MATERI TARBIYAH
URGENSI AKHLAQ ISLAMI (1)



Bismillah Walhamdulillah Was Salaatu Was Salaam 'ala Rasulillah
Number: isnet/188; Att: is-mod, is-lam

Nomor: tarbiyah/05jul94/193
Bismillaahirrahmaanirrahiim


Assalamu'alaikum wr.wb.
     99 baris

                     URGENSI AKHLAQ ISLAMI (1)



          Sebaik-baik manusia
          adalah manusia yang baik akhlaqnya.
          Islam itu adalah baik akhlaq.
          Yang paling baik Islam kamu
          adalah yang paling baik akhlaqnya,
          jika mereka mengerti.
          (al hadits)

     Persoalan akhlaq adalah persoalan besar bagi umat Islam,
persoalan yang menentukan eksistensi seorang Muslim sebagai
makhluq Allah, sebagai pribadi di dalam keluarganya, sebagai
individu di dalam masyarakatnya, sebagai muharrik dalam
sebuah gerakan Islam, sebagai Muslim di tengah umat, sebagai
bagian dari umat di tengah interkasinya dengan bangsa dan
peradaban lain di Dunia.  Akhlaq adalah persoalan jati diri,
persoalan karakter inheren yang tak bisa lepas kemana seseorang
manusia pergi. Sekaligus akhlaq merupakan lambang kualitas
seorang manusia, masyarakat dan umat.  Karena akhlaq adalah
seperangkat tindakan atau gaya hidup (namth) yang terpuji, yang
merupakan refleksi nilai-nilai Islam yang diyakini dengan
motivasi semata-mata mencari keridhaan Allah SWT.  Akhlaq adalah
nilai-nilai Islam yang membumi, yang terjelma dalam bentuk konkret
manusia, umat atau peradaban.  Dia merupakan nilai terpuji,
karena nilai-nilai islami adalah nilai fitrah manusiawi, yang
bersih dan lurus.  Karenanya sebaik-baik manusia adalah manusia
yang sesuai dengan fitrahnya, manusia yang baik akhlaqnya.

     Dalam bingkai potret peradaban umat di hari ini, akhlaq
islami menjadi penting, bahkan merupakan sebuah urgensi yang tak
bisa ditawar-tawar lagi.  Karena potret buram dan retak peradaban
umat di hari ini tak lepas dari pengaruh lunturnya akhlaq di kala-
ngan kaum Muslimin.  Dan lunturnya akhlaq ini pula yang telah
menggeser timbangan umat dari posisi khairu ummah menjadi "buih",
yang dengan mudahnya dicerai-beraikan musuh-musuh Allah.  Karenanya
upaya peningkatan akhlaq islami mestilah disasarkan pada pribadi
Muslim, dai dan muharrik, keluarga, masyarakat, amal islami dan
umat secara keseluruhan.

     Dalam skala pribadi perbaikan akhlaq akan membuat seorang
Muslim memiliki ketenangan dan kekuatan jiwa, dihormati dan dite-
ladani, dapat menjalankan kewajiban dengan baik, dapat memberikan
sumbangan bagi aktifitas kemaslahatan masyarakat, kemudian akan
berkembang ruh mahabah dan ukhuwah antar pribadi Muslim.

     Dalam skala masyarakat, maka pribadi-pribadi Muslim yang
berakhlaqul kharimah dapat memberikan ketertiban dan kesejahteraan
umum, masyarakat menjadi teratur dan bersih.  Dalam skala amal
islami, dengan menguatnya akhlaq para aktifis harakah, pertumbuhan
dan kekuatan dapat diciptakan, yang pada gilirannya mampu mening-
katkan manuver-manuver da'wah serta memberikan daya tahan (imunitas)
terhadap serangan futur (kemandegan).  Peningkatan akhlaq para
aktifis gerakan Islam akan memberikan pertumbuhan vertikal berupa
peningkatan tanggung-jawab (mas'uliyah) dan kepemimpinan, memuncul-
kan afkar-afkar (anggota) yang berkualitas, yang selanjutnya dapat
mengadakan pertumbuhan horizontal berupa perluasan medan da'wah.
Kemudian dari hub (rasa cinta) dan ikha' (rasa persaudaraan) akan
memunculkan kekuatan wihdah (persatuan).

     Dalam skala umat, maka akhlaq islami akan menyediakan kekuatan
dan peningkatan produktifitas kerja, keberkatan dan ridha Allah SWT,
dihormati, dikagumi, diteladani dan disegani bangsa dan peradaban
lain.  Dan peningkatan akhlaq islami ini secara langsung akan mema-
jukan peradaban kaum Muslimin.

     Pengaruh akhlaq yang demikian tinggi baik bagi pribadi Muslim,
masyarakat, bahkan umat bukanlah tanpa alasan.  Karena karakter
inheren akhlaq itu sendiri yang merupakan penyebabnya.  Karena
akhlaq islami adalah suatu keyakinan terhadap nilai-nilai Rabbani
yang dijawantahkan dalam kehidupan nyata untuk hanya mencari rasa
suka, ridha Allah.  Akhlaq Islami merupakan aktifitas lahir sekali-
gus bathin.  Aktifitas lahir nampak dalam budi pekerti (suluk) ter-
puji dan aktifitas bathin nampak dalam bentuk keteguhan dan kekuatan
jiwa, menumbuhkan optimisme dan tekad yang kuat.  Belumlah sampai
pada tingkat akhlaq, kalau penampakan dzahir suatu perbuatan, yang
nampaknya terpuji, kalau tidak diiringi dengan ketulusan niat bahwa
perbuatan itu dalam rangka mencari rasa suka Allah.  Sikap dzahir
yang nampaknya terpuji namun dengan diiringi hati yang bertolak-
belakang adalah sikap kaum munafiq, tanpa diiringi keikhlasan
adalah sikap kaum musyrik.  Seorang Muslim yang berakhlaqul kharimah
tidak dapat bersikap pura-pura dalam tingkah laku harian untuk
sekedar mendapat penghargaan secara sosial.  Tetapi segala tindak
tanduknya keluar dari keyakinan, sikap hidup yang bersumber untuk
mencari ridha Allah.  Keyakinan bathiniah ini sendiri mengiringi
dan mewarnai (sibghah) aktifitas dzahir.  Karenanya aktifitas dzahir
baik kaum Muslimin bukan hanya bermakna sosial dan profan tetapi
juga sakral, bukan saja dalam rangka berlaku baik terhadap manusia,
tetapi juga dalam rangka mengharapkan pujian Allah.  Pujian Allah
inilah yang mestinya lebih mendominasi dan didamba Muslim yang
berakhlaqul kharimah.
Wallahu 'alam bisshawab.


Wassalam,
abu zahra



------------
tarbiyah@isnet.org



Rancangan KTPDI. Hak cipta © dicadangkan.