Ranking Universitas

Ranking Universitas Asia
di ASIA (Webometric)

 

Promising Universities

50 Promising Indonesian Universities

Tahukah Anda?

Menteri Pendidikan Republik Indonesia - Berikut merupakan daftar Menteri Pendidikan Republik Indonesia dari awal berdirinya republik ini sampai dengan saat ini.

Ki Hadjar Dewantara -

 

Active Image

 


Ki Hadjar Dewantara (Yogyakarta, 2 Mei 188926 April 1959) adalah seorang pelopor pendidikan bagi kaum pribumi Indonesia pada zaman penjajahan Belanda.

Lahir dengan nama Raden Mas Soewardi Soerjaningrat, beliau mendirikan perguruan Taman Siswa yang memberikan kesempatan bagi para pribumi untuk bisa memperoleh pendidikan seperti halnya para priyayi maupun orang-orang Belanda.



Soewandi -

 

Active Image

 

 

Soewandi (1899 - ?) adalah Menteri Kehakiman Republik Indonesia pada Kabinet Sjahrir I dan Kabinet Sjahrir II kemudian Menteri Pengajaran pada Kabinet Sjahrir III. Setelah lulus dari sekolah pangreh praja, Soewandi meraih gelar sarjana hukum. Kemudian ia mengantungi ijazah notaris. Berlatar belakang di bidang hukum, Soewandi kemudian ditarik menjadi Menteri Kehakiman dalam Kabinet Sjahrir II dan Sjahrir III. Dalam kabinet Sjahrir III, Soewandi menjabat Menteri Pendidikan dan Pengajaran. Saat itu ia menggagas sistem ejaan yang kemudian dikenal dengan nama sistem Ejaan Soewandi atau dikenal juga sebagai sistem Ejaan Republik Indonesia. Ejaan Soewandi menggantikan Ejaan van Ophuijsen pada 19 Maret 1947 dan berlaku selama 25 tahun sebelum diganti oleh pemerintah Orde Baru dengan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD) pada bulan Agustus 1972.



Ali Sastroamidjojo SH -

 

Active Image

 

 

Ali Sastroamidjojo SH (Grabag, Jawa Tengah, 21 Mei 1903 - Jakarta, 13 Maret 1976). Ia adalah tokoh politik, pemerintahan, dan nasionalis. Ia mendapatkan gelar Meester in de Raechten (sarjana hukum) dari Universitas Leiden, Belanda pada tahun 1927. Ia juga adalah Perdana Menteri Indonesia ke-8 yang sempat dua kali menjabat pada periode 1953-1955 (Kabinet Ali Sastroamidjojo I) dan 1956-1957 (Kabinet Ali Sastroamidjojo II).

Selain itu, Ali juga sempat menjabat sebagai Wakil Menteri Penerangan pada Kabinet Presidensial I, Menteri Pengajaran pada Kabinet Amir Sjarifuddin I, Amir Sjarifuddin II, serta Hatta I, dan Wakil Ketua MPRS pada Kabinet Kerja III, Kerja IV, Dwikora I, dan Dwikora II.



Mohammad Yamin -

Active Image

Mohammad Yamin Merupakan menteri pendidikan dari 30 Juli 1953  s/d 12 Agustus 1955. Mohammad Yamin menjabat Menteri Pendidikan pada era kabinet Ali Sastroamidjojo I.

 

Dilahirkan di Kota Sawahlunto, Sumatera Barat, Yamin memulakan karir sebagai seorang penulis pada dasawarsa1920-an semasa puisi Indonesia mengalami romantisisme yang hebat. Karya-karya pertamanya ditulis dalam bahasa Melayu dalam jurnal Jong Sumatera,  sebuah jurnal berbahasa Belanda, pada tahun 1920. Karya-karyanya yang awal masih terikat kepada kata-kata basi bahasa Melayu Klasik.



Home arrow Berita arrow Dosen dan Mahasiswa Berprestasi Tingkat Nasional 2008


Dosen dan Mahasiswa Berprestasi Tingkat Nasional 2008 PDF Cetak E-mail
Ditulis oleh Irwandi   
Tuesday, 19 August 2008
Sebanyak 30 Finalis, dosen dan mahasiswa, selama lima hari, 13 s/d 18 Agustus kemarin  berkompetisi untuk menjadi dosen dan mahasiswa  berprestasi (Dospres dan Mawapres)  terbaik di tingkat nasional untuk tahun 2008. Masing-masing, dosen dan mahasiswa berbagi sama banyak dalam jumlah peserta, yaitu sebanyak 15 peserta (total 30 peserta).  Sebelum sampai pada tahap final, dalam seleksi awal dospres diikuti oleh 68 perguruan tinggi (42 PTN dan 26 PTS). Sementara itu untuk  mawapres diikuti oleh 66 perguruan tinggi (41 PTN dan 25 PTS).

Dari kompetisi yang telah berlangsung akhirnya didapatkan para pemuncak, terbaik satu sampai tiga dari dospres dan mawapres. Pemenang Dospres, secara berurutan dari juara satu sampai tiga diraih oleh Prof. Dr.Edy Tri Baskoro dari Institut Teknologi Bandung (ITB); Dr. Ir. Rizaldi Boer, MAgr dari Institut Pertanian Bogor (IPB); Prof. Drs.Mudasir, M.Eng, Ph.D dari Universitas Gadjah Mada (UGM). Sementara itu dari Mawapres pemucnak terbaik secara berurutan dari peringkat satu sampai tiga diraih oleh Dordia Anindita Rotinsulu dari Institut Pertanian Bogor (IPB); Mahardhika S. Sadjad dari Universitas Indonesia (UI); Aditya Darmasurya dari Universitas Sebelas Maret.
Para juara mendapatkan hadiah dari dikti dan hadiah tambahan dari Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan Sampoerna. Untuk Dospres juara I total mendapatkan hadiah  tigapuluh tiga juta rupiah tambah  laptop, Juara II menerima dua puluh lima juta lima ratus ribu rupiah tambah  laptop; juara III menerima total dua puluh juta lima ratus ribu rupiah tambah laptop. Juara IV dan V mendapatkan printer. Dan masing-masing finalis mendapatkan tujuh juta lima ratus ribu rupiah

Untuk mawapres juara I secara total mendapatkan hadiah dua puluh empat juta rupiah; Juara II total hadiahnya tujuh belas juta rupiah dan juara III mendapatkan dua belas juta lima ratus ribu rupiah. Dan masing-masing finalis mawapres juga mendapatkan hadiah sebanyak lima juta rupiah.

Pemilihan dosen dan mahasiswa berprestasi nasional ini merupakan salah satu modalitas untuk menfasilitasi dan memotivasi sivitas akademika agar lebih terpacu  untuk selalu produktif dalam melahirkan karya, inovasi, invensi yang relevan bagi kehidupan Negara dan bangsa Indonesia. Sangat diharapkan juga dari kegiatan ini akan terjadi  proliferasi publikasi Internasional perguruan tinggi Indonesia yang hingga saat ini masih jauh dari harapan.

Dirjen Dikti, dr. Fasli Jalal, Ph.D, menyampaikan kepada peserta Mahasiswa berprestasi dan dosen berprestasi agar menjadikan pencapaian ini menjadi sebuah sejarah perjalanan. Kata dirjen yang dulu juga pernah menjadi mahasiswa teladan nasional ini, pengalaman ini bisa menjadi modal untuk melangkah lebih baik lagi pada masa-masa yang akan datang. Tunjukkan prestasi di segala bidang kehidupan, semangat dirjen. Jangan pernah berhenti. Untuk itu Dirjen meminta agar setelah ini para finalis dospres dan mawapres terus meneliti dan menulis, serta terlibat dalam hibah penelitian  Dikti.

Dan di dalam tahap final yang telah diikuti ini, para dosen mengikuti dua kategori kegiatan, yaitu presentasi karya tulis dan penilaian kepribadian. Sementara itu, para mahasiswa  mengikuti empat rangkaian kegiatan dan penilaian, yaitu presentasi karya tulis ilmiah; tes/penilaian bahasa Inggris; Penilaian/wawancara kegiatan ekstrakurikuler; dan penilaian kepribadian.

Para finalis yang ikut dalam ajang pemilihan dosen dan mahasiswa berprestasi tingkat nasional ini berasal dari perguruan tinggi-perguruan tinggi terbaik di Nusantara. Dari finalis dospres, mereka adalah Akhmad Sabarudin, Dr,Sc dari Universitas Brawijaya; Dr.Ir.Rizaldi Boer, M.Sc dari Institut Pertanian Bogor; Dr. Ir. Slamet Imam Wahyudi, DEA dari Universitas Islam Sultan Agung; Dr. Istadi, ST, MT dari Universitas Dipenogoro; Dr. Andreas Lako dari Universitas Katolik Soegijapranata Semarang; Dr. Eng Gunawarman, MT dari Universitas Andalas Padang; Dr. Ferdy S. Rondonuwu, S.Pd. M.Sc dari Universitas Kristen Satya Wacana; Dr. I Nyoman Budiana, SH, M.Si dari Universitas pendidikan nasional Denpasar; Dr. Ir. Noor  Harini, MS dari Universitas Mumahammadiyah Malang; Drs. I Made Sutajaya, M.Kes dari Universitas Pendidikan Ganesha; Matheus Wasi Bantolo, S.Sn, M.Sn dari Institut Seni Surakarta; Prof. Dr. Er.nat Rosari Saleh dari Universitas Indonesia (UI); Prof. Dr. Ir. Abu Bakar Tawali dari Universitas Hasanuddin; dan Prof. Drs. Mudasir, M.Eng, Ph.D dari Univertisa Gadjah Mada.

Sementara itu dari finalis mawapres, mereka adalah Aditya Damasurya dari Universitas Sebelas Maret; Ali Taqwim dari Universitas Jember; Ari Wibowo dari Unversitas Islam Indonesia; Dordia Anindita Rotinsulu; Fidia Lestariningsih dari Universitas Negeri Malang; Intan Rawit Sapanti dari universitas Ahmad Dahlan; Iswahyudi dari Universitas Dian Nuswantoro Semarang; Mahardika S. Sadjad dari Universitas Indonesia; Anindya Candra Raharja dari Universita Negeri Semarang; Ragil Nur Rosyadi dari universitas Airlangga; Rahman Purwahida dari Universitas Negeri Yogyakarta; Rakhmadhanyta Mariantisna dari Universitas Udayana; Resti Afiadinie dari Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya; Suwanto dari Universitas Sumatera Utara; Syarifaniati Miranda Agustina dari Universitas Sultan Agung Semarang.

Semoga terus berprestasi
By Irwandi

Recommend this article...

Komentar (9)add comment
...
Penulis : malacanang , August 19, 2008

yang diseleksi berdasarkan arsip-arsip yang telah dikerjakan. tanpa adanya test langsung, rasanya kurang fair....... mengapa dikti tidak memberi kabar peserta yang mengajukan dospres tapi tidak terpilih. ah kebiasaan juga rupanya. kabari saya supaya tidak harap-harap cemas.

...
Penulis : I GL Bagus Eratodi , August 20, 2008

Sukses terus buat suhu saya, Bapak Budiana selamat, selamat dan selamat... Bapak telah mengharumkan nama baik UNDIKNAS Denpasar di tk. nasional. (gus Todi & keluarga)

...
Penulis : Dodo , August 20, 2008

Pak saya mahasiswa Universitas Widyatama Bandung. Seandainya saya ingin ikut serta dalam kompetisi ini caranya bagaimana???. Trims

...
Penulis : Zul , August 20, 2008

Mudah-mudahan pemilihan Dospres dan Mawapres tahun ini tidak seperti ketika saya ikut finalis tempo hari. Kami 30 finalis nggak diajak ke Istana Negara, padahal kami finalis Dosen dan Mahasiswa (masing-masing 15). Sementara finalis Guru TK, SD, SMP dan SMA berprestasi ikut upacara bendera di Istana Negara. Kayaknya panitia tingkat TK - SMA lebih profesional daripada panitia di DIKTI. Malah kami yang sudah gaek-gaek dibawa jalan-jalan ke Dufan (mungkin dikirain masih anak-anak yaaaaa ...... Kaciaaaaan deh lu. Selamat buat Dospres dan Mawapres, semoga terus berprestasi. Tq.

...
Penulis : Toto , August 20, 2008

milih dospres itu gimana sih? di tempat saya kok rasanya aneh. kesannya ada warna "like and dislike". dosen 7 tahun gak naik pangkat, setelah berniat naik pangkat ternyata kumnya di bidang penelitian cuma 17, 2 tahun lalu diberi penghargaan dospres. kemudian, dosen kuliah s2 tesisnya yang wajib direvisi sampai sekarang gak selesai-selesai malah ijasahnya s2 sudah diberikan, sdh dipakai ndaftar s3 di ugm 2 tahun lalu, juga mendapat penghargaan dospres tahun lalu. Gimana sih ini? Mungkin dikti perlu sosialisasikan tatacara, standard dan sistem pemilihan dospres secara terbuka. biar tidak ada ruang bagi warna-warna "like and dislike".

...
Penulis : Abdullah , August 21, 2008

Sabar aja Pak, bagi saya semua dosen itu berprestasi, apalagi yang mampu bermanfaat buat masyarakat (khususnya mahasiswa yang dididiknya). Dosen itu pekerjaan ibadah, biarlah Tuhan yang memberi predikat itu kelak.

...
Penulis : Anny Sulaswatty , August 21, 2008

Selamat buat dospres 2008, Pak Edy, Pak Rizal dan yang lainnya, semoga dapat meningkatkan pengembangan dan menyebarluaskan ilmunya pada generasi muda kita sehingga kita dapat mendongkrak index daya saing kita di kancah internasional. Tentunya tidak hanya ilmu murninya namun berikut hasil2 temuannya kearah hilir riset iptek sangat dinantikan oleh kita semua.

...
Penulis : Wong Cilik , August 21, 2008

Selamat bagi yang menang, tapi bagi bapak ibu dosen yang belum berprestasi tetaplah terus berkarya dan mengabdi, poekerjaan anda sangat mulia dan pahalanya besar, sepanjang anda ikhlas menjalani.

...
Penulis : Zoro , August 21, 2008

Untuk Sdr. Dodo
Universitas Widyatama, Bandung
Apabila saudara ingin ikut dalam Pemilihan Mahasiswa Berprestasi Tkt. Nasional dapat diusulkan oleh setelah PT Saudara setelah melalui seleksi tingkat Perguruan Tinggi ke Kopertis Wil. IV Bandung untuk diikutkan ke Tingkat Finalis dan selanjutnya ke Final. Usulan sudah rarus masuk pada bulan awal Juli. Tks



Tulis Komentar
 

busy
 
Berikutnya >
Advertisement