![]() |
MATERI TARBIYAH WANITA DALAM ISLAM BAGIAN III |
Bismillah Walhamdulillah Was Salaatu Was Salaam 'ala Rasulillah Number: isnet/2299; Att: is-mod, is-lam, mus-lim Nomor: tarbiyah/24oct95/1038 Bismillaahirrahmaanirrahiim WANITA DALAM ISLAM BAGIAN III Assalamualaikum wr. wb.. Dalam masalah pendidikan, Islam mewajibkan Muslimin/ah utk mencari ilmu sebagai syarat utk bisa menjadi orang yg betul2 beriman. Mendapatkan pengetahuan adalah kewajiban bagi wanita dan pria; Islam menghendaki Muslimah untuk mengem- bangkan kemampuan rasio serta melatih kekuatan fisiknya. Begitu besarnya Islam menaruh perhatian terhadap usaha mencari pengetahuan baik kepada pria maupun kepada wanita. Ini membuktikan bahwa Islam memberikan status terhormat kepada wanita, di mata Allah maupun masyarakat. Setelah mengakui status yg sama antara pria dan wanita, Islam membedakan pria dan wanita atas fungsi2 khusus mereka dalam hidup. Pembedaan ini menyebabkan protes dari beberapa organisasi wanita yg didukung oleh penulis2 tertentu dan para "pembaharu". Namun sebelum melihat point2 dimana Islam membedakan kedua gender ini, ada baiknya bila pertama2 kita handle dulu masalah2 dasar dari se- gi fisiologis maupun psikologis. Apakah pria dan wanita memiliki gender yg sama ataukah berbeda? Apakah mereka memiliki fungsi yg sama dalam hidup ataukah fungsi mereka terpisah dan berbeda sebagai pria dan wanita? Ini adalah point utama, "the crux of the problem". Bila konferensi2 wanita, pendukung2 mereka, para penulis, dan para pembaharu mengatakan bahwa wanita dan pria tdk memiliki perbedaan dalam perangkat2 fisik dan intuisi maupun fungsi2 biologis mereka dalam hidup maka tdk ada lagi yg bisa dikatakan kepada mereka. Namun bila mereka mengakui bahwa perbedaan2 antara fungsi pria dan wanita itu ada, mendiskusikan masalah bersama2 Insya Allah akan berguna. Untuk memulai diskusi, marilah kita lihat beberapa temuan baru ttg perbedaan antara pria dan wanita. Dalam dunia ilmiah, baru2 ini sajalah para peneliti memfokuskan diri dalam ri- set ttg perbedaan antar gender, terutama dalam masalah medis, seperti yg ditulis dalam journal "Science" edisi 11 Agustus 1995: ...medical researchers are now aggressively examining medical differences between the sexes. Much research has focused on female hormones, which have wide-ranging effects that scientists are just beginning to unravel. Indeed, many researchers focusing on women's health find it difficult to believe that scientists have so long failed to appreciate the enormous me- dical implications of the sexes' diverse hormonal environments. (pp 768). Para ilmuwan sendiri telah lama menganggap bahwa perbedaan gender tdk berpenga- ruh terhadap respon terhadap obat. Ini dikatakan sendiri oleh psichiatrist Margaret Jensvold, direktur Institute for Research in Women's Health di Washing- ton DC: "for a long time there was the mistaken belief that sex differences didn't exist in response to drugs. But in fact we are learning that there are significant sex differences with regard to medication, and that these are di- rectly related to the menstrual cycle." (Science, pp 768). Dalam bidang medis, para ilmuwan masih terus mengadakan penelitian utk mempelajari apakah perbedaan2 farmakokinetik antara pria dan wanita (i.e. variasi dalam cara tubuh pria dan wanita mentransportasikan obat2an melalui aliran darah) cocok dg perbedaan2 farmakodinamik antara pria dan wanita (i.e. variasi dalam pengaruh obat ketika mencapai reseptor). Itu sedikit dari segi fisiologis! Dari sudut psikologis, Myrna M. Weissman dan Mark Olfson dari College of Physi- cians and Surgeons, Columbia University New York, menemukan bahwa depresi pada wanita adalah dua kali lebih umum dibandingkan dg depresi pada pria. Dalam abstrak paper mereka di journal Science yg berjudul "Depression in Women: Im- plications for Health Care Research", Weissman dan Olfson menulis: Epidemiologic data from around the world demonstrate that major depression is approximately twice as common in women than men and that its first onset peaks during the childbearing years. Progress has been made in understan- ding the epidemiology of depression and in developing effective treatments. Much remains to be learned about the basic pathogenesis of depression and their offspring, especially during the reproductive years. (Science pp. 799) Mudah2an realitas perbedaan antara pria dan wanita bisa lebih dimengerti. Sekarang, Marilah kita kembali ke point2 yg menjadikan dasar bagi pembedaan antara dua gender dan fungsi2 mereka dalam Islam. Ciri khas Islam yg jelas adalah bahwa Islam merupakan sistem hidup yg praktis dan sesuai dg sifat alami manusia. Islam mengajak manusia utk memurnikan ji- wa mereka dan menuju pada tingkat yg paling tinggi; sesuatu yg ideal dan mungkin merupakan impian. Namun di dalam keseluruhan proses utk memperbaiki dan "me- nyempurnakan" manusia Islam tidak berusaha utk merubah sifat2 alami manusia; Islam juga tidak percaya bahwa perubahan dalam sifat2 alami manusia adalah mung- kin atau berguna bagi kesejahteraan mereka. Islam percaya bahwa hasil tertinggi dalam kemanusiaan bisa diperoleh melalui dan dengan pertolongan sifat2 alami tsb setelah refinement dan peningkatan ke tingkat yg paling mulia. Sikap Islam tentang masalah pria dan wanita juga sesuai dg sifat alami manusia. Islam mengakui persamaan antara mereka bila memang ada dasar2 natural utk itu. dan membedakan keduanya kalau memang itu natural. Marilah kita ambil dua situa- si dimana Islam membedakan kedua gender: distribusi warisan dan kepemimpinan da- lam keluarga. wassalaamu'alaikum wr.wb ----Dodi (Insya Allah Bersambung) ------------ tarbiyah@isnet.org