MATERI TARBIYAH
SHIFAT SHOLAT RASULULLOOH MUHAMMAD S.A.W. (01)



Bismillah Walhamdulillah Was Salaatu Was Salaam 'ala Rasulillah
Number: isnet/700; Att: is-mod, is-lam, mus-lim

Nomor: tarbiyah/20jun95/823
Bismillaahirrahmaanirrahiim

Assalamu 'alaikum wr.wb..

SHIFAT SHOLAT RASULULLOOH MUHAMMAD S.A.W. (1)

Mukadimah

Saudara/iku Muslimin/ah Rahimakumullooh,
tidak saya tidak juga anda, pastilah melihat berbagai macam sholat 
yang berbeda di sekitar kita. Tidak hanya di Indonesia tetapi juga 
di sini di tempat multi-budaya ini. Dan anehnya semua mengatakan 
taat kepada Allah SWT dan Rasulullooh Muhammad s.a.w.,
dan masing-masing berkeyakinan bahwa sholat yang dilakukannya telah 
menurut cara yang benar sesuai tuntunan syari'ah Islam. 
Kalau perbedaan yang ada benar-benar didasarkan atas hadits/sunnah 
yang sahih tidaklah mengapa. Tetapi kalau hanya berdasarkan 
cerita burung yang bersambung, maka telitilah kembali sunnah Rasulullooh 
Muhammad s.a.w. yangberhubungan dengan shifat sholat beliau s.a.w..

Di antara mereka, yaitu orang-orang yang senantiasa melakukan 
sholat kepada Allah SWT, ada yang ingin mempelajari dan senantiasa 
berusaha untuk menyempurnakan sholatnya baik dengan membaca, bertanya, 
berdiskusi serta berbagai cara lainnya. Disamping itu
mereka tetap menjaga kontinuitas sholatnya dengan penuh harap-cemas 
mudah-mudahan Allah SWT menerima sholat yang telah didirikannya. 
Sebab sabda Rasulullooh Muhammad s.a.w. :

Sesungguhnya hamba itu akan melakukan sholat. Namun mereka tidak 
akan mendapatkan pahala, kecuali sepersepuluhnya, sepersembilannya, 
seperdelapannya, seperenamnya, seperempatnya, sepertiganya atau separohnya. 
(Ibnul-Mubarok, Abu Dawud dan Nasa'i- sahih).

Hadits ini senantiasa mengingatkan mereka agar tetap dan 
terus-menerus berusaha menyempurnakan sholatnya dari waktu-kewaktu, 
dan mereka selalu bermohon penuh harap kepada Allah SWT mudah-mudahan 
Dia (Al-Mujieb) Yang Maha Mengabulkan Permohonan hambanya, 
menerima amal ibadah yang telah dilakukan, memaafkan kesalahan-kesalahan 
yang ada dan memberikan tuntunan kepada kesempurnaan beribadah.

Sabda Rasulullooh Muhammad s.a.w. :
Yang pertama-tama dipertanyakan (diperhitungkan) terhadap seorang 
hamba pada hari kiamat dari amal perbuatannya adalah tentang sholatnya. 
Apabila sholatnya baik maka dia beruntung dan sukses, dan apabila sholatnya 
buruk maka dia (akan) kecewa dan merugi.
(An-Nasa'i & At-Tirmidzi).;

Ucapan Rasulullooh Muhammad s.a.w. di atas, selalu bergaung dalam 
pendengarannya dan menimbulkan kegairahan yang kuat agar senantiasa berada 
dekat dengan Robbnya sebagaimana disabdakan oleh Rasulullooh Muhammad s.a.w. :

Paling dekat seorang hamba kepada Robbnya ialah ketika ia bersujud, 
maka perbanyaklah do'a (saat bersujud). (Muslim).;

menjadikan mereka merasa sesuatu yang kurang bilamana waktu sholat telah 
masuk dan kewajiban belum ditunaikan. Kenikmatan ketika berbicara, berbisik 
dan memohon ampunan kepada Al-Ghofuur (Yang Mahan Mengampuni) adalah kerinduan
yang dirindukan di atas segala.

Tuntunan para Imam, yaitu kewajiban untuk berpegang teguh kepada 
Hadits Rasulullooh Muhammad s.a.w. adalah menjadi acuan utama mereka yang 
mudah-mudahan dapat menghindarkan dirinya dari taqlid yang salah.

Perkataan para Imam yang baik agamanya dan tindakannya dipelajari 
sehingga diketahui bahwa :

Imam Abu Hanifah berkata : 
Apabila hadits itu shahih, maka hadits itu adalah madzabku 
(Al-Hasyiyah 1/63); apabila hadits itu shahih dan bertentangan dengan madzab, 
maka haditslah yang dikerjakan. Jika aku mengatakan suatu perkataan yang 
bertentangan dengan kitab Allah dan kabar 
Rasulullooh Muhammad s.a.w., maka tinggalkanlah perkataanku (Al-Iqazh.p.50).

Imam Malik berkata:
Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang manusia yang salah dan benar. 
Maka perhatikanlah pendapatku. Setiap pendapat yang sesuai dengan 
Kitab (Qur'an) dan Sunnah, ambilah dan setiap yang tidak sesuai dengan 
Al-Kitab dan Sunnah, tinggalkanlah.

Imam Asy-Syafi'i berkata :

Kaum muslimin telah sepakat bahwa barang siapa yang telah terang 
baginya Sunnah Rasulullooh s.a.w., maka tidak halal baginya untuk 
meninggalkannya karena untuk mengikuti perkataan seseorang. Apabila 
kamu mendapatkan didalam kitabku apa yang bertentangan
dengan Sunnah Rasulullooh Muhammad s.a.w., maka berkatalah dengan 
Sunnah Rasulullooh Muhammad s.a.w. dan tinggalkanlah apa yang aku 
katakan. Setiap masalah yang ada di dalam khabar dari Rasulullooh 
Muhammad s.a.w. adalah shahih bagi ahli naqli dan 
bertentangan dengan apa yang aku katakan, maka aku meralatnya di dalam 
hidupku dan setelah aku mati. (Al-Fulani, p.68 ; p.100 &p.104).


Imam Ahmad berkata :

Janganlah engkau mengikuti aku, dan jangan pula engkau mengikuti (Imam) 
Malik, Syafi'i, Auza'i dan Tsauri; tetapi ambilah darimana mereka 
mengambil (Qur'an-Sunnah). Barangsiapa yang menolak Hadits Rasulullooh 
Muhammad s.a.w., maka sesungguhnya ia telah 
berada di tepi kehancuran. (Al-Manaqib, p.192 & p.182).


Mereka para Imam, semuanya teguh dalam pendirian, sesuai benar dengan 
firman Allah SWT:

Dan Kami mengutus seorang Rasul, hanyalah supaya diturut dengan izin 
Allah. Kalau mereka itu ketika menganiaya dirinya sendiri datang kepada 
engkau, lalu mereka memohonkan ampun kepada Allah dan Rasul memohonkan 
ampunan pula untuk mereka, tentulah mereka
akan mendapati Allah itu Maha Penerima tobat dan Maha Penyayang. 
(S.4.(An-Nisaa'): 64)

Tetapi, tidak !!!! Demi Robbmu, mereka belum sebenarnya beriman, 
sebelum mereka meminta keputusan kepada engkau dalam perkara-perkara 
yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak menaruh keberatan dalam 
hatinya terhadap putusan yang engkau adakan, 
dan mereka menerima dengan senang hati. (S.4(An-Nisaa'): 65).

.......Sebab itu, hendaklah orang-orang yang melanggar perintah Rasul 
itu menjaga supaya (jangan) ditimpa ujian atau ditimpa siksa yang pedih. 
(S.24 : 63).


Allah SWT berfirman :
Katakanlah:"Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, 
niscaya Allah mencintai dan mengampuni dosa-dosamu". Dan Allah Maha 
Pengampun lagi Maha Penyayang. (S. 3:31)

Setiap hamba yang beriman senantiasa ingin agar dirinya dicintai 
oleh Al-Kholiq (Maha Pencipta), ingin agar setiap tindakannya senantiasa 
berada dalam jalan yang benar karena dia selalu berusaha 'ntuk menyadari 
bahwa Al-Aliim (Yang Maha Mengetahui) pasti tahu akan amalnya.

Yastakhfuuna minannaasi walaa yas-takhfuuna minalloohi wa huwa ma'ahum.
Mereka dapat bersembunyi dari manusia , tetapi mereka tidak bersembunyi 
dari ALLAH, pada hal ALLAH bersama mereka. (S.4: 108).

Peringatan Allah ini senantiasa menghiasi qolbunya dengan menyadari 
akan kehadiran Al-Muhaimin (Yang Maha Memperhatikan, Menjaga dan 
Menaungi dalam segala keadaan) membuat kewaspadaan dirinya dalam 
bertindak-beramal, mudah-mudahan ia dapat tetap berada 
dalam jalur taqwallooh (bertaqwa hanya kepada Allah). Sehingga dengan 
demikian harapan dirinya adalah sebagaimana Allah berfirman :

.....dan percaya kepada ALLAH, sesungguhnya dia telah berpegang kepada 
tali yang teguh dan tidak akan putus. Dan Allah itu Maha Mendengar dan 
Maha Mengetahui. (S.2:256)

Allah itu Al-Waali (Yang Mengendalikan dan Mengusai segala urusan) 
orang-orang beriman mereka dikeluarkannya dari kegelapan (kesesatan) 
kepada cahaya Kebenaran yang terang-jelas. Dan orang-orang yang tidak 
beriman itu pengendali yang menguasai mereka 
itu adalah syaitan, dikeluarkannya mereka dari cahaya yang terang-jelas 
kepada kegelapan (yang menyesatkan). Orang-orang itu isi neraka; 
mereka tetap (abadi) di dalamnya. (S.2: 257).

Sehingga ketika Rasulullooh Muhammad s.a.w. (pbuh) mengatakan kepada 
mereka :

Dari Malik bin Huwairits. Ia berkata: telah bersabda 
Rosulullooh s.a.w. (pbuh): 
Sholluu kamaa ro-aitumuunii ushollii
Sholatlah kamu sekalian sebagaimana kamu melihat aku sholat. (Bukhori).

Sedemikian pentingnya perintah sholat ini, sehingga sesekali beliau 
s.a.w. melakukan sholat di atas mimbar. Dalam keadaan ini, beliau naik 
keatas mimbar lalu bertakbir dan ma'mum (dibelakangnya) juga bertakbir, 
sampai kepada ruku' (tetap di atas mimbar)
, kemudian bangun i'tidal beliau turun dari mimbar hingga 
sujud.........kemudian memulai rak'at kedua, beliau kembali lagi ke atas 
mimbar.......begitu hingga selesai sholatnya. Kemudian beliau menghadap 
kepada manusia, seraya bersabda :
Wahai sekalian manusia, sesungguhnya aku melakukan hal ini agar kamu 
mengikuti aku dan agar KAMU MEMPELAJARI SHOLATKU ini. 
(Bukhori dan Muslim; Muslim dan Ibnu Sa'ad).



Billaahi taufiq wal hidayah
Wassalamu 'alaikum wr.wb..

chalid thalib

Reference dalam rangkaian tulisan ini sumber utamanya dari :

1. Al-Qur'an dan terjemahan Al-Qur'an.
2. Hadits-hadits pilihan dari kitab sahih musnad dan sunan "Qobasun 
Min-Nuri Muhammad s.a.w." yang aslinya mengandung 2134 hadits dan 
terjemahannya "1100 Hadits terpilih". 
3. Bulughul Maram/Sabulus salam.
4. Terjemahan dari SHIFATU SHOLATI 'inNabiyyi Shollalloohu 'alaihi wa 
sallam (Minat-takbir ilat- taslim kaannaka taroha)-M.Nashiruddin 
Al-Albani ----->SIFAT SHOLAT NABI. 5. Tafsir Ibnu Katsir.
6. Sedikit sekali dari sumber lain-lain.

------------
tarbiyah@isnet.org



Rancangan KTPDI. Hak cipta © dicadangkan.