MATERI TARBIYAH
KHIDR


From      : Nadirsyah Hosen
Subject   : Khidhr... oh...Khidhr


Masih hidupkah Khidhr ? Entahlah, saya memang mendengar
cerita seorang 'alim yang mengaku berjumpa Khidhr.
Nama Khidhr memang sudah terlanjur melegenda, meskipun 
al-Qur'an sendiri tidak pernah menyebut nama Khidhr
secara terang-terangan. Al-Qur'an melukiskan Khidhr dengan
"...seorang hamba di antara hamba-hamba Kami, yang telah
Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah
Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami." (QS 18:65)

Perhatikan redaksi yang digunakan al-Qur'an. Ternyata, Khidhr
atau apapun nama beliau hanyalah satu dari sekian banyak
hamba Allah yang telah diberi rahmat dan ilmu. Boleh jadi
banyak sekali hamba Allah yang punya kelebihan seperti
Khidhr, tetapi Allah tidak beritakan kepada kita atau kita
memang tidak mengetahuinya.

Tapi itulah Khidhr, sebuah nama yang terlanjur melegenda
dan menyimpan misteri yang tak kunjung habis dibicarakan.

Dalam surat al-Kahfi diceritakan bagaimana Nabi Musa
ingin berguru dengan Khidhr. Khidhr semula menolak, namun
Musa terus mendesak. Perhatikan redaksi al-Qur'an
ketika mengutip penolakan Khidhr, "Sesungguhnya kamu
sekali-kali tidak akan sanggup sabar bersamaku. 
Dan bagaimana kamu dapat sabar atas sesuatu yang 
kamu belum mempunyai pengetahuan yang cukup tentang hal itu?"
(QS 18:67-68)

Khidhr menolak Musa bukan dengan argumen bahwa Musa itu bodoh
atau malas. Khidhr menolak Musa karena Musa tidak akan bisa 
bersikap sabar. Soalnya, kata Khidhr, bagaimana kamu bisa sabar 
pada persoalan yang kamu tidak punya ilmu tentangnya?

Begitulah yang terjadi. Musa selalu memprotes dan 
menyalah-nyalahkan perbuatan Khidhr yang, dipandang dari 
sudut pengetahuan Musa, merupakan perbuatan yang keliru. 

Sayang, kita jarang mau belajar dari kisah Khidhr dan Musa ini.
Seringkali kita sebar kata "sesat", "kafir", "menyimpang", "bid'ah"
kepada saudara-saudara kita, yang dipandang dari sudut pengetahuan
yang kita miliki, melakukan kesalahan besar. Kita menjadi emosional,
kita menjadi tidak sabar. Pada saat itu, ada baiknya kita ingat kembali
kisah Khidhr dan Musa. 

Kisah Khidhr mengajarkan kepada kita bahwa kesabaran merupakan
lambang tingginya pengetahuan.

Armidale, 7 Mei 1998



Rancangan KTPDI Hak cipta © dicadangkan.