MATERI TARBIYAH
KONSEKUENSI-KONSEKUENSI SYAHADATAIN (7)



Bismillah Walhamdulillah Was Salaatu Was Salaam 'ala Rasulillah
Number: isnet/2497; Att: is-mod, is-lam

Nomor: tarbiyah/29oct94/566
Bismillaahirrahmaanirrahiim




                KONSEKUENSI-KONSEKUENSI SYAHADATAIN (7-tamat)

Assalaamu'alaikum Wr. Wb.

Pernyataan "Laa ilaaha illa-Allah" merupakan penerimaan dan janji untuk
mengabdikan diri kepada Allah semata. Kemudian Allah sendiri yang menentukan
bahwa Islam yang mengatur seluruh aspek kehidupan manusia adalah
satu-satunya jalan yang harus ditempuh manusia untuk mengabdi kepada-Nya.
Firman Allah:
        "Sesungguhnya agama (yang diridloi) di sisi Allah hanyalah Islam....
        ......." (QS al-'Imran 3:19). "Barangsiapa mencari agama selain agama
         Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu)
        daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi"
        (QS 3:85).
Oleh karena itu, orang yang memahami 'syahadat-tauhid' ini berarti memahami
bahwa pengabdian kepada Allah adalah dengan mengikuti seluruh petunjuk Allah
yang terkandung dalam agama Islam.

Pernyataan "Muhammadar-Rasuulullaah" merupakan dasar penerimaan dan cara
penghambaan kita kepada Allah dari Muhammad SAW. Allah SWT telah menetapkan
bahwa Rasulullah SAW adalah teladan dalam mengabdi kepada Allah dan
mengikuti petunjuk-Nya. Allah berfirman :
        "Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang
        baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan
        kedatangan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah" (QS al-Ahzab
        33:21).
Maka orang yang memahami 'syahadat-Rasul' ini berarti memahami bahwa
mengikuti jejak langkah Rasulullah SAW adalah cara yang harus ditempuh untuk
mengabdi kepada Allah.

Sikap yang segera tampak dari seorang yang memahami syahadatain adalah
munculnya kegairahan untuk mempelajari dan memahami al-Quran dan as-Sunnah
sebagai sumber aturan mengabdi kepada Allah, lalu mengikuti petunjuk
keduanya. Sebaliknya, orang yang tidak memahami essesi syahadatain
menjadikan al-Quran sebagai syair-syair yang hanya enak dilagukan, tetapi
petunjuknya diabaikan. Kalau untuk mempelajari al-Quran saja malas, apalagi
mempelajari hadits-hadits. Tidak sedikit di kalangan ummat ini yang merasa
cukup memuliakan Rasul-Nya dengan hanya memperingati hari kelahirannya dan
memuja-mujinya, semetara ajara Rasul tidak dipedulikan.

Akhirnya, Allah SWT mengingatkan :
        "Maka ketahuilah (pelajarilah - fa'lam) bahwa sesungguhnya tidak ada
        Tuhan melainkan Allah ("Laa ilaaha illa-Allah") dan mohonlah ampunan
        bagi dosamu dan bagi dosa orang-orang mu'min, laki-laki dan
        perempuan. Dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat
        tinggalmu" (QS Muhammad 47:19)
Semoga Allah SWT memudahkan kita untuk memahami dan mengamalkan
konsekuensi-konsekuensi syahadatain, aamiin ya Rabbal-'aalamiin.

Insya Allah, pada seri berikutnya akan kita bicarakan tentang "Simbolisme
dan Fungsionalisme Shalat".

Wassalaamu'alaikum Wr. Wb.

Muhtar - Aberystwyth UK






------------
tarbiyah@isnet.org



Rancangan KTPDI. Hak cipta © dicadangkan.