[Bagian 4] Salam dari Makassar ! Jalan menuju Makale, ibukota Tana Toraja, berkelok-kelok, naik dan turun, lebih banyak menanjak daripada menurun. Sayang hari sudah gelap, tentu pemandangan sepanjang jalan cantik sekali. Dalam mobil hanya si sulung yang pernah ke Toraja diajak tetangga, dia bilang memang alam pegunungan Toraja sangat indah. Di perbatasan kabupaten Enrekang dan Tana Toraja, mobil dihentikan petugas keamanan, lalu diperiksa dengan teliti seperti kalo' mau parkir di mall. Setelah dinyatakan clear tidak bawa bom, kami ditanya dari mana mau ke mana, dari Makassar mau ke Makale..... OK, silakan jalan terus. Walau pun melewati banyak wilayah pemukimam, tapi jalan cukup sepi. Memang bukan musim turis, namanya juga hari lebaran. Kira-kira 10 km menjelang sampai di Makale, ada petunjuk ke hotel Sahid, tapi kami ingin lihat kota Makale dulu baru cari hotel. Masuk kota Makale, di sebelah kiri ada mesjid besar, di sebelahnya ada restoran Hj. Idaman, langsung ke pusat kota. Ada kolam besar di tengah kota, dengan seonggok patung besar di tengah kolam, yang masih dibungkus belom diresmikan. Dari spanduk-spanduk diketahui bahwa kota Makale tengah bersiap-siap menyelenggarakan sebuah event besar yang namanya "Toraya Mamali" (artinya kalo' ndak salah: "kerinduan pada Toraja"???) hari Sabtu-nya. Konon wapres JK akan hadir dalam acara tersebut...... Setelah memutari kolam besar, kami bertanya pada orang yang sedang duduk-duduk di situ, di mana ada hotel. Kami ditunjukkan ke jalan yang mengarah ke Rantepao, di sana kami menemukan hotel Marannu yang cukup besar, tapi sepi. Mobil kami satu- satunya yang ada di tempat parkir malam itu (nanti menjelang tengah malam, baru ada satu mobil lainnya). Kata orang hotel, malam itu memang sepi, tapi menjelang akhir pekan sudah full-booked karena ada puncak acara "Toraya Mamali" itu....... OK, pokoknya dapat tempat yang nyaman untuk istirahat malam itu. Tidak sampai habis satu film di HBO, kami sudah tidur nyenyak kecapean ..... ETAPPE III Makale - Sengkang di Kab. Wajo Pagi-pagi kami bangun, ditawari sarapan di restoran Marannu, tapi kami tolak karena mahal sekale..... masa' nasi goreng harganya Rp. 24.000, dan secangkir kopi sampai Rp. 11.000. Wah, mendingan minta air panasnya saja deh, bikin kopi susu sendiri, dan makan pop-mie saja untuk ganjal perut. Mobil saya periksa oli dan air-nya, ternyata alhamdulillah OK, siap jalan lagi. Berangkat meninggalkan hotel, kami kembali dulu ke kolam besar di pusat kota, foto-foto dengan latar belakang patung di tengah kolam yang masih dibungkus, lalu ke restoran Hj. Idaman dekat mesjid. Tapi masih tutup, di sebelahnya ada restoran yang lebih kecil. Sarapan dengan harga "normal" secukupnya, sambil cari info tentang obyek wisata di Tana Toraja. Saya tanya ke pemilik restoran, dengan menunjukkan sketsa denah yang didapat di kamar hotel, kalo' saya punya waktu hanya sampai tengah hari, obyek wisata mana yang harus saya kunjungi di sepanjang jalan menuju ke Rantepao. Di-informasi-kan bahwa cukup singgah di dua tempat saja, yaitu di Londa dan Ketekesu, lalu kalo' mau beli souvenir, singgah saja di pasar sentral Rantepao, harganya bisa lebih "miring"...... OK. Dengan bekal info ini, kami starat etappe III dari perjalanan ini, dengan target mencapai Sengkang malam hari ......... Bismillah. Wassalam, Rhiza rhiza@unhas.ac.id http://www.unhas.ac.id/~rhiza/ (bersambung)