MATERI TARBIYAH
HAQ FITRI MANUSIA



Bismillah Walhamdulillah Was Salaatu Was Salaam 'ala Rasulillah
Number: isnet/122; Att: is-mod, is-lam

Nomor: tarbiyah/25jul94/291
Bismillaahirrahmaanirrahiim



Assalamu'alaikum wr.wb.


                    HAQ FITRI MANUSIA

   Hak-hak,  fitrah manusia, sendiri sebagaimana dirumuskan  para
fuqaha meliputi lima hal;
      1. Din
      2. Jiwa
      3. Akal
      4. Harga diri
      5. Cinta

   Secara  fitri,   manusia seperti  juga  makhluk-makhluk  Allah
lainnya,  adalah  dalam keadaan Islam, tunduk patuh  pada  aturan
Khalik  Rabbul alamin. Jiwa yang bersih dan suci  manusia  berhak
akan dinullah. Jiwa yang bersih dan suci condong pada  kebenaran,
hanif.  Karenanya petunjuk tentang kebenaran, jalan  yang  lurus,
merupakan  hak fitri manusia. Dalam jalan ini saja  manusia  akan
sampai  pada tujuannya (ridla Allah). Karena tidaklah  diciptakan
manusia kecuali untuk menjadi hamba Allah di bumi, untuk  menjadi
khalifah, membesarkan dan menegakkan kalimat Allah di bumi, untuk
beribadah. Hanya dalam jalan ini saja, manusia akan dapat memain
kan peran sebagaimana yang telah digariskan oleh Khaliknya,  Rabb
manusia.  Hanya  dalam jalan ini saja manusia  akan  selamat  dan
mendapat  kemenangan. Karenanya manusia mempunyai hak akan  jalan
ini, din ini, dan hak ini datang dari Penciptanya.

   Tanpa   din manusia akan kacau, tak terarah, akan  jatuh  pada
tingkat sekualitas hewan. Tanpa din manusia akan saling  mengham
bakan diri, saling menguasai. Karenanya din adalah hak fitri yang
mesti ditegakkan dalam diri manusia, baik sebagai makhluk pribadi
maupun  sosial. Dan pembangunan tidak lain dari upaya  menyiapkan
apa-apa  yang  mesti disiapkan, untuk menegakkan  dinullah  dalam
kalbu  manusia,  untuk  memberikan hak fitri  manusia  akan  din.
Lengkapnya.  pembangunan adalah proses  menegakkan,  menyuburkan,
memelihara,  dan mempertahankan dinullah, fitrah  utama  manusia,
dalam gelora kalbu insani.

   Secara  fitri,   manusia berhak akan  jiwa.  Karenanya  sangat
besar  dosa  seorang muslim yang  menumpahkan  darah  saudaranya.
Tanpa  jiwa manusia tidak lagi berwujud manusia.  Untuk  memenuhi
hak  sekaligus  kewajiban menjadi khalifah di bumi,  untuk  dapat
mengabdi kepada Rabb, untuk dapat menegakkan risalah Islam  dalam
dada  manusia, serta melaksanakan tindakan lain  sebagai  makhluk
Allah,  maka secara fitri jiwa atau ruh adalah prasyarat dan  hak
bagi  manusia. Jiwa demikian berharga bagi manusia dan  menempati
berharga ketimbang hidup dalam kekafiran tanpa din. Dengan  demi
kian,  maka  pembangunan  mestilah  memelihara,  melindungi,  dan
mempertahankan  jiwa  manusia, agar jiwa ini tetap  pekat  dengan
dinullah.

   Secara  fitri manusia berhak akan akal. Tanpa akal manusia tak
akan  lebih baik dari robot. Untuk dapat mengatasi berbagai  per
soalan  sehubungan  dengan pengabdian  kepada  Allah,  sehubungan
dengan penegakkan kalimah tauhid, dalam rangka pengibaran bendera
Allah di bumi, maka akal adalah alat, hak, dan karunia Allah yang
besar  bagi manusia. Dinullah sendiri perintah dan petunjuk  bagi
manusia yang berakal. Hanya manusia yang berakal saja yang  dapat
mengambil  pelajaran  dari  penciptaan  langit  dan  bumi.  Hanya
orang-orang  yang berakal saja yang akan mengetahui  bahwa  Islam
adalah  jalan hidup yang benar dan membawa keselamatan  sementara
ajaran  lain akan membawa penyesalan. Karenanya  Islam  menentang
pengrusakan akal melalui alkohol atau narkotika. Islam pun menen
tang pendewaan akal, rasionalisme yang melecehkan dinullah. Islam
pun  menentang  pengrusakan  akal dalam  makna  intelek,  melalui
pengembangan konsep-konsep yang bertentangan dan menentang dinul
lah.

   Dengan  demikian pembangunan mestilah memelihara,  melindungi,
dan  mempertahankan akal manusia, sehingga kualitas  ibadah/peng
hambaan dapat dipertahankan atau ditingkatkan. Pembangunan mesti
lah  memberikan  ilmu yang hak (al Qur'an) pada akal,  dan  hanya
mengisi akal dengan ilmu yang shahih. Pembangunan mesti  mengisi,
melatih,  dan  memelihara  akal manusia  agar  hasilnya  (fikrah)
adalah  fikrah  yang  Islami, pikiran yang  membela  Islam,  yang
membesarkan  Islam, bukan sebaliknya. Pembangunan  yang  demikian
akan  menangkal  rembesan konsep-konsep toghut masuk  dalam  jiwa
manusia  muslim. Maka akal manusia akan optimal dalam  pengabdian
dan perjuangan di jalan Rabbnya.

   Manusia   secara fitri berhak akan keturunan yang baik.  Ketu
runan  yang shaleh akan membawa izzah (kebanggaan),  harga  diri.
Karenanya pembangunan mestilah melindungi dan memlihara keturunan
manusia,  sehingga regenerasi dapat berjalan dalam kebaikan  atau
malah  meningkat. pembangunan mesti menembus dimensi  waktu,  dan
memperhatikan  masa  depan manusia melalui  keturunannya.  Karena
melalui  penerusan pada keturunan dinullah dapat  bersambung  dan
terpelihara.  Bila  tidak maka Islam hanya akan jaya  dalam  satu
periode  saja,  dinullah  hanya berperan dalam  satu  masa  saja,
padahal Islam menembus dimensi waktu, dan penghambaan kepada Rabb
tak berhenti sampai waktu yang ditetapkan oleh Rabb saja.

   Seperti   juga hak akan akal, manusia pun secara fitri  berhak
akan  cinta; cinta pada anak, istri, persaudaraan, materi.  Allah
menumbuhkan rasa cinta ini dalam jiwa manusia. melalui rasa cinta
setipa hubungan dapat berjalan dengan harmonis dan mesra, kewaji
ban  pun dengan ringan dapat dilaksanakan. Cinta akan  Allah  dan
cinta  akan jihad fisabilillah sudah barang tentu melandasi  rasa
cinta  manusia. Dengan demikian maka pembangunan pada  hakekatnya
adalah  memelihara,  memupuk, dan membentengi cinta  dalam  kalbu
pelaksanaan  tugas-tugas penghambaan kepada Allah; sehingga  rasa
cinta ini menempati posisi yang tepat.

   Sampai  disini terlihat betapa Islam berbeda dalam  menanggapi
issue  pembangunan.  Karena Islam  mempunyai  konsep  tersendiri,
yakni  pembangunan manusia, penegakkan fitrah  manusiawi.  Dengan
demikian  parameter untuk menilai keberhasilan pembangunan  dalam
Islam  pun akan berbeda. Masalahnya adalah  bagaimana  mewujudkan
semua  ini. Kalau Barat melirik Islam, kita tidak  perlu  percaya
bahwa  mereka  akan  menjadikan Islam  sebagai  konteks,  apalagi
berbangga diri. Karena jelas Islam menganjurkan curiga dan berbu
ruk sangka terhadap kaum yang kafir, Allah Maha Tahu rahasia hati
mereka.  Penegakkan Islam di bumi tidak mungkin  diserahkan  pada
Barat,  tapi  pada diri kita sendiri, pada umat  sendiri.  Selama
kita  masih mengambil konsep-konsep yang bukan khas diri,  diluar
jati  diri, apalagi dengan hanya menjadikan Islam sebagai  etika,
untuk kepentingan pembangunan umat, maka pembangunan itu hanyalah
akan  menjauhkan umat dari tujuannya--mencari ridla Allah,  bukan
membawa keselamatan namun membawa kemudlaratan. Pembangunan  bagi
Islam, hanyalah pembangunan manusia, pembangunan umat, menegakkan
khalifah  Allah di bumi, menegakkan fitrah manusia,  dengan  cara
yang dicontohkan tauhidul uswah, rasulullah Muhammad.

Wallahu'alam bissawab
abu zahra

keywords: pembangunan manusia, fitrah manusiawi, dinullah.



------------
tarbiyah@isnet.org



Rancangan KTPDI. Hak cipta © dicadangkan.