SELAMAT DATANG di Matakuliah 201TC2 DASAR SISTEM KENDALI !

 

ADMINISTRASI PERKULIAHAN

 

Matakuliah ini berbobot 2 (dua) SKS, dengan proses pembelajaran utama 100 menit setiap tatap muka. Pengasuh matakuliah ini adalah:

Rhiza S. Sadjad, e-mail: rhiza@unhas.ac.id, URL: http://www.unhas.ac.id/~rhiza/

Faizal A. Samman, e-mail: faizalas@unhas.ac.id, URL: http://www.unhas.ac.id/~faizalas/

 
 

 

 


Penilaian akhir (dalam angka antara 0 s/d 100) akan didasarkan pada Test Tengah Semester (MIDTEST) yang berbobot 40% dan Ujian Akhir Semester (FINAL) yang berbobot 60%. Tidak ada tugas yang dikumpulkan, tugas hanya diberikan untuk latihan mahasiswa sendiri sebagai bahan ajar belajar mandiri. Kehadiran dan ketidak-hadiran di kelas tidak akan mempengaruhi nilai akhir. Nilai huruf akan diberikan berdasarkan nilai akhir sehingga sekitar 10% peserta kuliah mendapat nilai A, 20% mendapat nilai B, 40% nilai C dan sisanya D atau E.

 

Materi kuliah secara ringkas untuk 16 (enambelas) kali pertemuan – termasuk MIDTEST dan FINAL - dapat diuraikan sebagai berikut:

Pengantar: Bidang kajian Teknik Kendali dalam program studi Teknik Elektro, konfigurasi dasar Sistem Kendali, contoh sederhana Sistem Kendali.

Alat-alat Matematik: Bagan Kotak dan Aljabar Bagan Kotak, Model Matematik Sistem Kendali: Model Nisbah Alih dan Transformasi Laplace.

Istilah-istilah Sistem Kendali: sistem orde satu dan orde dua, tanggapan denyut, tanggapan undak, Nisbah Alih Daur Terbuka, Nisbah Alih Daur Tertutup, Persamaan Karakteristik, Sistem Kendali dengan Umpan Balik, Sistem Kendali dengan Kompensator.

Analisis Kestabilan: Definisi Kestabilan, pentingnya kestabilan sistem, dua kriteria Routh [MIDTEST] Metode Root Locus, Polar Plot, Nyquist Plot dan kriteria kestabilan Nyquist [FINAL]

 
 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Buku-buku bacaan yang direkomendasikan adalah:

1.     Modern Control Engineering” karangan Katsuhiko Ogata

2.     Automatic Control Systems  karangan Benjamin C. Kuo

3.     Feedback and Control Systems”, Schaum Outline Series, karangan Joseph J. DiStefano, III, Allen R. Stubberud dan Ivan J. Williams.

Ketiga buku di atas sudah tersedia terjemahannya dalam Bahasa Indonesia, dan tersedia di toko-toko buku terkenal.

 

Matakuliah lainnya yang menunjang materi kuliah di atas adalah Kalkulus Terapan (khususnya integral dan persamaan differensial) dan Fisika Dasar (khususnya Mekanika). Materi disajikan sedemikian rupa sehingga peserta kuliah dapat mempersiapkan diri untuk MIDTEST dan FINAL cukup hanya dari materi ajar yang diberikan di kelas.


PENGANTAR

 

Konsorsium Ilmu-Ilmu teknik di Indonesia telah menetapkan pada tahun 1995 bahwa Program Studi Teknik Elektro (Electrical Engineering) mempunyai 5 (lima) konsentrasi bidang kajian, yaitu:

1.     Teknik Energi Listrik (Electrical Power Engineering)

2.     Teknik Telekomunikasi (Telecommunication Engineering)

3.     Teknik Elektronika (Electronic Engineering)

4.     Teknik Kendali (Control Engineering)

5.     Teknik Komputer (Computer Engineering).

 

Istilah “kendali” sebagai terjemahan baku dari istilah “control” dalam bahasa Inggris baru ditetapkan pada Kongres MASDALI (Masyarakat Sistem Kendali Indonesia) pada tahun 1996 di Bandung, sehingga dalam ketetapan aslinya pada tahun 1995, Konsorsium Ilmu-Ilmu Teknik masih menggunakan istilah “Teknik Kontrol”. Memang sebelum dibakukan oleh MASDALI, banyak istilah dalam Bahasa Indonesia yang mempunyai pengertian sama:

Control Systems: Sistem Kendali, Sistem Pengaturan, Sistem Pengendalian, Sistem Kontrol

Control Engineering: Teknik Kendali, Teknik Mengatur, Teknik Pengaturan, Teknik Pengendalian

 

Bidang Teknik Kendali masih tercakup dalam Program Studi Teknik Elektro hanya karena alasan sejarah, banyak nama besar dalam bidang ini pada masa lalu yang berlatar-belakang Teknik Elektro. Pada masa kini aplikasi Teknik Kendali sudah meliputi berbagai bidang, baik dalam lingkup ilmu-ilmu keteknikan (rekayasa, engineering, injiniring) di luar Teknik Elektro, seperti Teknik Mesin (Mechanical Engineering), Teknik Fisika (Engineering Physics), Teknik Kimia (Chemical Engineering) dan lain-lain, mau pun dalam bidang ilmu-ilmu non-Teknik, bahkan ilmu manajemen dan pemerintahan.

 

Teknik Kendali (Control Engineering) adalah bidang ilmu keteknikan yang mempelajari sistem-sistem kendali (Control Systems). 

 
 

 

 

 


Walau pun demikian, keterkaitan bidang Teknik Kendali dengan konsentrasi lainnya dalam Program Studi Teknik Elektro pun masih sangat erat. Misalnya dari konsentrasi Teknik Energi Listrik, mesin-mesin listrik dan sistem pengendalian beban sering dimodelkan dengan konsep Teknik Kendali. Peralatan dalam bidang Teknik Telekomunikasi yang memanfaatkan konsep kestabilan sistem kendali dalam perancangannya misalnya pada osilator. Perangkat pemandu (“tracking”) arahan antenna, posisi satelit, PLL (Phase Locked Loop) dan AGC (Automatic Gain Control) adalah beberapa contoh saja dari penerapan konsep sistem kendali dalam sistem-sistem telekomunikasi. Dari konsentrasi Teknik Elektronika, sistem instrumentasi elektronika umumnya merupakan bagian integral yang tak terpisahkan dari sistem kendali, sedangkan pada sistem-sistem kendali digital, Teknik Komputer berperan dalam rancangan pengendali digital (digital controller). Dalam Program Studi Teknik Elektro Strata-1 Reguler di Universitas Hasanuddin-Makassar, misalnya, bidang-bidang Teknik Komputer, Teknik Kendali dan Teknik Elektronika masih disatukan dalam satu konsentrasi.

 

Apakah yang dimaksud dengan Sistem Kendali?

 

Matakuliah ini berjudul “Dasar Sistem Kendali” (Basic Control Systems) disajikan sebagai matakuliah wajib bagi seluruh peserta didik dalam bidang Teknik Elektro. Dengan mempelajari dasar-dasar mengenai sistem kendali, selanjutnya peserta didik yang berminat mengembangkan karir-nya sebagai teknisi atau insinyur Elektro yang punya spesialisasi sistem kendali (Control Engineer) dapat memperdalam lebih lanjut penguasaannya pada bidang Teknik Kendali. Sedangkan mereka yang tidak ber-karir dalam bidang Teknik Kendali dapat memperluas wawasan mereka mengenai bidang-bidang lain Teknik Elektro di luar spesialisasinya masing-masing. 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Sistem Kendali, yang merupakan fokus pengkajian bidang Teknik Kendali, pada umumnya digambarkan sebagai sistem apa saja (tidak terbatas hanya sistem-sistem yang terkait langsung dengan bidang kajian Teknik Elektro) yang dapat di-identifikasi atau ditengarai terdiri dari minimal 2 (dua) bagian utama, yaitu:

1.     Bagian (atau Sub-Sistem) Kendalian atau yang dikendalikan (Plant), yang bisa merupakan peralatan, perangkat, atau proses yang menghasilkan luaran (output, hasil, produk, isyarat luaran, output signal) karena dikendalikan oleh bagian pengendali.

2.     Bagian (atau Sub-Sistem) Pengendali (Controller), yang juga bisa merupakan peralatan, perangkat, atau proses yang menghasilkan isyarat kendali (control signal) untuk mengendalikan kendalian.

Jadi secara konseptual, konfigurasi dari sistem kendali dapat digambarkan seperti pada Gambar 1. Selain isyarat luaran (output signal) dan isyarat kendali (control signal) suatu sistem kendali sering dilengkapi (walau pun tidak harus demikian) dengan isyarat umpan-balik (feedback signal) yang dalam operasinya dibandingkan dengan suatu isyarat masukan acuan (reference input signal) atau perintah (command) atau set-point, agar pengendali dapat menghasilkan isyarat kendali yang mengendalikan kendalian sampai menghasilkan luaran yang diharapkan. Sistem kendali demikian biasa dikategorikan sebagai Sistem Kendali (dengan) Umpan-Balik (Feedback Control Systems). Tidak semua sistem kendali merupakan sistem kendali dengan umpan-balik, banyak juga sistem kendali yang beroperasi tanpa umpan-balik.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Dengan batasan atau definisi sistem kendali sebagaimana yang diuraikan di atas, dengan mudah kita dapat meng-identifikasi berbagai sistem kendali yang beroperasi di sekeliling kita dalam kehidupan sehari-hari. Pesawat penerima siaran televisi, misalnya dapat diidentifikasi sebagai suatu sistem kendali, dengan pesawat televisi-nya sebagai bagian kendalian dan perangkat remote-control yang dipegang oleh salah seorang pemirsa sebagai bagian pengendali-nya. Gerakan jari-jari si pemegang remote-control diterjemahkan sebagai isyarat kendali, sedangkan apa yang dilihat di layar televisi merupakan luaran sekaligus isyarat umpan balik.

 

Contoh lain dari suatu perangkat yang dapat di-identifikasi sebagai suatu sistem kendali adalah perangkat penyejuk ruangan (Air Conditioning Unit, AC). Luaran yang diharapkan akan dihasilkan adalah suhu ruangan yang sejuk. Perangkat AC ini akan menyala bila suhu ruangan memanas, dan akan padam jika sudah cukup sejuk. Pengguna cukup mengatur “set-point” suhu ruangan yang diinginkan pada bagian pengendali (ada juga yang berupa remote control seperti pada pesawat televisi), kemudian suatu sistem kendali yang disebut “thermostat” akan mengatur nyala dan padam-nya pendingin ruangan secara otomatis. Suatu sistem kendali yang peran manusia di dalam operasi-nya sangat kurang atau tidak ada (terbatas hanya pada pengaturan set-point atau isyarat masukan acuan saja) – seperti pada sistem AC di atas – disebut sistem kendali otomatis (automatic control systems), sedangkan sistem kendali yang peranan manusia dalam peng-operasiannya sangat besar – seperti pada sistem penerima televisi dengan remote-control yang diuraikan sebelumnya -  disebut sistem kendali manual (manual control systems). Pesawat terbang modern umumnya dapat dikemudikan secara otomatis dengan sistem auto-pilot  sehingga seorang pilot tinggal memasukkan data-data penerbangan ke dalam suatu sistem komputer, kemudian tinggal mengawasi pesawatnya tinggal landas dan mendarat secara otomatis (peristiwa World Trade Center 11 September 2001 memperlihatkan bahwa suatu pesawat terbang dapat secara otomatis diarahkan untuk terbang menabrak gedung pencakar langit secara akurat, atau mendarat di gedung Pentagon). Bagaimana dengan angkot (angkutan kota) yang di Makassar disebut “pete-pete”? Dapatkah pete-pete dikemudikan secara otomatis? Gambar 2 dapat membantu pembaca untuk meng-identifikasi beroperasinya pete-pete sebagai suatu sistem kendali.

 

Pete-pete hanya dapat beroperasi bila dikendalikan oleh supir-nya (belum ada pete-pete yang bisa beroperasi secara otomatis tanpa supir). Luaran yang dihasilkan dari beroperasinya pete-pete dapat di-identifikasi sebagai “isyarat luaran” (output signal, no. 1), yaitu misalnya:

·        Penumpang yang diantarkan sampai ke tujuannya

·        Uang setoran untuk pemilik pete-pete (kalau supir pete-pete bukan pemilik pete-pete tersebut)

·        Pendapatan untuk supir pete-pete

·        Jalan yang macet akibat terlalu banyak supir pete-pete yang tidak disiplin

·        Retribusi yang dipungut sebagai pendapatan daerah

·        Dan lain-lain (silakan pembaca memikirkan hal-hal lain yang merupakan produk dari beroperasinya pete-pete, baik produk utama mau pun produk sampingan-nya).

Supir pete-pete mengendalikan pete-petenya dengan “isyarat kendali” (control signal, no. 2), misalnya:

·        Tangan yang memegang kemudi untuk mengarahkan jalannya pete-pete.

·        Kaki kanan yang menekan pedal gas untuk mempercepat jalannya pete-pete, dan sewaktu-waktu menginjak rem bila diperlukan.

·        Kaki kiri untuk menginjak kopling jika tangan kiri akan memindahkan gigi versneling

·        Menerima pembayaran ongkos dari penumpang yang turun, termasuk menyediakan uang kembaliannya.

·        Membunyikan klakson, menyalakan lampu tanda akan membelok, menghidupkan penyapu hujan, membunyikan cassette tape-recorder ………..

·        Dan lain-lain (silakan pembaca memikirkan hal-hal lain yang dilakukan oleh supir pete-pete dalam mengendalikan beroperasinya pete-petenya).

Isyarat umpan-balik” (feedback signal, no. 3) adalah semua yang dirasakan oleh panca-indera supir pete-pete sehingga berpengaruh pada caranya mengendalikan pete-pete-nya, misalnya:

·        Semua yang dilihat oleh supir pete-pete melalui kaca depan dan kaca spion, termasuk keadaan lalu-lintas, tanda-tanda lalu-lintas, calon penumpang yang memberi tanda akan ikut menumpang, dan lain-lain.

·        Semua yang dilihat oleh supir pete-pete pada “dashboard” di pete-pete-nya seperti : speedometer (alat ukur kecepatan laju pete-pete), indikator sisa bahan-bakar yang tersedia, temperatur mesin, dan lain-lain.

Catatan: Dalam sejarah terbukti bahwa seorang yang buta – tidak mampu melihat – dapat mengendalikan negara sebagai seorang presiden, tapi belum terbukti ada orang buta mampu menjadi supir pete-pete! Hal ini menunjukkan pentingnya isyarat umpan-balik yang diperoleh melalui penglihatan mata supir pete-pete.

 

 
 

 

 

 

 

 


·        Semua yang didengar dengan telinga-nya, klakson dari pete-pete dan kendaraan lain, suara mesin yang tidak normal, suara peluit polisi, dan lain-lain.

·        Semua yang dirasakan oleh indera peraba dan perasa, misalnya rasa gerah (sehingga harus menurunkan kaca jendela untuk mendapat angin segar), rasa haus (sehingga harus berhenti membeli air dalam kemasan), dan lain-lain. Silakan pembaca merenungkan hal-hal lain yang mungkin ter-indera-kan oleh seorang supir pete-pete ketika mengendalikan pete-pete yang sedang dioperasikannya.

Yang dimaksud dengan “isyarat masukan acuan” (reference input signal, no. 4) adalah semua hal yang dijadikan acuan oleh supir pete-pete dalam mengendalikan pete-pete-nya, misalnya:

·        Peraturan-peraturan lalu-lintas di jalan raya.

·        Jalur operasi pete-pete (route).

·        Perjanjian-perjanjian dengan pemilik pete-pete.

·        Permintaan penumpang, singgah di mana atau ikut sampai di mana.

·        Dan lain-lain (silakan pembaca merenungkan sendiri).

 

Dengan demikian, bagi seorang ahli Teknik Kendali (Control Engineer), banyak hal dalam hidup ini yang dapat dilihat sebagai suatu sistem kendali. Dalam analisis dan desain sistem-sistem kendali amat penting terlebih dahulu meng-dentifikasi mana bagian yang menjadi sub-sistem kendalian (plant) dan mana yang menjadi sub-sistem pengendali (controller) dalam sistem kendali yang sedang di-analisis atau di-desain tersebut. Biasanya lebih mudah meng-identifikasi terlebih dahulu sub-sistem kendalian-nya, yaitu sub-sistem yang menghasilkan luaran (output). Setelah itu, dengan mudah dapat diketahui (isyarat) kendali (control)-nya, yaitu yang menjadi masukan (input) dari sub-sistem kendalian. Isyarat kendali ini dihasilkan dari bagian atau sub-sistem pengendali berdasarkan masukan acuan dan umpan-balik, sedemikian rupa sehingga jika diberikan pada bagian kendalian, akan dihasilkan luaran yang diharapkan. Dalam sistem kendali pada umumnya, bagian kendalian sudah “given” (tersedia apa adanya), tidak bisa “diapa-apakan” lagi sehingga pada dasarnya suatu pengendali dirancang untuk menghasilkan isyarat kendali yang sesuai supaya kendalian menghasilkan luaran yang diharapkan.

 

Gambar-gambar pada halaman berikut ini akan memperlihatkan berbagai contoh sistem kendali. Sebagai latihan, pembaca dapat mencoba-coba meng-identifikasi bagian-bagian yang termasuk dalam kendalian (plant) dari sistem kendali tersebut, apa luaran (output)-nya, yang mana isyarat kendali (control)-nya, mana umpan-balik-(feedback)-nya, mana masukan acuan (reference input)-nya, mana bagian pengendali (controller)-nya, apakah sistem kendali tersebut termasuk kategori sistem kendali manual (manual control systems) atau otomatis (automatic control systems), sistem kendali dengan atau tanpa umpan-balik, dan seterusnya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar 3

Sistem Kendali Pencabutan Gigi

(Di-copy dari buku “Modern Control Systems”,  Richard C. Dorf, [1992], hal. 4)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 



Contoh-contoh sistem kendali manual (manual control systems):

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar 5

Mengemudikan mobil sebagai suatu sistem kendali

(Di-copy dari buku “Modern Control Systems”,  Richard C. Dorf, [1992], hal. 11)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar 6

Pengaturan ketinggian air dalam tangki

(Di-copy dari buku “Modern Control Systems”,  Richard C. Dorf, [1992], hal. 12)


Contoh-contoh sistem kendali yang lebih rumit dan otomatis (automatic contyrol systems):

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar 7

Sistem tungku pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap

(Di-copy dari buku “Modern Control Systems”,  Richard C. Dorf, [1992], hal. 15)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar 8

Sistem Kendali Lengan Robot Industri

(Di-copy dari buku “Modern Control Systems”,  Richard C. Dorf, [1992], hal. 15)


 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar 9

Asal mula sistem kendali otomatis: “Flyball governor” untuk mengendalikan kecepatan mesin uap buatan James Watt

(Di-copy dari buku “Modern Control Systems”,  Richard C. Dorf, [1992], hal. 5)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar 10

Sistem Kendali Otomatis yang sederhana: pengatur tangki air di jamban WC

Catatan: otomatis bisa saja sederhana, manual bisa juga rumit!

(Di-copy dari buku “Modern Control Systems”,  Richard C. Dorf, [1992], hal. 5)


Sistem Kendali pada sistem-sistem non-teknis:

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar 11

Model Sistem Kendali dengan umpan-balik untuk sutu sistem ekonomi

(Di-copy dari buku “Modern Control Systems”,  Richard C. Dorf, [1992], hal. 18)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar 12

Model lain sistem ekonomi dan kebijakan pemerintah

(Di-copy dari buku “Modern Control System Theory and Application”, Stanley M. Shinners, [1972], hal. 14)


Berbagai contoh aplikasi teori kendali ((Gambar-gambar di-copy dari buku “Modern Control System Theory and Application”, Stanley M. Shinners, [1972] dan buku “Modern Control Systems”,  Richard C. Dorf, [1992]).

 


ALAT-ALAT MATEMATIK

 

Teori Kendali berkembang sejak Perang Dunia II, baik di negara-negara blok Barat, yang dipimpin oleh para pakar sistem kendali dari Amerika Serikat, mau pun blok Timur, dipimpin oleh para pakar dari Uni Sovyet. Para pakar dari Amerika Serikat sejak seusai Perang Dunia II membangun “teori-teori klasik” mekanisme servo (servomechanism) dipimpin oleh para ilmuwan dari Laboratorium Radiasi Massachusetts Institute of Technology (MIT), antara lain H.M. James, N.B. Nichols dan R.S. Phillips yang menulis berjilid-jilid laporan penelitian tentang sistem servo, yang membangun prinsip dasar sistem kendali. Teori-teori klasik mengenai sistem kendali adalah teori-teori kendali yang berbasis transformasi. Di Uni Sovyet (yang berhasil mendahului Amerika Serikat meluncurkan pesawat ruang angkasa berawak – kosmonaut Yuri Gagarin yang terkenal waktu itu), para pakar sistem kendali lebih menyukai teori-teori kendali yang berbasis persamaan differensial, yang kemudian dikenal sebagai “teori-teori modern” sejak konggres pertama the International Federation of Automatic Control (IFAC) di Moskow tahun 1960. Sedangkan di Amerika Serikat, teori-teori kendali modern baru dikembangkan menjelang tahun 1960 oleh sekelompok ilmuwan di bawah pimpinan Professor Solomon Lefschetz di Research Institute of Advanced Studies (RIAS), Baltimore, MD, dan sekelompok lainnya di bawah pimpinan Professor J. R. Ragazzini di Columbia University, NY[1].

Dalam matakuliah Dasar Sistem Kendali hanya akan dibahas teori-teori kendali klasik. Teori-teori kendali modern akan dibahas dalam matakuliah-matakuliah tingkat lanjutan.

 
 

 

 

 

 


Dunia teknik adalah dunia peralatan (equipment) dan perkakas (tools), baik dalam bentuk hardware (perangkat keras) mau pun software (perangkat lunak). Peralatan dan perkakas tidak hanya diperlukan dalam praktek, tapi juga dalam mempelajari teori. Alat-alat yang digunakan dalam mempelajari teori-teoti keteknikan biasanya berupa alat-alat matematik. Tidak terkecuali untuk mempelajari teori-teori kendali seperti dalam matakuliah Dasar Sistem Kendali ini, diperlukan setidaknya 2 (dua) alat matematik, yaitu:

 

·        Bagan Kotak (Block Diagram) dan Aljabar Bagan Kotak (Block Diagram Algebra) [2]

·        Jelmaan (Transformasi) Laplace (Laplace Transform) dan Pemodelan Nisbah Alih (Transfer Function Modelling) [3]



[1] Mengenai sejarah perkembangan studi tentang sistem kendali yang cukup lengkap dapat dibaca antara lain dalam buku “Control System Design” karangan Bernard Friedland, [1986].

[2] “Block Diagram” biasa juga diterjemahkan/di-alih-eja-kan menjadi “diagram blok” atau “diagram kotak”

[3] “Transfer Function” biasa juga diterjemahkan/di-alih-eja-kan menjadi “fungsi alih” atau “fungsi transfer”.


Sambungan-nya silakan KLIK di SINI