MATERI TARBIYAH
ABDULLAH BIN ABBAS



Bismillah Walhamdulillah Was Salaatu Was Salaam 'ala Rasulillah
Number: isnet/7; Att: is-mod, is-lam

Nomor: tarbiyah/26jul94/342
Bismillaahirrahmaanirrahiim




                          ABDULLAH BIN ABBAS
                 Lisannya bertanya, Qalbunya mencerna

  Di  antara  sahabat-sahabat RasuluLlah SAW,  terdapat  beberapa
sahabat  kecil  yang ketika melafadzkan syahadat  mereka  berusia
sangat  muda,  atau ketika mereka dilahirkan, ayah  bunda  mereka
telah muslim. Perhatian RasuluLlah SAW kepada para sahabat  cilik
ini,  tidak berbeda dengan sahabat-sahabat yang  lainnya.  Bahkan
beliau  sangat  memperhatikan mereka dan meluangkan  waktu  untuk
bermain, bicara dan menasehati mereka.

   AbduLlah   bin Abbas (Ibnu Abbas) adalah salah  satu  kelompok
sahabat junior ini. Beliau dilahirkan tiga tahun sebelum  hijrah.
Semenjak  kecilnya, beliau sudah menunjukkan kecerdasan  dan  ke
sungguhannya terhadap suatu masalah. RasuluLlah mengetahui poten
si  besar  yang  ada pada anak muda ini,  seperti  halnya  beliau
melihat  potensi  yang  sama pada Ali bin Abi  Thalib,  Zaid  bin
Haritsah dan sahabat-sahabat cilik lainnya.

    RasuluLlah SAW sering terlihat berdua bersama si kecil AbduL
lah  bin Abbas. Suatu ketika, misalnya, RasuluLlah  SAW  mengajak
Ibnu  Abbas  RA berjalan-jalan  seraya  menyampaikan  tarbiyahnya
kepada pemuda cilik ini:

    "Ya  ghulam,  maukah engkau   mendengarkan  beberapa  kalimat
yang     sangat  berguna?

Jagalah ALlah SWT (ajaran-ajaranNya),  maka engkau    akan menda
patkanNya selalu menjagamu. Jagalah ALlah SWT    (larangan-laran
ganNya), maka engkau akan mendapatkanNya selalu dekat di hadapan
mu. Kenalilah ALlah dalam sukamu, maka ALlah akan     mengenalimu
dalam dukamu. Bila engkau meminta, mintalah kepada   ALlah.  Jika
engkau memerlukan pertolongan, mohonkanlah kepada   ALlah.  Semua
hal (yang terjadi denganmu) telah selesai ditulis.    Ketahuilah,
seandainya  semua makhluk bersepakat untuk  membantumu     dengan
apa  yang tidak ditaqdirkan ALlah untukmu, mereka  tidak     akan
mampu membantumu. Atau bila mereka berkonspirasi untuk    mengha
langi  engkau mendapatkan apa yang ditaqdirkan untukmu,    mereka
juga tidak akan dapat melakukannya. Semua aktifitasmu   kerjakan
lah dengan keyakinan dan keikhlasan. Ketahuilah, bahwa   bersabar
dalam  musibah  itu akan memberikan hasil  positif;  dan    bahwa
kemenangan  itu dicapai dengan kesabaran; dan bahwa    kesuksesan
itu  sering  dilalui lewat tribulasi; dan bahwa    kemudahan  itu
tiba setelah kesulitan.
                          [Hadist Riwayat Ahmad, Hakim, Tirmidzi]

    Demikianlah  rangkaian  prinsip aqidah, ilmu dan  'amal  yang
manakah hasil tarbiyah RasuluLlah itu? AbduLlah bin Abbas  tumbuh
menjadi  seorang  muslim yang penuh inisiatif, haus  ilmu,  dekat
dengan ALlah dan Rasul-Nya.

    Suatu  ketika,  Ibnu Abbas ingin mengetahui  secara  langsung
bagaimana cara RasuluLlah shalat. Untuk itu, ia sengaja  menginap
di  rumah bibinya: ummahatul mu'minin, Maimunah  bint  al-Harist.
Ketika  itu ia melihat RasuluLlah bangun tengah malam  dan  pergi
berwudhu. Dengan sigap Ibnu Abbas membawakan air untuk  berwudhu,
dengan  demikian  ia dapat melihat sendiri  bagaimana  RasuluLlah
berwudhu. RasuluLlah - sang murobbi agung itu - tidak  menyepele
kan  hal  ini, beliau mengelus dengan lembut kepala  Ibnu  Abbas,
seraya  mendo'akan:  "Ya  ALlah, faqih-kanlah  ia  dalam  perkara
agama-Mu, dan ajarilah ia tafsir Kitab-Mu."

    Kemudian RasuluLlah berdiri untuk sholat lail yang  dimakmumi
oleh  isteri beliau, Maimunah. Ibnu Abbas tak tinggal  diam,  dia
segera  berdiri  di belakang RasuluLlah  SAW;  tetapi  RasuluLlah
kemudian  menariknya agar ia berdiri sedikit berjajar  dengannya.
Ibnu Abbas berdiri sejajar dengan RasuluLlah, tetapi kemudian  ia
mundur  lagi ke shaf belakang. Seusai sholat, RasuluLlah  memper
tanyakan sikap Ibnu Abbas ini, dan dijawab oleh Ibnu Abbas  bahwa
rasanya tak pantas dirinya berdiri sejajar dengan seorang  Utusan
ALlah  SWT. RasuluLlah ternyata tidak memarahinya, bahkan  beliau
mengulangi do'anya ketika berwudhu tadi.

    Ketika Ibnu Abbas berusia 13 tahun, RasuluLlah wafat.  Beliau
sangat merasa kehilangan. Tapi hal ini tidak menjadikannya berse
dih  atau lemah. Dengan segera ia mengajak teman sebayanya  untuk
bertanya  dan  belajar pada sahabat-sahabat senior  mengenai  apa
saja yang berkenaan dengan RasuluLlah dan ajaran al-Islam. Logika
Ibnu  Abbas, saat itu mengatakan bahwa para sahabat masih  berada
di  Madinah,  inilah kesempatan terbaik untuk  menimba  ilmu  dan
informasi  dari mereka, sebelum mereka berpencaran  ke  kota-kota
lain  atau sebelum mereka wafat. Namun sayang, ajakan  ini  tidak
ditanggapi  oleh rekan-rekan sebayanya, karena  mereka  rata-rata
beranggapan  bahwa para sahabat senior tidak  akan  memperhatikan
pertanyaan anak-anak kecil macam mereka.

    Ibnu  Abbas tak patah arang. Beliau sendiri  mendatangi  para
sahabat  yang  diperkirakan  mengetahui apa saja  yang  ingin  ia
tanyakan. Dengan sabar, beliau menunggu para sahabat pulang  dari
kerja keseharian atau da'wahnya. Bahkan kalau sahabat tadi kebet
ulan  sedang  berisitirahat, Ibnu Abbas dengan sabar  menanti  di
depan pintu rumahnya, hingga tertidur, tergolek beralaskan pakai
annya. Tentu saja para sahabat terkejut menemui Ibnu Abbas terti
dur di muka rumahnya, "Oh keponakan RasuluLlah, ada apa gerangan?
Kenapa  tidak  kami saja yang datang menemuimu, bila  engkau  ada
keperluan?"  "Tidak,"kata Ibnu Abbas, "sayalah yang harus  datang
menemui anda."

    Demikianlah  masa  kecil Ibnu Abbas.  Bagaimana  dengan  masa
dewasanya?

beliau katakan sebagai seorang muda yang berwawasan dewasa,  yang
lisannya  selalu bertanya dan qalbunya selalu mencerna. Umar  bin
Khattab  selalu  mengundang Ibnu Abbas  dalam  majelis  syuro'nya
dengan beberapa sahabat senior, dan beliau selalu berkata  kepada
Ibnu  Abbas  agar ia tidak perlu sungkan  menyampaikan  pendapat.
Inilah  bentuk  tarbiyah  lain yang diperoleh  oleh  Ibnu  Abbas,
dengan selalu berada dalam kalangan sahabat senior.

     Dalam  masa kekhalifahan Utsman bin Affan RA, beliau  berga
bung  dengan pasukan muslimin yang berekspedisi ke Afrika  Utara,
di  bawah pimpinan AbduLlah bin Abi-Sarh. Beliau  terlibat  dalam
pertempuran  dan juga dalam da'wah di sana. Di masa  pemerintahan
Ali  bin  Abi Thalib RA, Ibnu Abbas mengajukan  permohonan  untuk
menemui  dan berda'wah kepada kaum Khawarij. Melalui  dialog  dan
diskusinya  yang  intens,  sekitar 12.000  dari  16.000  khawarij
bertaubat dan kembali kepada ajaran Islam yang benar.

    AbduLlah bin Abbas, yang muda yang ulama, wafat dalam usia 71
tahun pada tahun 68H. Sahabat Abu Hurairah RA, berkata "Hari  ini
telah  wafat  Ulama Ummat. Semoga ALlah SWT  berkenan  memberikan
pengganti AbduLlah bin Abbas."

                        **************
Wassalamu'alaikum
abu akhyar
keyword: profil, ibnu abbas


------------
tarbiyah@isnet.org



Rancangan KTPDI. Hak cipta © dicadangkan.