MATERI TARBIYAH
KENDALA IBADAH



Bismillah Walhamdulillah Was Salaatu Was Salaam 'ala Rasulillah
Number: isnet/251; Att: is-mod, is-lam

Nomor: tarbiyah/25jul94/307
Bismillaahirrahmaanirrahiim



                           KENDALA IBADAH
                      (Telaah AdzDzariyaat:56)

       Dan tidak Aku ciptakan jin dan insan,
       melainkan supaya mereka beribadah (mengabdi) kepada-Ku.
                                   (Al-Qur'an AdzDzariyaat:56)

Ikhwan/akhwat fiLlah, assalamu'alaikum

Ayat singkat di atas, sudah sangat kita kenal, dan sangat populer.
Mungkin sudah lebih dari puluhan kali ayat ini dikutip dalam pelbagai
diskusi di IsNet. Kali ini saya hanya ingin me-review kembali ma'na
kata "ibadah" yang merupakan inti ayat di atas.

   Istilah ibadah berasal dari kata "'abdun" yang bermakna abdi, hamba
atau pelayan. Berdasarkan etimologi Islam, maka ibadah berarti suatu
ketundukan, ketaatan atau penyerahan-diri secara mutlak sebagai wujud
dari penghambaan dan pengabdian diri pada ALlah SWT. Ibadah adalah
mengikuti seluruh hukum-hukum ALlah secara total dan utuh sepanjang
hidup. Mengikuti segala apa yang diperintahkan dan menjauhi segala apa
yang dilarang-Nya.

   Menurut Abul 'Ala Maududdi, ibadah dapat pula diartikan sebagai
"Ta'alluh" atau "Tanassuk" yang berarti tata-cara (ritual) penghamba-
an. Atau dengan kata lain, ibadah juga dapat berarti: penyelenggaran
serangkaian pengabdian atau penghambaan kepada sang Khaliq yang maha
kuasa dengan penuh harapan guna memohon jaminan keselamatan dan
perlindungan.

   Ruang lingkup amal ibadah tidaklah sesempit apa yang dipahami
kebanyakan orang dewasa ini. Ibadah tidak hanya terbatas pada
upacara-upacara ritual seperti sholat, zakat dan hajji saja yang
dilakukan tanpa penghayatan yang membekas (atsar). Dengan pemahaman
yang sempit ini, maka sering kali amal perbuatan keseharian, selain
hal-hal di atas, tidak dianggap sebagai amal ibadah. Inilah pemahaman
yang masih banyak melekat-erat pada sebagian besar kaum muslimin.
Pemahaman seperti ini pulalah yang senantiasa diteriakkan oleh kaum
orientalis dan sekularis yang bermaksud hendak menceraikan ummat Islam
dari ajarannya yang sahih.

   Akibat pemahaman yang parsial ini, terjadilah stagnasi dalam
pertumbuhan Islam dan kaum muslimin. Tidak heran kalau amal ibadah
Islami hanya muncul di tempat-tempat atau saat-saat tertentu saja.

   Selanjutnya, menurut Al-Maududdi, ada beberapa perkara yang
menghambat seseorang dalam beribadah kepada ALlah SWT, yaitu:

- Kufur: menolak, mengingkari serta tidak mau mengikuti petunjuk
  Allah SWT. (22:8-9)

- Syirk: mengambil Ilah (sesembahan) selain ALlah SWT (12:106)

- Nifaq: bersikap mendua (ambivalen) (63:1)

- Fasiq: sering melanggar hukum-hukum ALlah, mentolerir serta
  melakukan perbuatan-perbuatan maksiat (59:19)

- Zalim: senantiasa bertindak mengikuti hawa nafsu semata (3:94)

   Mereka yang di dalam dirinya terdapat penyakit-penyakit seperti di
atas, terhalang dari rahmat ILlahi, mereka adalah orang-orang yang
durhaka kepada ALlah Rabbul Izzati, yang telah bergeser dari fungsi
eksistensinya di muka bumi ini dan juga telah menyimpang dari tugas
hidupnya. Mereka adalah pengkhianat yang tak layak mendapat predikat
hamba ALlah, dan hanya azab-lah yang pantas sebagai balasannya.
Sebaliknya, hamba ALlah yang setia, akan menempatkan diri sesuai
dengan missi penciptaan dan eksistensinya. Mereka hidup di bawah
naungan ILlahi. Setiap detak jantung, getar bibir serta ayunan
langkahnya, tidaklah bergerak kecuali di bawah kendali hukum-hukum
ALlah SWT.

   Semoga segala amal kita, seluruh aktifitas keseharian kita,
senantiasa dalam kerangka ibadah dan dalam bertujuan ibadah semata.

Wassalamu'alaikum
abu akhyar
keyword: kendala ibadah, telaah 51:56



------------
tarbiyah@isnet.org



Rancangan KTPDI. Hak cipta © dicadangkan.