From: Resha <m_resha@yahoo.com>

Subject: Puisi PGRI

To: forum-dcc@yahoogroups.com ...snip... com, rhiza@unhas.ac.id

Cc: wahwahyudi@yahoo.com ...snip... debby@prodia.co.id

 

Berikut ini puisi yang disampaikan Prof. Winarno pada saat

peringatan HUT PGRI di senayan, yang sempat membuat Jusuf Kalla

'Marah'.

 

---------------------------------------------------------------

 

"KAPAN SEKOLAH KAMI LEBIH BAIK DARI KANDANG AYAM"

oleh Prof. Winarno Surahman.

 

"Tanpa sebuah kepalsuan, guru artinya ibadah.

Tanpa sebuah kemunafikan,

Semua guru berikrar mengabdi kemanusiaan.

Tetapi dunianya ternyata tuli. Setuli batu.

Tidak berhati.

 

Otonominya, kompetensinya, profesinya

hanya sepuhan pembungkus rasa getir,"

 

"Bolehkan kami bertanya,

apakah artinya bertugas mulia

ketika kami hanya terpinggirkan

tanpa ditanya, tanpa disapa?

Kapan sekolah kami lebih baik dari kandang ayam?

Kapan pengetahuan kami bukan ilmu kadaluarsa?

Mungkinkah berharap yang terbaik dalam kondisi yang terburuk?"

 

"Ketika semua orang menangis,

kenapa kami harus tetap tertawa?

Kenapa ketika orang kekenyangan,

kami harus tetap kelaparan?

Bolehkah kami bermimpi di dengar

ketika berbicara?

Dihargai layaknya manusia?

Tidak dihalau ketika bertanya?

Tidak mungkin berharap

dalam kondisi terburuk,"

 

"Sejuta batu nisan guru tua yang terlupakan oleh sejarah.

Terbaca torehan darah kering: Di sini berbaring seorang guru semampu membaca

buku usang sambil belajar menahan lapar.

Hidup sebulan dengan gaji sehari.

Itulah nisan tua sejuta guru tua yang terlupakan oleh sejarah,"

 

---> sampai sini, berikutnya puisi pak Guru juga

 

Guru kreatif tak pernah tua

Dengan kepandaian dan kemampuannya

mestinya Pak Guru akan bisa mendapatkan

semua yang seharusnya dia dapatkan

Dengan putar otak sedikit mestinya bisa kaya

Kaya imaginasi paling tidak, ke ke ke..

 

Salam,

Pak Guru