MATERI TARBIYAH
KEBANGGAAN IMAN



Bismillah Walhamdulillah Was Salaatu Was Salaam 'ala Rasulillah
Number: isnet/126; Att: is-mod, is-lam

Nomor: tarbiyah/26jul94/348
Bismillaahirrahmaanirrahiim


Assalamu'alaikum wr.wb.



                        KEBANGGAAN IMAN

        Jangan kamu merasa hina dan susah,
        kamu adalah orang-orang yang LEBIH TINGGI
        kalau sekiranya kamu benar-benar BERIMAN
        (Al Imran : 139)


   Cermin kondisi umat masa kini adalah cermin retak, dimana hampir
di setiap lapangan kehidupan, baik fisik-militer, budaya-ilmu penge-
tahuan, dan sosial-ekonomi, ummat Islam tertinggal jauh dari kaum
yang kafir; ummat di hari ini kalah bukan saja di lapangan mate-
rial, tetapi juga dalam lapangan mental-spiritual. Ummat Islam
terinjak dan terhinakan. Demokrasi, keadilan, persamaan hak,
sudah menjadi kata kosong yang terlucuti maknanya, manakala
dituntut oleh ummat Islam. Lalu, apakah izzah (kehormatan) masih
dimiliki ummat ? Apakah saja'ah (keberanian) dapat dibangkitkan
dalam menghadapi tekanan di sana-sini ? Atau hati kecil kita akan
berkata, bahwa Allah sudah tidak mau lagi menggembirakan orang-
orang beriman, Allah tidak suka lagi menolong kaum yang berserah
diri, dan Allah sudah tidak lagi menepati janji-Nya ? Masyaallah,
audzubilah min'zalik, kalau ada sebutir zarah dalam kalbu yang
berisi dugaan toghut semacam itu. Inferioritas, rasa minder dan
frustasi telah mengantarkan manusia pada banyak dugaan dan sang-
ka, padahal sebagian sangka itu adalah dosa.

   Allah tidak akan menyalahi janji-Nya, namun kebanyakan manusia
tidak mengetahuinya ( Ruum: 6 ). Janji Allah pasti datang kalau
manusia mengetahui. Apa yang mesti diketahui ? Yakni prasyarat
bagi terlaksananya janji Allah.

   Kalau ummat terdahulu digembirakan dan ditolong Allah, hal itu
tidak lain karena mereka patuh, karena semangat penghambaan telah
kental dalam kalbu mereka, hati mereka telah pekat dalam warna
tunggal sibghatullah. Karena kepatuhan itulah Allah menjadikan
mereka ummat terbaik, ummat yang tinggi ketimbang ummat-ummat
yang lain.

   Ummat di hari ini menjadi kalah, terhina adalah karena tidak
lagi memiliki izzah, kebanggaan kepada dirinya, pada jati diri
yang kental. Bandingkan dengan kegagahan Rubaya ketika menghadapi
Panglima Rustum dari kerajaan Persia, yang mewah dan berlimang
kekuasaan. Dengan lantang dan tegas Rubaya mengajukan alternatif
Islam, meski dia dengan penampilan yang sederhana sementara
Rustum dengan seperangkat mahkota. Rubaya merasa bangga dengan
imannya dan keimanan itulah yang mengangkat manusia pada kedudu-
kan tinggi--hanya orang bertaqwa yang kedudukannya tinggi di mata
Allah.

    "Jangan kamu merasa hina dan susah, kamu adalah orang-orang
     yang LEBIH TINGGI kalau sekiranya kamu benar-benar BERIMAN"
                                             ( Al Imran : 139 )

    "Adalah kamu (ummat Islam) itu SEBAIK-BAIKNYA UMMAT yang di-
     tampilkan bagi segenap manusia, dimana kamu    melaksanakan
     amar ma'ruf nahi mungkar, dan kamu BERIMAN kepada Allah"
                                             ( Al Imran : 110  )

Dengan jelas firman Allah melarang ummat Islam untuk berendah
diri dan merasa hina. Apapun kekalahan menimpa baik itu saat
Perang Uhud maupung perang intelektual-material di hari ini,
ummat Islam tidak boleh merasa hina dan terhinakan, karena ummat
Islam LEBIH TINGGI dan merupakan SEBAIK-BAIKNYA UMMAT.

   " Ummat islam lebih tinggi dan sebaik-baiknya ummat ". Ini
adalah statemen Allah, Rabb, Khalik, dan Malik manusia, karenanya
sudah pasti bukan statemen kosong. Allah tidak akan pernah menya-
lahi janji-Nya. ummat Islam berkedudukan tinggi, karena hanya
ummat Islam saja yang mengabdikan diri kepada Allah Yang Terting-
gi dan tidak pada hawa nafsu--artinya ummat Islam saja yang mampu
berjalan di bumi dengan bebas dari ikatan hawa nafsu toghut.
Bukankah budak hawa nafsu sangat rendah kedudukannya ? Hanya
ummat Islam saja yang melaksanakan hukum Allah di bumi, hukum
yang lurus, hukum dari Al Hakim, dan menyingkirkan hukum-hukum
produk manusia dan hawa nafsu. Hanya ummat Islam saja yang menja-
di pemimpin di bumi, khalifah yang adil dan bijaksana, yang tidak
menekan minoritas ketika menjadi mayoritas, yang tidak menekan si
miskin ketika menjadi kaya-raya. Hanya umat Islam saja yang amar
ma'ruf nahi mungkar.

   Nah, mengapa ketinggian posisi ummat Islam itu tidak nampak?
Mengapa keanggunan wajah Islam tidak merealitas, tidak membumi?
Jawabnya karena prasyarat yang Allah maksud belum terpenuhi;
beriman kepada Allah. Akhir dua ayat di atas menyatakan demikian.
Karena hanya dengan keimanan yang murni, tauhidul aqidah, saja
ummat Islam baru dapat membebaskan diri dari hawa nafsu; baru
dapat menegakkan hukum Al Hakim di bumi; baru dapat beramar
ma'ruf nahi mungkar; baru dapat menjadi khalifah fil ardh. Hanya
dengan keimanan yang tangguh sebagaimana generasi pertama, ummat
Islam dapat mengembalikan wajah anggunnya. Tidak ada lain  hanya
dengan kebanggaan iman.

Wallahu'alam bissawab
abu zahra
Keywords: kebanggaan iman, sebaik-baiknya umat






------------
tarbiyah@isnet.org



Rancangan KTPDI. Hak cipta © dicadangkan.