![]() |
MATERI TARBIYAH SIMBOL |
From : Ahmad Zubair Subject : Simbol ***6:89*** 89. Mereka itulah orang-orang yang telah Kami berikan kitab, hikmat dan kenabian Jika orang-orang itu mengingkarinya, maka sesungguhnya Kami akan menyerahkannya kepada kaum yang sekali-kali tidak akan mengingkarinya. ***2:269*** 269. Allah menganugerahkan al hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al Qur'an dan As Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah). ***43:4*** 4. Dan sesungguhnya Al Qur'an itu dalam induk Al Kitab (Lauh Mahfuzh) di sisi Kami, adalah benar-benar tinggi (nilainya) dan amat banyak mengandung hikmah. ***12:22*** 22. Dan tatkala dia cukup dewasa Kami berikan kepadanya hikmah dan ilmu. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. ***2:151*** 151. Sebagaimana (Kami telah menyempurnakan ni'mat Kami kepadamu) Kami telah mengutus kepadamu Rasul diantara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al Kitab dan Al-Hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui. Dari ayat 6:89 tersebut di atas, Allah menjanjikan kepada manusia untuk memberikan Kitab, Hikmah dan Kenabian. KitabNya yang berupa Al Quraan, HikmahNya adalah pemahaman-pengertian-pengetahuan yang Dia berikan, dan Kenabian adalah petunjukNya bagi tiap diri yang mengimaninya. Sesuai dengan ayat berikut: ***2:4*** 4. dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al Qur'an) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu bahwa kita disuruh untuk mengimani Kitab-kitabNya. Kitab-kitab tersebut disampaikan secara gaib berupa simbol-simbol yang dimasukkan ke dalam hati para rasul, dan simbol-simbol tersebut disalurkan dari hati ke otak dan lidah mereka menjadi susunan kata, yang dikenal sebagai ayat-ayat. ***43:4*** 4. Dan sesungguhnya Al Qur'an itu dalam induk Al Kitab (Lauh Mahfuzh) di sisi Kami, adalah benar-benar tinggi (nilainya) dan amat banyak mengandung hikmah. ***26:192*** 192. Dan sesungguhnya Al Qur'an ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta alam, ***26:193*** 193. dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril), ***26:194*** 194. ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan, Turunnya pun secara berangsur-angsur tidak sekali gus. ***17:106*** 106. Dan Al Qur'an itu telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya bagian demi bagian. ***76:23*** 23. Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al Qur'an kepadamu dengan berangsur-angsur. Wahyu yang Allah turunkan, bukan berupa simbol-simbol yang berupa tulisan di atas kertas, sesuai dengan ayat berikut: ***6:7*** 7. Dan kalau Kami turunkan kepadamu tulisan di atas kertas, lalu mereka dapat menyentuhnya dengan tangan mereka sendiri, tentulah orang-orang kafir itu berkata: "Ini tidak lain hanyalah sihir yang nyata." Wahyu tersebut diturunkan dalam simbol bahasa si penerima: ***41:44*** 44. Dan jikalau Kami jadikan Al Quraan itu suatu bacaan dalam bahasa selain Arab, tentulah mereka mengatakan: "Mengapa tidak dijelaskan ayat-ayatnya?" Apakah (patut Al Quraan) dalam bahasa asing sedang (rasul adalah orang) Arab? Katakanlah: "Al Quraan itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang mu'min. Dan orang-orang yang tidak beriman pada telinga mereka ada sumbatan, sedang Al Quraan itu suatu kegelapan bagi mereka . Mereka itu adalah (seperti) yang dipanggil dari tempat yang jauh". Yang demikian ini menunjukkan ke Maha Pemurahan Allah dengan memberi kemudahan bagi rasul penerima wahyu, dengan tujuan supaya mengerti dan mendapat pelajaran: ***44:58*** 58. Sesungguhnya Kami mudahkan Al Qur'an itu dengan bahasamu supaya mereka mendapat pelajaran. Kemudian ayat-ayat tersebut disampaikan oleh rasul-rasul kepada pengikut-pengikutnya, dan di jaman Rasulullah Muhammad ada pencatat wahyu yaitu Zaid bin Tsabit, disamping beberapa orang yang menerima melalui telinganya kemudian menghafalkannya. Dari simbol bahasa ucapan, tersebut kemudian dirubahlah kedalam simbol tulisan, yaitu tulisan Arab yang ditulis di batu-batu, kulit, tulang, pelepah kurma dan sebagainya. Sesudah Rasulullah wafat, kemudian atas inisiatif Umar dan Abubakar, catatan-catatan tersebut disalin kedalam lembaran-lembaran yang dinamakan Al Mushhaf. Seandainya pada zaman itu sudah ada peralatan video, audio maupun komputer, maka niscaya ayat-ayat tersebut akan direkam dalam media tersebut, bahkan mungkin tidak perlu lagi tulisan di atas kertas. Allah menurunkan wahyu berupa simbol-simbol perkataan secara ghaib, kemudian memberinya pengertian (hikmah) bagi para penerima wahyu tersebut, kemudian memberinya petunjuk kepada mereka bagaimana melaksanakan hukum-hukum dalam ayat-ayat tersebut (adanya kitab, hikmah dan kenabian). Dalam ayat-ayat Al Quraan terdapat banyak sekali simbol-simbol atau perumpamaan-perumpamaan, baik berupa ayat-ayat yang mutasyaabihaat maupun ayat-ayat muhkamaat, yang memerlukan hikmah ataupun penjelasan dari Yang Maha Mengetahui, bahkan juga diperlukan petunjukNya. Kadang-kadang seseorang mengira bahwa mereka telah menerima petunjuk Allah, padahal mereka baru menerima simbol-simbolnya saja. Seorang mahasiswa kedokteran membeli buku tentang anatomi tubuh manusia, dia baru membeli satu simbol. Kemudian dia membacanya tanpa tidak peduli dia mengerti atau tidak, maka dia baru baca simbol-simbol lain berupa tulisan. Kemudian dia membaca satu simbol "mata" dengan uriannya. Diapun baru mengerti arti kata mata karena uraian yang ada. Kemudian dia diajar oleh dosen tentang mata, dengan segala peragaan yang ada, dan mungkin dengan mengoperasi mata. Barulah dia benar-benar mengerti apa mata itu, dan diapun memahami manfaat dari simbol-simbol yang ada di buku yang ia baca. Dari salah satu ayat berikut Allah telah memberikan perumpamaan - simbol: ***7:176*** 176. Dan kalau Kami menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan (derajat)nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia mengulurkan lidahnya (juga). Demikian itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir. Orang yang cenderung kepada kehidupan dunia dan mengikuti hawa nafsunya yang rendah, disimbolkan sebagai anjing. Diberi peringatan atau tidak diberi peringatan dia tetap menjulurkan lidahnya, dia tidak mau diberi peringatkan sedikitpun. Jadi begitu rendahnya di hadapan Allah, orang-orang yang condong dengan kehidupan duniawi, disejajarkan dengan anjing. Padahal manusia diciptakan oleh Allah sebagai mahluk setinggi-tingginya, tetapi karena mengikuti hawa nafsunya yang hina maka dia tidak lebih dari seekor binatang. Kalau seseorang membaca simbol-simbol yang ada pada kitab-kitaNya dengan tidak mau mendapatkan pemahaman (hikmah) dan memperoleh petunjukNya, maka Allah telah menyimbolkan sebagai: ***8:22*** 22. Sesungguhnya binatang (makhluk) yang seburuk-buruknya pada sisi Allah ialah; orang-orang yang pekak dan tuli yang tidak mengerti apa-apapun. Kemudian sebaliknya bagi orang-orang yang telah diberi pemahaman tetapi tidak mau mengikuti petunjuk Allah, maka merekapun disimbolkan sebagai: ***62:5*** 5. Perumpamaan orang-orang yang dipikulkan kepadanya Taurat, kemudian mereka tiada memikulnya adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab yang tebal. Amatlah buruknya perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-ayat Allah itu. Dan Allah tiada memberi petunjuk kepada kaum yang zalim. ***5:60*** 60. Katakanlah: "Apakah akan aku beritakan kepadamu tentang orang-orang yang lebih buruk pembalasannya dari (orang-orang fasik) itu disisi Allah, yaitu orang-orang yang dikutuki dan dimurkai Allah, di antara mereka (ada) yang dijadikan kera dan babi dan (orang yang) menyembah thaghut ?". Mereka itu lebih buruk tempatnya dan lebih tersesat dari jalan yang lurus. ***7:166*** 166. Maka tatkala mereka bersikap sombong terhadap apa yang dilarang mereka mengerjakannya, Kami katakan kepadanya: "Jadilah kamu kera yang hina. Demikian juga tentang kenikmatan di hari akhir nanti, yang disimbolkan dengan kesenangan surgawi, dimana kenikmatannya disimbolkan dengan satu titik air dibanding dengan tujuh lautan, adalah merupakan gambaran betapa kenikmatan di dunia ini dibanding dengan kenikmatan di akhirat tidak ada apa-apanya. Mudah-mudahan kita tidak menjadi orang-orang yang hanya tahu simbol-simbol saja, tetapi mendapatkan hikmah dan petunjuk dari kitab yang kita terima, dan tidak menjadi orang-orang yang dihinakan Allah seperti ayat-ayat tersebut di atas. ***10:100*** 100. Dan tidak ada seorangpun akan beriman kecuali dengan izin Allah; dan Allah menimpakan kemurkaan kepada orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya. Wallahu a'lamu bishawab, Wassalam, Saya yang bodoh, Ahmad Zubair