![]() |
MATERI
TARBIYAH
Kafirun - Bagian 2 |
Indeks KTPDI | Kumpulan Materi Tarbiyah | Konsultasi Islam | Arsip
Konsultasi Islam
From : Ahmad Zubair Subject : Kafirun - Bagian 2 Assalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh, Marilah kita lanjutkan pembahasan kita dengan judul "Kafirun" Pengkajian kita seharusnya dimulai dengan keyakinan terhadap Al Qur'an, dimana dipertanyakan bagaimana kalau Al Qur'an itu bukan dari Allah. "Maka apakah mereka tidak memperhatikan al-Qur'an? Kalau kiranya al-Qur'an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya. (QS. 4:82)" Lalu bagaimana pula kalau Al Qur'an dari Allah ? "Katakanlah: "Terangkanlah kepadaku, bagaimanakah pendapatmu jika al-Qur'an itu datang dari sisi Allah, padahal kamu mengingkarinya dan seorang saksi dari Bani Israil mengakui (kebenaran) yang serupa dengan (yang disebut dalam) al-Qur'an lalu dia beriman, sedang kamu menyombongkan diri. Sesungguhnya Allah tiada memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim". (QS. 46:10)". "Katakanlah:"Bagaimana pendapatmu jika (al-Qur'an) itu datang dari sisi Allah, kemudian kamu mengingkarinya. Siapakah yang lebih sesat daripada orang yang selalu berada dalam penyimpangan yang jauh" (QS. 41:52)". "Dan mereka tidak menghormati Allah dengan penghormatan semestinya dikala mereka berkata:"Allah tidak menurunkan sesuatupun kepada manusia". Katakanlah: "Siapakah yang menurunkan kitab (Taurat) yang dibawa oleh Musa sebagai cahaya dan petunjuk bagi manusia, kamu jadikan kitab itu lembaran-lembaran kertas yang bercerai berai, kamu perlihatkan (sebagiannya) dan kamu sembunyikan sebagian besarnya, padahal telah diajarkan kepadamu apa yang kamu dan bapak-bapak kamu tidak mengetahui(nya)". Katakanlah :"Allah-lah (yang menurunkannya)", kemudian (sesudah kamu menyampaikan al-Qur'an kepada mereka), biarkanlah mereka bermain-main dalam kesesatannya. (QS. 6:91)". Pertanyaannya, bagaimana dengan para penyandang predikat guru atau ustadz, tetapi termasuk kategori mencerai beraikan ayat-ayat Al Qur'an, menyembunyikan sebagian ayat karena mereka hendak mengambil keuntungan dari menghindari ayat-ayat tersebut. Kebanyakan mereka hanya mengeluarkan ayat-ayat yang mereka sukai, dan yang mereka kira tidak akan merugikan mereka di dunia ini. "Dan kamu tidak pernah membaca sebelumnya (al-Qur'an) sesuatu Kitabpun dan kamu tidak (pernah) menulis suatu Kitab dengan tangan kananmu; andaikata (kamu pernah membaca dan menulis), benar-benar ragulah orang yang mengingkari(mu). (QS. 29:48)" Dari ayat tersebut Allah memperingatkan adanya orang-orang yang menulis Kitab atau Buku, dan para pembacanya memuja dan mengikuti buku tersebut lebih dari Al Qur'an. Pembaca buku tersebut segan membaca Al Mushhaf, tetapi dengan gairahnya mereka membaca dan mengikuti yang tertulis di dalamnya. "Maka kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang menulis Al-Kitab dengan tangan mereka sendiri, lalu dikatakannya:"Ini dari Allah", (dengan maksud) untuk memperoleh keuntungan yang sedikit dengan perbuatan itu. Maka kecelakaan besarlah bagi mereka, akibat dari apa yang mereka kerjakan. (QS. 2:79)" Bagaimana dengan adanya orang-orang yang berkata : "Kalau tidak mengikuti Kyai Anu kamu dosa lho", atau "Kalau kita mengikuti si Fulan pasti di jamin rejekinya lancar". "Maka orang-orang yang zalim di antara mereka itu mengganti (perkataan itu) dengan perkataan yang tidak dikatakan kepada mereka, maka Kami timpakan kepada mereka azab dari langit disebabkan kezaliman mereka. (QS. 7:162)". Pernahkan anda merasakan getaran-getaran dalam diri pada saat anda membaca ayat-ayatNya? Sudahkah anda merasakan banyaknya petunjuk Allah dari membaca Al Mushhaf ? "Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) al-Qur'an yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka diwaktu mengingat Allah.Itulah petunjuk Allah, dengan kitab itu Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya.Dan barangsiapa yang disesatkan Allah, maka tidak ada seorangpun pemberi petunjuk baginya. (QS. 39:23)" "Jika mereka yang kamu seru itu tidak menerima seruanmu (ajakanmu) itu maka (katakanlah olehmu):"Ketahuilah, sesungguhnya al-Qur'an itu diturunkan dengan ilmu Allah, dan bahwasannya tidak ada Ilah selain Dia, maka maukah kamu berserah diri (kepada Allah)?" (QS. 11:14)". Namun sebelum itu kita ungkap pula keterangan-keterangan Allah, dimana tanpa keterangan dari Allah maka ibadah serang Muslim menjadi fatal kesudahannya. "Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah Kami menerangkannya kepada manusia dalam Al-Kitab, mereka itu dila'nati Allah dan dila'nati (pula) oleh semua (makhluk) yang dapat mela'nati, (QS. 2:159)". "Bagaimana Allah akan menunjuki suatu kaum yang kafir sesudah mereka beriman, serta mereka telah mengakui bahwa Rasul itu (Muhammad) benar-benar rasul, dan keterangan-keteranganpun telah datang kepada mereka Allah tidak menunjuki orang-orang yang zalim. (QS. 3:86) Mereka itu, balasannya ialah: bahwasanya la'nat Allah ditimpakan kepada mereka, (demikian pula) la'nat para malaikat dan manusia seluruhnya, (QS. 3:87) mereka kekal di dalamnya, tidak diringankan siksa dari mereka, dan tidak (pula) mereka diberi tangguh, (QS. 3:88)" "Tidakkah kamu memperhatikan orang-orang yang telah diberi bahagian yaitu Al-Kitab (Taurat), mereka diseru kepada kitab Allah supaya kitab itu menetapkan hukum di antara mereka; kemudian sebahagian dari mereka berpaling, dan mereka selalu membelakangi (kebenaran). (QS. 3:23) Hal itu adalah karena mereka mengaku:"Kami tidak akan disentuh oleh api neraka kecuali beberapa hari yang dapat dihitung". Mereka diperdayakan dalam agama mereka oleh apa yang selalu mereka ada-adakan. (QS. 3:24) Bagaimanakah nanti apabila mereka Kami kumpulkan di hari (kiamat) yang tidak ada keraguan tentang adanya. Dan disempurnakan kepada tiap-tiap diri balasan apa yang diusahakannya sedangkan mereka tidak dianiaya (dirugikan). (QS. 3:25)" Dalam hal ini keterangan-keterangan dari Allah disepelekan atau tergantikan dengan "kata guru saya, menurut Habib, kata Ulama, kata kyai saya, menurut .....dsb.", yang semuanya itu dapat menggantikan atau mempersekutukan keterangan dari Yang maha Mengetahui. "Sesungguhnya kamu dalam hati mereka lebih ditakuti daripada Allah.Yang demikian itu karena mereka adalah kaum yang tiada mengerti. (QS. 59:13)" "Itu adalah umat yang lalu; baginya apa yang telah diusahakannya dan bagimu apa yang sudah kamu usahakan, dan kamu tidak dimintai pertanggung jawaban tentang apa yang telah mereka kerjakan. (QS. 2:134)". Dan takutlah kamu kepada suatu hari di waktu seseorang tidak dapat menggantikan seseorang lain sedikitpun dan tidak akan diterima suatu tebusan daripadanya dan tidak akan memberi manfa'at sesuatu syafa'at kepadanya dan tidak (pula) mereka akan ditolong. (QS. 2:123) Itu adalah umat yang telah lalu; baginya apa yang diusahakannya dan bagimu apa yang kamu usahakan; dan kamu tidak akan diminta pertanggungjawaban tentang apa yang telah mereka kerjakan. (QS. 2:141)". Bahkan apa yang harus dikatakan tidak dikatakan, kalau dikatakan tidak dalam pedomanNya, bahkan dalam keingkaran dan tipu daya atau dalam ketidak patuhan dan ketidak fahaman, tidak berilmu Allah. Bagi yang tidak/kurang memahami bahasa Arab, berterima kasih sekali kepada mereka yang telah mengupayakan terjemahan Kitab "Al Mushhaf" ke dalam bahasa Indonesia, yang memudahkan dalam memahami apa yang terkandung di dalam Kalam Allah, sehingga kita dapat mengambil pelajaran dan berpelaksanaan sesuai dengan jalur yang lurus, keterangan dari Yang Maha Pemimpin. Sangat disayangkan sekali, bila dengan adanya kemudahan itu tidak disertakan Kemurahan dari Allah dan tidak berilmu Allah, lalu tenggelam dan terbelenggu dalam kefanatikan dan taklid dalam keilmu bahasa Araban. Disinilah adanya pengingkaran dalam diri, semitsal kekafiran terhadap adanya Ilmu Allah dan kemudahan-kemurahan Allah, dimana ilmu Allah tersisihkan oleh ilmu duniawi/manusiawi (iptek) dan menjauhkan diri dari kepengajaran Allah untuk dapat meraih Ilmu serta Ayat-ayatNya. Disinilah adanya kekafiran dan keingkaran yang menjadikan umat Islam bersalah kaprah dan berada dalam kemunduran selama empat belas abad. Tidak mendudukkan suatu permasalahan pada posisi yang sebenarnya, serta tidak berada dalam pedoman Allah, merupakan ciri kafirun dalam memperlihatkan kekafiran dirinya meskipun dia menyatakan "saya beriman". "Hai Rasul, janganlah hendaknya kamu disedihkan oleh orang-orang yang bersegera (memperlihatkan) kekafirannya, yaitu diantara orang-orang yang mengatakan dengan mulut mereka: "Kami telah beriman", padahal hati mereka belum beriman; dan (juga) diantara orang-orang yahudi.(Orang-orang yahudi itu) amat suka mendengar (berita-berita) bohong dan amat suka mendengar perkataan-perkataan orang lain yang belum pernah datang kepadamu; mereka merobah perkataan-perkataan (Taurat) dari tempat-tempatnya. Mereka mengatakan:"Jika diberikan ini (yang sudah dirobah-robah oleh mereka ) kepadamu maka terimalah, dan jika kamu diberi yang bukan ini maka hati-hatilah". Barang siapa yang Allah menghendaki kesesatannya, maka sekali-kali kamu tidak akan mampu menolak sesuatupun (yang datang) dari pada Allah. Mereka itu adalah orang-orang yang Allah tidak hendak mensucikan hati mereka. Mereka beroleh kehinaan didunia dan diakhirat mereka beroleh siksaan yang besar. (QS. 5:41)" "Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan. (QS. 11:16)". "Yang demikian itu adalah karena kamu kafir apabila Allah saja disembah. Dan kamu percaya apabila Allah dipersekutukan.Maka putusan (sekarang ini) adalah pada Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar. (QS. 40:12)". "Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai ilahnya dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat).Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran (QS. 45:23)". "Dan sesungguhnya Kami telah meneguhkan kedudukan mereka dalam hal-hal yang Kami belum pernah meneguhkan kedudukanmu dalam hal itu dan Kami telah memberikan kepada mereka pendengaran, penglihatan dan hati; tetapi pendengaran, penglihatan dan hati merekatidak berguna sedikit juapun bagi mereka, karena mereka selalu mengngkari ayat-ayat Allah dan mereka telah diliputi oleh siksa yang dahulu selalu mereka memperolok-olokkannya. (QS. 46:26)". "Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggunganjawabnya. (QS. 17:36)" Kemurnian dan kemutlakan yang Hak, datangnya dari Allah, merupakan keadaan - bacaan - pelaksanaan yang hasilnya akan diterima Allah, diperhitungkan dalam bekal-bekal hambaNya untuk berkehidupan abadi. Namun apabila adan kekotoran dan keingkaran dalam diri, mencampur adukkan keimanan dengan kezaliman, maka sesuatunya dapat berakibat fatal, yaitu tertolak di sisi Yang Maha Kuasa. Walaupun hanya sebiji zarah adanya riya dan syirik di dalam diri, sudah mengotori sesuatu yang akan diserah pasrahkan kepadaNya dan jadilah kerugian, sia-sia atau terhempaskan tidak diperhitungkan, tidak dibalasi oleh Illahi Rabbi. "Sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah (al-Qur'an), Allah tidak akan memberi petunjuk kepada mereka dan bagi mereka azab yang pedih. (QS. 16:104) Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan, hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, dan mereka itulah orang-orang pendusta. (QS. 16:105) Barangsiapa yang kafir kepada Allah sesudah dia beriman (dia mendapat kemurkaan Allah), kecuali orangyang dipaksa kafir padahal hatinya tetap tenang dalam beriman (dia tidak berdosa), akan tetapi orang yang melapangkan dadanya untuk kekafiran, maka kemurkaan Allah menimpanya dan baginya azab yang besar. (QS. 16:106) Yang demikian itu disebabkan karena sesungguhnya mereka mencintai kehidupan dunia lebih dari akhirat, dan bahwasanya Allah tiada memberi petunjuk kepada kaum yang kafir. (QS. 16:107) Mereka itulah orang-orang yang hati, pendengaran dan penglihatannya telah dikuncimati oleh Allah, dan mereka itulah orang-orang yang lalai. (QS. 16:108) Pastilah bahwa mereka di akhirat nanti adalah orang-orang yang merugi. (QS. 16:109)" "Katakanlah:"Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya" (QS. 18:103) Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedang mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya. (QS. 18:104) Mereka itu orang-orang yang kufur terhadap ayat-ayat Tuhan mereka dan (kufur terhadap) perjumpaan dengan Dia, maka hapuslah amalan-amalan mereka, dan Kami tidak mengadakan suatu penilaian bagi (amalan) mereka pada hari kiamat. (QS. 18:105) Demikian balasan mereka itu neraka jahanam, disebabkan kekafiran mereka dan disebabkan mereka menjadikan ayat-ayat-Ku dan rasul-rasul-Ku sebagai olok-olok. (QS. 18:106)" "Katakanlah:"Allah lebih mengetahui berapa lamanya mereka tinggal (di gua); kepunyaan-Nya-lah semua yang tersembunyi di langit dan di bumi. Alangkah terang penglihatan-Nya dan alangkah tajam pendengaran-Nya; tak ada seorang pelindungpun bagi mereka selain daripada-Nya; dan Dia tidak mengambil seorangpun menjadi sekutu-Nya dalam menetapkan keputusan". (QS. 18:26)" Wallahu a'lamu bishshawab, Wassalam, Saya yang bodoh, Ahmad Zubair KTPDI
Indeks KTPDI | Kumpulan Materi Tarbiyah | Konsultasi Islam | Arsip Konsultasi Islam
Rancangan KTPDI Hak cipta © dicadangkan.