MATERI TARBIYAH
PENGERTIAN ILAH DAN LAILAHAILLALLAH



Bismillah Walhamdulillah Was Salaatu Was Salaam 'ala Rasulillah
Number: isnet/2499; Att: is-mod, is-lam

Nomor: tarbiyah/26jul94/339
Bismillaahirrahmaanirrahiim


                     PENGERTIAN ILAH
                   DAN LAILAHAILLALLAH


ILAH

Ilah dalam pengertian sehari-hari adalah tuhan.
Di dalam terminologi Al-Qur'an ilah berarti:

   1. Mahbubun (yang dicintai). Mari kita simak Qs 2:165 :

      "Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-
       tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mencintai
       Allah ..."

      Pada ayat ini disebutkan menyembah dikaitkan dengan mencintai. Jadi
      kalau seseorang mencintai sesuatu (dalam ayat disebutkan andada--
      tandingan-tandingan) sejajar dengan cintanya kepada Allah berarti
      mereka menyembah tandingan-tandingan tersebut. Jadi sangat tegas
      ayat ini, jangankan mencintai sesuatu lebih dari cintanya kepada
      Allah, mensejajarkan cinta itu saja berakibat fatal.  Apakah
      tandingan-tandingan itu? Mari kita simak penjelasannya di Qs 9:24

      "Katakanlah: 'Jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, istri-
       istri kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan; pernia-
       gaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat
       tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai selain Allah
       dan RasulNya dan (dari) berjihad di jalanNya, maka tunggulah
       sampai Allah mendatangkan keputusanNya.' Dan Allah tidak memberi
       petunjuk kepada orang-orang yang fasik."

       Jadi anak, bapak, ibu, saudara, istri/suami, bisnis, rumah dsb
       seperti disebutkan pada ayat diatas dapat menjadi ilah. Oleh
       karena itu Allah mengancam dengan keputusanNya... tunggulah
       tiba saatnya nanti. Betapa Maha Penyayang Allah, memberikan
       kesempatan kepada mahluknya yang mebelakanginya untuk tidak
       segera mendatangkan keputusanNya itu.

       Sesuatu yang dicintai ini sangat penting, karena manusia
       sering terpeleset disini. Misalnya dia lebih mencintai bisnisnya,
       sehingga meninggalkan pensan-pesan Allah, melanggar syariatNya
       dsb. Kita dapat menulislah ilah-ilah lain seperti jabatan,
       kekuasaan, dsb.

       Berdasarkan Qs 9:24 tersebut, tingkatan cinta seorang muslim
       sbb: 1) Allah 2) RasulNya (Nabi Muhammad SAW), 3) jihad
       baru yang lainnya. Kita tidak dilarang mencintai harta,
       istri, anak dll, tetapi cintanya harus dibawah cinta kita
       kepada Allah, RasulNya dan Jihad.


2.  Matbu'un (sesuatu yang dikuuti)

      Mengikuti sesuatu selain dari petunjuk Allah bisa dicap memiliki
      ilah selain Allah. Mari kita simak contohnya dalam Qs 25:43

      "Terangkanlah kepadaku tentang orang-orang yang menjadikan hawa
       nafsunya sebagai tuhannya. Maka apakah kamu dapat menjadi pemeli-
       hara atasnya?"

       Hawanafsu kalau selalu diikuti maka selalu menjurus ke yang
       negatif dan berdasarkan ayat diatas dia kalau seseorang selalu
       mengikuti hawanafsunya, maka hawanafsunya tersebut juga menjadi
       tuhannya.

       Hawanafsu termasuk yang sangat sulit dikendalikan. Dalam kisah
       perang Badar, setelah perang usai, seorang sahabat Rasulullah
       berujar kira-kira "kita telah menyelesaikan perang besar",
       Rasulullah lalu bersabda yang kira-kira perang tersebut kecil,
       perang yang besar adalah perang melawan hawanafsu.

3.  Marhabun (sesuatu yang ditakuti) simak diujung Qs 16:51

      "Allah berfirman: 'Janganlah kamu menyembah dua tuhan; sesungguh
       nya Dialah Tuhan Yang Maha Esa, maka hendaklah kepada-Ku saja
       kamu takut."

       Seorang muslim harus berani, tidak boleh takut kepada siapapun,
       kecuali Allah. Takut disini adalah takut Syar'i (takut dan
       terpaksa menjalankan sesuatu yang bertentangan dengan perintah
       Allah karena sesuatu. Sesuatu bisa beratri manusia, jin atau
       mahluk lain). Takut tabi'i dibolehkan. Misalnya takut dengan
       anjing galak, takut dengan ular berbisa dll.

       (Urusan takut ini pernah dibahas Akhi Riza Sajjad dulu, beberapa
        tahun yang lalu)

       Taqwa dalam arti sempit dapat berarti takut. Takqwa kepada Allah
       bisa berarti luarbiasa takutnya kepada Allah, dilukiskan di
       Al-Qur'an (saya lupa surat dan ayatnya) dengan mendengarkan nama
       Allah hatinya bergetar karena takut. Dengan takut kepada Allah
       otomatis akan melaksanakan segala perintah Allah dan menjauhi
       segala larangannya.

Wassalam,
nabil



------------
tarbiyah@isnet.org



Rancangan KTPDI. Hak cipta © dicadangkan.