![]() |
MATERI TARBIYAH S H I I D D I Q (2) |
Bismillah Walhamdulillah Was Salaatu Was Salaam 'ala Rasulillah Number: isnet/150; Att: is-mod, is-lam Nomor: tarbiyah/10jul94/257 Bismillaahirrahmaanirrahiim Assalamu'alaikum wr.wb. (2 dari 2) 73 baris S H I I D D I Q "Tunaikanlah segala kewajiban kepada Allah, apabila kamu telah berjanji " (An-Nahl:91) "Hai sekalian orang beriman, mengapa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu perbuat. Sungguh besar murka Allah jika kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan" (Ash-Shaf: 3-4) Berlaku shiiddiq kepada Allah adalah PERINTAH, WAJIB untuk dilaksanakan. Berdusta kepada Allah akan mendapat murkaNya, dan murka Allah adalah azab yang pedih. Ridha Allah surga yang indah, maka murka Allah adalah neraka jahanam. Maka se- orang yang beriman tidak akan menbuat Allah menjadi murka, dia tidak akan mengingkari apa yang dia katakan, apa yang dia janjikan kepada Allah. Kita telah bersyahadah, bahkan janji dan sumpah itu kita ulang-ulang setiap shalat. Kita bersumpah setia kepada Allah, bahwa tiada ilah selain Allah: bahwa tiada tuhan, yang mendo- minasi kehidupan kita selain Allah; bahwa tiada yang kita ikuti selain Allah; tiada yang kita cintai selain Allah; bahwa tiada yang kita takuti selain Allah. Kalimat ini kita ulang-ulang dengan kesungguhan. Itu merupakan sumpah dan janji kita kepada Allah Penguasa Jagad Raya, yang jiwa kita ada di tanganNya. Lalu, setelah janji itu kita ikrarkan; apakah benar hidup kita diserahkan untuk didominasi oleh aturan Allah, bukan aturan manusia, bukan kehendak syahwat ? Apakah benar kita telah mengikuti semua aturan Allah, dan tidak akan mengikuti aturan, prilaku, konsep-konsep yang datang dari selain Allah ? Atau malah sebaliknya kesenangan mengikuti aturan taghut ? Apakah benar kita mencintai Allah, dimana orang-orang beriman sangat besar cintanya kepada Allah, mencintai dienNya, sehingga dalam shalat pun kita berjanji "inna shalati wa nusuki, wama yahya, wama mati lillahi rabbil 'alamiin" (shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanya untuk Allah Tuhan Semesta Alam). Benarkah kita telah menyerahkan hidup dan mati hanya untuk Allah, atau hanya untuk mengejar karier, materi atau kedudukan ? Apakah benar kita takut kepada Allah, takut akan menerima azabNya, sehingga melaksanakan semua perintahNya dan menjauhkan segala laranganNya, beramar ma'ruf nahi munkar ? Atau malah dengan terang-terangan kita BERANI mengingkari aturan hidup yang telah diberikanNya; menyerahkan wala (loyalitas) tidak kepada Allah, RasulNya, dan orang-orang yang beriman; berkasih- sayang kepada musuh-musuh Allah; bercuriga terhadap pejuang-pejuang agama Allah yang ikhlash; serta mengangkat pemimpin orang-orang yang tidak membela agama Allah ? Benarkah kita telah memenuhi janji kepada Allah, membuktikan syahadah kita, atau hanya DUSTA belaka ? Dalam shalat kita katakan Allahu Akbar, Allah Maha Besar, hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan. Namun setelah selesai shalat apakah benar setiap perkataan dan gerak kita untuk membesarkan nama Allah, untuk mengagungkan agama Allah, atau malah sebaliknya ? Benarkah kita hanya meminta tolong kepada Allah, RasulNya dan orang-orang beriman ? Atau justru malah meminta pertolongan kepada musuh-musuh Allah dan musuh orang-orang yang beriman ? "Sungguh besar murka Allah jika kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan" "Dan celakalah orang-orang yang shalat, yang shalatnya karena riya'" Apakah kita akan mengulang dan terus mengulang dusta ini kepada Allah ? Sesungguhnya murka Allah adalah jahanam, seburuk-buruknya tempat kembali. Hasbunallah wa ni'mal wakiil. Wassalam, abu zahra ------------ tarbiyah@isnet.org