MATERI TARBIYAH
SHIFAT SHOLAT RASULULLOOH MUHAMMAD S.A.W. (10)



Bismillah Walhamdulillah Was Salaatu Was Salaam 'ala Rasulillah
Number: isnet/2010; Att: is-mod, is-lam, mus-lim

Nomor: tarbiyah/18jul95/883
Bismillaahirrahmaanirrahiim

  Assalamu 'alaikum wr.wb.

 Shifat sholat 10

 (Lafal arabic ditulis berdasarkan CARA MEMBACA/BUNYI BACAAN mengikuti
 aturan /Tajwid dalam METODA IQRO-Indonesia:  MOHON DIKOREKSI
 KESALAHAN-KESALAHANNYA)

 tanda ini menunjukkan bahwa [...] dibaca dalam riwayat yang lain.

 Dan dalam hadiest lain dikatakan:
 Mereka pernah membaca qiro'at di belakang Nabi s.a.w., lalu mereka
 mengeraskan qiro'at itu, maka Nabi s.a.w. bersabda : Kamu telah
 mencampurkan Al-Qur'an kepada qiro'atku. (Bukhori, Ahmad dan As-Siroj
 dengan sanadya yang hasan).

 Rosulullooh Muhammad s.a.w. bersabda:  Sesungguhnya orang yang sedang
 sholat itu sedang berbisik-bisik dengan Robbnya. Oleh karena itu,
 hendaklah ia memperhatikan apa yang dibisikkannya itu kepadaNya, dan
 janganlah sebagian kamu mengeraskan bacaan Al-Qur'an
 atas sebagian lainnya. (Malik dan Bukhori).
 Imam Syafi'i, Muhammad (seorang murid Abu Hanifah), Imam Al-Zuhri,
 Malik, Ibnu Al-Mubarok dan Ahmad bin Hanbal, telah berpendapat bahwa
 qiro'at dalam sholat yang sirriyyah disyari'atkan (tentunya dengan
 batasan hadiest di atas yaitu tidak saling mengganggu).

 Beliau s.a.w. berabda :
 Barangsiapa membaca satu huruf dari kitab Allah, maka ia telah
 mendapatkan satu kebaikan dengannya.  Dan kebaikan itu di balas
 dengansepuluh yang semisalnya.  Aku tifdak mengatakan bahwa Alif Lam Mim
 itu satu huruf, tetapi aku mengatakan bahwa Alif itu
 satu huruf, Lam satu huruf dan Mim satu huruf. (Turmidzi dan Ibnu Majah
 ---> sahih).

 UCAPAN AMIN DAN IMAM MENGERASKANNYA
 Nabi s.a.w. apabila selesai membaca Al-Fatihah, maka beliau mengucapkan
 AMIN.  Beliau s.a.w. mengeraskannya dan memanjangkannya dengan suaranya.
(Bukhori dan Abu Dawud).

 Dan beliau s.a.w., memerintahkan kepada orang-orang yang ma'mum untuk
 mengucapkan AMIN.  beliau s.a.w. bersabda :
 Apabila Imam mengucapkan Ghoiril-maghdhuubi'alaihim waladh-dhooolliiin
 (bukan jalan mereka yang dimurkai dan bukan pula jalan mereka yang
 sesat),  MAKA UCAPKANLAH AMIN.  Karena sesungguhnya para malaikat
 mengucapkan AMIN dan imam mengucapkan AMIN.
 [dan dalam lafzh lain dikatakan "Apabila imam mengucapkan AMIN maka
 ucapkanlah AMIN"].  Dan barangsiapa yang aminnya itu sesuai dengan amin para
 malaikat [dalam lafazh lain dikatakan "Apabila salah seorang di antara
 kamu mengucapkan AMIN dalam sholat dan para
 malaikat di langit mengucapkan AMIN, lalu ucapan yang satu sesuai dengan
 ucapan yang lainnya"], maka diampuni dosa-dosanya yang lalu. (Syaikhoni
dan Nasa'i). Dan beliau s.a.w. bersabda :
 Ucapkanlah AMIN, niscaya Allah mencintai kamu. (Muslim dan Abu 'Uwanah).

 BACAAN SETELAH AL-FATIHAH
 Setelah selesai membaca Al-Fatihah, Rosulullooh membaca surat lainnya.
 Kadangkala beliau memanjangkan bacaan surat itu, dan kadangkala beliau
 s.a.w. memendekkan, karena berbagai alasan seperti perjalanan, batuk,
 sakit atau mendengar tangis bayi. Anas bin Malik r.a. mengatakan bahwa :
 Suatu hari, di dalam sholat fajar, Nabi s.a.w. telah meringankan
 (memendekkan) qiro'at [dalam hadiest lain dikatakan, "Beliau s.a.w.
 melaksanakan sholat subuh, lalu membaca dua surat yang paling pendek di
 dalam Al-Qur'an").  kemudian selesai sholat beliau
 s.a.w. ditanya,"Wahai Rosulullooh, mengapa anda meringankan
 (memendekkan) (sholat)?].  Beliau s.a.w. bersabda, Aku mendengan tangis
 seorang bayi, dan aku mengira bahwa ibunya ikut sholat bersama kita,
 maka aku ingin memberikan kesempatan kepada ibunya
 untuknya. (Ahmad --->sahih).  Hadiest lain tsb (di dalam [...] ) ,
 diriwayatkan Abu Dawud).

 Rosulullooh s.a.w. bersabda: sungguh aku akan memasuki sholat dan aku
 ingin memanjangkannya, namun aku mendengar tangis bayi, maka aku
 meringankan sholatku, karena aku mengetahui betapa cintanya (gelisahnya)
 ibunya terhadap tangis (anak)nya itu. (Bukhori dan Muslim).

 Dari keterangan ini jelas bahwa ANAK-ANAK BAYI boleh di masukkan ke
 masjid-masjid.  Sedangkan ucapan yang seperti ini "Jauhkanlah
 masjid-masjid dari bayi-bayi kamu......" yang dikatakan sebagai hadiest
 adalah dho'if tidak bisa dijadikan hujjah.

Kebiasaan beliau s.a.w. yang paling sering adalah membaca muali awal
 surat dan menyempurnakannya.

 Kadangkala, beliau s.a.w. membagi surat itu kedalam dua rak'at (Ahmad
 dan Abu Ya'la) dan kadangkala mengulangi kembali seluruhnya di dalam
 rak'at kedua, dan kadangkala beliau menyatukan antara dua surat atau
 lebih di dalam satu rak'at.

Dan pernah seorang laki-laki di antara kaum anshor mengimami mereka di
 masjid quba'.  setiap kali ia membuka surat yang dibacanya untuk mereka
 di dalam sholat, di antara surat-surat yang dibacanya (setelah
 al-fatihah), maka ia membukanya dengan Qul huwalloohu ahad
 hingga selesai, kemudian membaca surat surat lain bersamanya.
 Demikianlah ia melakukan hal iatu dalam setiap rak'at.  Kemudian, para
 sahabatnya berkata kepadanya "Sesungguhnya engkau membuka dengan surat
 ini, lalu engkau menganggap bahwa ia tidak mencukupimu,
 sehingga engkau membaca surat yang lain.  Maka, (pilihlah) apakah engkau
 membacanya atau engkau meninggalkannya dan membaca yang lain".
 Laki-laki itu berkata, "Aku tidak akan meninggalkan.  Jika kamu sekalian
 menyukai aku untuk mengimami kamu dengan itu,
 maka aku lakukan, tapi jika kamu benci, niscaya aku meninggalkan kamu".
 Mereka telah menganggapnya sebagai orang paling utama di antara mereka,
 dan mereka tidak tidak menyukai apabila orang lain selain dia mengimami
 mereka. Kemudian tatkala Nabi s.a.w. datang kepada mereka, mereka
 mengabarkan kabar itu kepada beliau s.a.w..  Beliau s.a.w. bersabda, "Hai
 fulan, apa yang melarangmu untuk tidak melaksanakan apa yang diperintahkan
 oleh sahabat-sahabatmu? Dan apa yang membawamu untuk membiasakan
 membaca surat ini di dalam setiap rak'at?  Laki-laki itu berkata,
 Sesungguhnya aku menyukainya.  Beliau s.a.w. bersabda, Kesukaanmu
 kepadanya (Al-Ikhlas), akan memasukkan engkau kedalam surga. (Bukhori
 secara mu'allaq, Turmudzi secara maushul, dan disahihkan oleh Turmudzi).

 angka S...(..) adalah jumlah ayat.

 Beliau s.a.w. menghubungkan An-Nazho'ir (berdekatan dalam arti spt.
 ajaran dan kisah-kisah) dan Al-Mufash-shol (mulai dari Qof - An-Naas),
 maka beliau s.a.w. membaca Ar-Rohma n S.55(78) dan S.53 (62) dalam satu
 rak'at, S.54 (55) an S.69(52) dalam satu
 rak'at, S.52 (49) dan S.51 (60) dalam satu rak'at, S.56 (96) dan S.68 (52)
 dalam satu rak'at, S.70 (44) dan S.79 (46) dalam satu rak'at, S.83 (36)
 dan S.80 (42) dalam satu rak'at, S.74 (56) dan S.73 (20) dalam satu
 rak'at, S.76 (31) dan S.75 (40) dalam satu
 rak'at, S.78 (40) dan S.77 (50) dalam satu rak'at, S.44 (59) dan S.81
 (29) dalam satu rak'at. (Bukhori dan Muslim).

 Pada prinsipnya Rosulullooh s.a.w. ada membaca surat yang panjang dan
 ada kalanya juga membaca surat yang pendek.

 Contoh beliau s.a.w. membaca surat yang pendek misalnya,
 Dan sesekali beliau s.a.w. (di dalam sholat fajar/shubuh) membaca surat
 pendek seperti S.99 (8) di dalam dua rak'at seluruhnya.  Sehingga rawi
 (yang meriwayatkan) berkata: Aku tidak tahu apakah Rosulullooh s.a.w.
 lupa ataumembacanya dengan sengaja.
 (Abu Dawud dan Baihaqi --->sahih).
 Dikatakan oleh Al-Albani bahwa yang
 jelas Rosulullooh s.a.w. sengaja melakukan hal itu untuk pensyari'atan.

 Dan sesekali di dalam perjalanan beliau membaca S.114 (5) dan S.114
 (6). (Abu Dawud dan Ibnu Khuzaimah; Ibnu Basyron; Ibnu Abi Syaibah;
 disahihkan oleh Hakim dan disepakati oleh Adz-Dzahabi). Atau hadiest :
 Dan beliau s.a.w. bersabda kepada 'Uqbah bin Amir r.a., Baca di dalam
 sholatmu dua surat yang memakai A'udzu (S.113 dan S.114). (Abu Dawud dan
 Ahmad --->sahih).

 Secara umum beliau s.a.w. bersabda bahwa :
 Seutama-utama sholat adalah lamanya berdiri. (Muslim dan Ath-Thohawi).
 Dan beliau s.a.w. memperpanjang di dalam rak'at pertama dan memperpendek
 di dalam rak'at kedua. (Bukhori dan Muslim).

 Kadangkala dalam sholat malam beliau s.a.w. menyatukan surat-surat dari
 As-Sab'uth-thiwal (tujuh surat yang panjang), seperti S.2, S.4 dan S.3
 dalam satu rak'at.
 Dan bilamana beliau s.a.w. membaca Alaisa dzaalika biqoodirin 'alaa
 ay-yuh-yiyal-mautaa (bukankah (Allah yang berbuat) demikian berkuasa
 pula menghidupkan orang mati? maka beliau s.a.w. membaca:
 Sub-haanaka fabalaa (Maha Suci Engkau , ya memang benar).  Dan bila
 beliau membaca Sabbihisma robbikal-a'laa (Sucikanlah nama Robbmu yang
 paling tinggi) maka beliau s.a.w. mengucapkan Subhaana robbiyal-a'laa
 (Maha suci Robbku yang Maha Tinggi). (Abu Dawud dan Baihaqi --->sahih).

 Walloohu a'lamu bish-showaab.
 Insya Allah bersambung.

 Billaahi taufiq wal hidayah
 Wassalamu 'alaikum wr.wb..

 chalid thalib


------------
tarbiyah@isnet.org



Rancangan KTPDI. Hak cipta © dicadangkan.