![]() |
MATERI
TARBIYAH
Kafirun - Bagian 2a |
Indeks KTPDI | Kumpulan Materi Tarbiyah | Konsultasi Islam | Arsip
Konsultasi Islam
From : Ahmad Zubair Subject : Kafirun - Bagian 2a Assalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh, Marilah kita lanjutkan pembahasan kita dengan judul "Kafirun" Do'a yang selalu kita panjatkan kepada Allah azza wa jalla, Rabbul 'alamin, tidak akan teraih hasilnya atau tidak datangnya kenyataan dari do'a yang diharapkan, apabila iman yang tersandangkan belum mendapatkan legitimasi dari Allah, atau bahkan belum disandangkannya iman dari Allah , dimana kebenaran KitabNya belum terhadirkan dalam diri, dan semua perintah Allah belum dilaksanakan dengan seksama. Permohonan ampunpun syaratnya harus melaksanakan taubat, atau kembali dari mengingkari ayat-ayatNya. "Dan mohonlah ampun kepada Tuhanmu kemudian bertaubatlah kepada-Nya. Sesengguhnya Tuhanku Maha Penyayang lagi Maha Pengasih. (QS. 11:90)" "kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; maka mereka itu kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan.Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. 25:70) Dan orang yang bertaubat dan mengerjakan amal saleh, maka sesungguhnya dia bertaubat kepada Allah dengan taubat yang sebenar-benarnya. (QS. 25:71) Dan orang-orang yang tidak memberikan persaksian palsu, dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka lalui (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya. (QS. 25:72) Dan orang-orang yang apabila diberi peringatan dengan ayat-ayat Tuhan mereka, mereka tidaklah menghadapinya sebagai orang-orang yang tuli dan buta. (QS. 25:73)" "Kemudian, sesungguhnya Tuhanmu (mengampuni) bagi orang-orang yang mengerjakan kesalahan karena kebodohannya, kemudian mereka bertobat sesudah itu dan memperbaiki (dirinya); sesungguhnya Tuhanmu sesudah itu benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. 16:119)". Maka dapat kita pahami adanya kekafiran di dalam diri manusia, bukan pada diri golongan Kafirun saja, tetapi bisa jadi kekafiran tersebut hadir di dalam diri orang yang mengaku dirinya beriman, yang menyatakan sebagai pemeluk Islam, yang mempunyai cara dan ciri beribadat dan beramal seperti orang yang telah mendapat ke-iman-an dari Allah, namun tidak memperhitungkan suci diri, bersih dalam beragama, lurus di jalanNya dan adanya Ilmu Allah yang termiliki. Coba perhatikan bagaimana orang-orang yang mengaku dirinya Islam, tetapi mereka melakukan KKN, menghujat, memfitnah, sombong, suka bertengkar, ingkar janji, mengikuti hawa nafsunya yang rendah, rakus terhadap duniawi, dan sebagainya. "Di antara manusia ada yang mengatakan:"Kami beriman kepada Allah dan Hari Kemudian", padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman. (QS. 2:8) Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu diri sendiri sedang mereka tidak sadar. (QS. 2:9) Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta. (QS. 2:10) Dan bila dikatakan kepada mereka:"Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi". Mereka menjawab:"Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan". (QS. 2:11) Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar. (QS. 2:12) Apabila dikatakan kepada mereka:"Berimanlah kamu sebagaimana orang-orang lain telah beriman. Mereka menjawab:"Akan berimankah kami sebagaimana orang-orang bodoh itu telah beriman". Ingatlah, sesungguhnya merekalah orang-orang yang bodoh, tetapi mereka tidak tahu. (QS. 2:13) Dan bila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka mengatakan: "Kami telah beriman". Dan bila mereka kembali kepada syaitan-syaitan mereka, mereka mengatakan:"Sesungguhnya kami sependirian dengan kamu, kami hanyalah berolok-olok". (QS. 2:14) Allah akan (membalas) olokan-olokan mereka dan membiarkan mereka terombang-ambing dalam kesesatan mereka. (QS. 2:15) Mereka itulah yang membeli kesesatan dengan petunjuk, maka tidaklah beruntung perniagaannya dan tidaklah mereka mendapat petunjuk. (QS. 2:16)" Bagaimana pula dengan orang-orang yang berpenampilan bagai orang suci, bahkan ucapan-ucapannya sangat menarik bahkan kadang-kadang membawa ayat-ayat Allah, tetapi ternyata menurut Allah dalam kenyataannya adalah orang-orang yang penentang terhadap Allah. Mereka senang sekali berbuat kerusakan di bumi ini, kerusakan moral, suka mengobarkan peperangan, perusak ciptaan Allah yang berupa tanaman, hewan, dan mahluk-mahluk Allah lainnya, yang sebenarnya diciptakan Allah untuk kebaikan diri mereka. "Dan di antara manusia ada orang yang ucapannya tentang kehidupan dunia menarik hatimu, dan dipersaksikannya kepada Allah (atas kebenaran) isi hatinya, padahal ia adalah penantang yang paling keras. (QS. 2:204) Dan apabila ia berpaling (dari mukamu), ia berjalan di bumi untuk mengadakan kerusakan padanya, dan merusak tanaman-tanaman dan binatang ternak, dan Allah tidak menyukai kebinasaan. (QS. 2:205)" Ada orang-orang yang menganggap dirinya bersih atau suci, padahal hanya Allahlah yang dapat membersihkan diri seseorang. Orang-orang yang demikian banyak yang dikagumi sebagai orang yang suci, bahkan banyak pengikutnya, padahal mereka sesungguhnya pembohong besar di hadapan Allah. "Apakah kamu tidak memperhatikan orang yang menganggap dirinya bersih Sebenarnya Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya dan mereka tidak dianiaya sedikitpun. (QS. 4:49) Perhatikanlah, betapakah mereka mengada-adakan dusta terhadap Allah Dan cukuplah perbuatan itu menjadi dosa yang nyata (bagi mereka). (QS. 4:50)". Bagaimana dengan adanya keterangan dan ketetapan Allah sebagai tercantum dalam ayat berikut: "Sudahkah datang kepadamu berita kaum-kaum penentang, (QS. 85:17) (yaitu kaum) Fir'aun dan (kaum) Tsamut (QS. 85:18) Sesungguhnya orang-orang kafir selalu mendustakan, (QS. 85:19) padahal Allah mengepung mereka dari belakang mereka. (QS. 85:20) Bahkan yang didustakan mereka itu ialah al-Qur'an yang mulia, (QS. 85:21) yang tersimpan dalam Lauhul Mahfuzh. (QS. 85:22)". "Dan adapun orang-orang yang kafir (kepada mereka dikatakan):"Maka apakah belum ada ayat-ayat-Ku yang dibacakan kepadamu lalu kamu menyombongkan diri dan kamu jadi kaum yang berbuat dosa" (QS. 45:31) Dan apabila dikatakan (kepadamu):"Sesungguhnya janji Allah itu adalah benar dan hari berbangkit itu tidak ada keraguan padanya", niscaya kamu menjawab: "Kami tidak tahu apakah hari kiamat itu, kami sekali-kali tidak lain hanyalah menduga-duga saja dan kami sekali-kali tidak meyakini(nya)". (QS. 45:32) Dan nyatalah bagi mereka keburukan-keburukan dari apa yang mereka kerjakan dan mereka diliputi oleh (azab) yang mereka selalu memperolok-olokannya. (QS. 45:33)". Ceritera-ceritera dari kejadian suatu ayat, atau adanya peristiwa dimana suatu kaum dibinasakan oleh Allah, atau adanya langkah keingkaran terhadap data keimanan dan ke-Islaman, sudah terbaca dalam hadits-hadits Allah yang secara ringkas tertuliskan di dalam Al Mushhaf. "Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. al-Qur'an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman. (QS. 12:111)" (al-Qur'an) ini adalah penjelasan yang sempurna bagi manusia, dan supaya mereka mengetahui bahwasanya Dia adalah Ilah Yang Maha Esa dan agar orang-orang yang berakal mengambil pelajaran. (QS. 14:52)" Namun pertanyaannya adalah, sampai dimana keyakinan umat Islam pada masa kini dalam membina kehidupan beragama Islam sesuai dengan syari'atNya ? Wallahu a'lamu bishshawab, Wassalam, Saya yang bodoh, Ahmad Zubair KTPDI
Indeks KTPDI | Kumpulan Materi Tarbiyah | Konsultasi Islam | Arsip Konsultasi Islam
Rancangan KTPDI Hak cipta © dicadangkan.