah dasar Teknik Elektro, mulai dengan gambar rangkaian, komponen-komponen seperti sumber tegangan, tahanan, induktor dan kapasitor dihubungkan satu sama lain dalam rangkaian, yang merupakan bagan. Cara menggambar rangkaian listrik tidaklah sembarang, melainkan terikat oleh suatu perjanjian (konvensi) yang berlaku internasional sehingga dapat difahami oleh siapa pun yang mempelajari bidang studi Teknik Elektro. Belajar mem-program komputer mulai dengan menggambar bagan alir (flow-chart). Sistem tenaga listrik digambarkan dalam bagan satu garis (one-line diagram), orang juga mengenal diagram Bode untuk menggambarkan tanggapan frekuensi.  Masih banyak lagi, diagram, bagan, chart, dan gambar-gambar lain yang digunakan dalam bidang studi Teknik Elektro.

 

Dalam bidang Teknik Kendali, Bagan Kotak (Block Diagram) merupakan salah satu “alat matematik” yang umum digunakan untuk menggambarkan model sistem kendali. Alternatif lain yang setara dengan Bagan Kotak - tapi kurang populer digunakan - adalah Bagan Aliran Isyarat (Signal Flow Graph). Ada beberapa konvensi (kesepakatan) khusus yang terkait dengan cara menggambarkan model sistem kendali menggunakan Bagan Kotak. Selanjutnya berdasarkan konvensi khusus itu disepakati pula berbagai cara menghitung yang disebut Aljabar Bagan Kotak (Block Diagram Algebra).

 

Penggambaran Isyarat (Signal) dalam Bagan Kotak.

 

Isyarat dalam Bagan Kotak digambarkan dengan anak-panah yang menunjukkan dengan jelas di mana “sumber” dari isyarat itu (pangkal anak-panah) dan ke mana isyarat itu menuju (ujung anak-panah). Ada 2 (dua) macam anak-panah, masing-masing:

 

 

 

 

 

 

 


Gambar 13

Menggambarkan isyarat (signal) dengan anak-panah

 

Untuk menamai isyarat biasanya anak-panah diberi notasi khusus yang dituliskan di dekat ujung anak-panah tersebut, misalnya seperti yang dicontohkan pada Tabel 1. Notasi-notasi ini menandai bahwa suatu “isyarat” umumnya mengandung “perubahan”, oleh karena itu ada suatu peubah bebas (independent variable) yang menjadi basis dari perubahan tersebut, misalnya waktu t, peubah Laplace s, urutan (sequence) k, frekuensi sudut w, dan lain-lain. 

 

Tabel 1. Contoh-contoh notasi isyarat

Notasi

Dibaca:

x(t)

Isyarat x yang berubah dengan (sebagai fungsi dari) waktu t

Y(s)

Isyarat Y yang berubah dengan (sebagai fungsi dari) peubah Laplace s

u(k)

Isyarat u yang berubah dengan (sebagai fungsi dari) urutan (sequence) k

Vi(jw)

Isyarat Vi yang berubah dengan (sebagai fungsi dari) peubah kompleks jw

 

Selain notasi-notasi khusus yang dicontohkan di atas, isyarat bisa juga diberi nama yang sesuai, misalnya: “isyarat masukan” (input signal), “isyarat luaran” (output signal), “tegangan luaran”, “kecepatan sudut”, dan seterusnya.

 

Dalam Bagan Kotak, isyarat bisa bercabang (branching):

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Gambar 14

Contoh-contoh percabangan isyarat (branching)

Ketika isyarat bercabang, maka cabang-cabang isyarat itu tetap sama seperti semula. Ingat: Ini berbeda dengan percabangan arus pada Rangkaian Listrik!

 
 

 

 

 


Isyarat-isyarat yang bertemu dalam bagan Kotak, digambarkan pada suatu pertemuan yang disebut junction, seperti pada Gambar 15.

Ketika isyarat-isyarat bertemu, maka isyarat-isyarat itu bisa saling menjumlah atau saling mengurangi satu sama lain. Ingat: Walau pun bagan ini disebut Bagan Kotak, tapi pertemuan isyarat digambarkan dengan lingkaran!

 
 

 

 

 

 

 

 


                                             

 

 

 

 

 

 


                                                                   

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Penggambaran Sistem dalam Bagan Kotak

 

Sistem dalam Bagan Kotak digambarkan dengan bentuk kotak (block). Bentuk kotak ini sama sekali tidak menggambarkan bentuk fisik dari sistem yang di-representasi-kannya. Sistem aslinya bisa saja berbentuk bulat, silinder, atau bahkan merupakan sistem abstrak yang tidak berbentuk, tapi dalam Bagan Kotak tetap di-representasi-kan dengan kotak, bisa berbentuk bujur-sangkar (square) atau empat persegi-panjang (rectangle). Sisi-sisi kotak menggambarkan “batas-batas” antara bagian dalam (internal) dengan bagian luar (external) sistem tersebut. Bagian luar sistem yang dekat dengan sistem disebut “lingkungan sistem” (system environment). Segala sesuatu yang berasal dari lingkungan sistem atau dari sistem lainnya dan mempengaruhi keadaan dalam sistem, disebut masukan (input), yang jika kebetulan merupakan isyarat, disebut sebagai isyarat masukan (input signal). Sebaliknya, segala sesuatu yang berasal dari dalam sistem dan mempengaruhi lingkungan sistem atau sistem lainnya, disebut luaran, yang jika berupa isyarat disebut isyarat luaran (output signal). Suatu sistem sering di-definisi-kan dengan hubungan antara isyarat masukan dan isyarat keluaran, hubungan yang disebut “model masukan-luaran” (input-output model). Isyarat masukan yang tidak dikehendaki disebut “gangguan” (disturbance) sedangkan isyarat luaran yang tidak dikehendaki – dan bersifat acak atau random – disebut “derau” (noise).

 

Setiap kotak yang me-representasi-kan suatu sistem diberi label (bisa di dalamnya atau di dekatnya) yang menyatakan sistem apa kotak tersebut. Label sistem dapat berupa, misalnya (untuk menyebut beberapa contoh):

 

·        Susunan Kalimat dan kata-kata

·        Susunan huruf-huruf dan angka

·        Operasi Matematis

·        Simbol-simbol khusus

·        Watak-Alih (Transfer Characteristics) sistem

·        Nisbah-Alih (Transfer Function) sistem

·        Dan lain sebagainya

 

(Catatan: contoh-contoh di atas akan dibahas secara terperinci di kelas).

 

Aljabar Bagan Kotak (Block Diagram Algebra).

 

Dalam representasi Bagan Kotak, berlaku hubungan-hubungan matematis tertentu yang disebut Aljabar Bagan Kotak (Block Diagram Algebra). Dasar-dasar hubungan ini dapat diuraikan sebagai berikut:

 

1.     Hubungan SERIAL. Jika 2 (dua) sistem penguat (amplifier), masing-masing mempunyai penguatan atau bati (gain) K1 dan K2 terhubung secara serial, maka kedua penguat tersebut dapat digantikan oleh atau setara dengan 1 (satu) penguat dengan penguatan K= K1 K2  [lihat Gambar 16(a)].

 

 

 

 

 

 

 


 

 

 

 

2.     Hubungan PARALEL. Jika 2 (dua) sistem penguat (amplifier), masing-masing mempunyai penguatan atau bati (gain) K1 dan K2 terhubung secara paralel, maka kedua penguat tersebut dapat digantikan oleh atau setara dengan 1 (satu) penguat dengan penguatan K= K1 + K2  [lihat Gambar 16(b)].

 

 

 

 

 

 

 


                                                            

 

 

 

 

 

 

 

 

Catatan: Hubungan Paralel juga dapat digambarkan sebagai hubungan UMPAN MAJU (Feed Forward) sebagai pada Gambar 16(c).

                                                  

 

 

 

 

 


                                                          

 

 

 

 

 

 

 

 

3.     Hubungan UMPAN-BALIK (Feedback). Jika 2 (dua) sistem penguat (amplifier), masing-masing mempunyai penguatan atau bati (gain) K1 dan K2 terhubung sedemikian rupa sehingga penguat K1 berada pada arah maju (forward) sedangkan penguat K2 pada arah balikan (back), maka kedua penguat tersebut dapat digantikan oleh atau setara dengan 1 (satu) penguat dengan penguatan K= K1 /(1 + K1 K2) [lihat Gambar 16(d)].

 

 

  

 

 

 


          

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Contoh-contoh aplikasi Aljabar Bagan Kotak akan dibahas di kelas, yaitu terdiri dari:

 

1.     Contoh sistem “matematis” yang terdiri dari beberapa penguat (amplifier) dan redaman (attenuator) terangkai dalam hubungan serial, paralel, umpan-maju dan umpan-balik.

2.     Contoh representasi Bagan Kotak dari sistem mekanik pegas-massa (spring-mass system).

3.     Contoh representasi Bagan Kotak dari sistem elektrik resistor-induktor (resistor-inductor system).



[1] Mengenai sejarah perkembangan studi tentang sistem kendali yang cukup lengkap dapat dibaca antara lain dalam buku “Control System Design” karangan Bernard Friedland, [1986].

[2] “Block Diagram” biasa juga diterjemahkan/di-alih-eja-kan menjadi “diagram blok” atau “diagram kotak”

[3] “Transfer Function” biasa juga diterjemahkan/di-alih-eja-kan menjadi “fungsi alih” atau “fungsi transfer”.