EKSPLORASI PELUANG USAHA EKONOMI JARINGAN DI INDONESIA: ASPEK TEKNIS DAN BISNIS
Benny S Nasution
bennynst@yahoo.com
SEMINAR "EKONOMI JARINGAN/EKONOMI DIGITAL: MENUJU DEMOKRATISASI EKONOMI DI INDONESIA"
Jakarta, 6-7 Desember 1999
EKSPLORASI PELUANG USAHA EKONOMI JARINGAN DI INDONESIA: ASPEK TEKNIS DAN BISNIS
Benny S Nasution
bennynst@yahoo.com
Pendahuluan
Telekomunikasi selama ini merupakan pelayanan yang dilakukan secara eksklusif oleh pemerintah melalui BUMN PT Telkom dan PT Indosat. Dikatakan eksklusif karena pada dasarnya kedua BUMN tersebut memegang monopoli dalam penyelenggaraan pembangunan sampai pengoperasian sarana telekomunikasi. Monopoli dalam bidang telekomunikasi hampir selalu dianggap sebagai monopoli secara alamiah. Monopoli tersebut selalu dilindungi oleh pemerintah dengan berbagai dalih dan peraturan untuk mencegah persaingan. Sejak awal tahun 1990an, swasta diijinkan untuk ikut menyelenggarakan pembangunan dan pengoperasian fasilitas telekomunikasi dengan bekerjasama - untuk dan atas nama - BUMN tersebut.
Undang-Undang Telekomunikasi UU no 36/99, mencabut monopoli Badan Penyelenggara Telekomunikasi sekaligus membuka peluang penyelenggara jaringan dan jasa telekomunikasi oleh swasta dan koperasi, mulai tahun 2000, dan swasta dijinkan untuk menyelenggarakan jaringan dan jasa telekomunikasi tanpa harus bekerja-sama dengan kedua BUMN tersebut.
Kemajuan yang pesat secara berkesinambungan dalam bidang teknologi elektronika memperkecil dimensi alat dan biaya produksi sambil memperbesar kapasitas mengakibatkan harga peralatan telekomunikasi terus menerus mengalami penurunan, sedemikian rupa sehingga tidak lama lagi biaya penggunaan saluran transmisi antar kota-kota didunia akan mendekati nol.
Salah satu bidang dalam telekomunikasi yang pertumbuhannya paling pesat adalah internet. Penyebab pertumbuhannya yang begitu pesat adalah oleh karena internet dikembangkan secara terus menerus oleh masyarakat.
Telekomunikasi yang selama ini merupakan usaha monopoli kurang mendukung penyebaran informasi untuk pengembangan Usaha kecil dan Menengah (UKM). UKM - yang jumlahnya sangat besar - membutuhkan modal, keahlian, peluang usaha dan informasi. Sumberdaya tersebut selama ini dikuasai oleh hanya segelintir pengusaha besar yang rentan akan gejolak badai moneter. Akses kepada sumber daya tersebut dapat diperoleh oleh UKM dengan memanfaatkan internet.
Perkembangan Teknologi Telekomunikasi dan peluang usaha baru
Anytime, anywhere, anything
Beberapa perkembangan yang paling mengesankan dibidang telekomunikasi akhir-akhir ini adalah telepon selular, internet dan serta optik. Perkembangan teknologi elektronika dan perangkat telekomunikasi yang berkesinambungan membuat perangkat komunikasi semakin kecil, semakin canggih dan semakin murah. Bila selama seratus tahun lebih, peranan telekomunikasi konvensional adalah untuk menciptakan - hubungan antara dua tempat - anytime; komunikasi wireless dan selular membuat hubungan menjadi anywhere karena hampir tidak ada tempat didunia yang tidak dapat dijangkau; dan internet mengisinya dengan anything karena seluruh informasi apapun dapat dikirimkan, baik informasi tersebut berupa data, suara, gambar maupun film bergerak. Dan yang lebih penting lagi saat ini semuanya sudah dapat dilakukan dengan harga yang terjangkau.
Jika dua dekade yang lalu biaya investasi rata-rata untuk membangun 1 sambungan telepon rumah (PSTN) mencapai US$ 6000, sekarang dengan ukuran perangkat sentral yang lebih kecil dan dengan features yang lebih banyak, sudah bisa dibawah US$ 1000. Untuk membangun sistem selular sekarang bahkan sudah bisa ditekan menjadi dibawah US$ 500 per pelanggan. Bila sepuluh tahun yang lalu untuk memperoleh sebuah telepon genggam harganya Rp. 17.500.000 pada saat kurs satu dollar Rp. 1500, sekarang telepon genggam yang lebih kecil, lebih canggih dan waktu bicara yang lebih lama dapat diperoleh dengan harga dibawah Rp. 1 juta dalam kurs dollar Rp. 7000.
Didalam telekomunikasi, untuk menghubungkan kota-kota digunakan jaringan penghubung yang sering dikenal dengan istilah jaringan transmisi. Jaringan transmisi dapat terdiri dari kabel, microwave, satelit dan serat optik. Disini hanya akan dibahas yang terakhir karena dampaknya yang sangat besar dalam menurunkan biaya hubungan antar kota.
Serat Optik
Perkembangan teknologi serat optik telah sedemikian majunya sehingga 1 lembar serat optik yang ukurannya tidak lebih besar dari ukuran rambut manusia, dapat membawa lalulintas telekomunikasi yang begitu besar. Dalam sebuah seminar yang diselenggarakan oleh Siemens baru-baru ini, mereka mengemukakan bahwa penelitian dalam teknologi serat optik telah mencapai kemampuan melalukan data dengan kecepatan 3,5 terabyte per detik pada selembar serat optik. Ini ekivalen dengan 3,5 juta saluran televisi atau 1,25 milyar pembicaraan telepon secara serentak dalam satu lembar serat optik.
Dengan kemampuan sebesar ini, biaya hubungan antar kota akan sedemikian murahnya sehingga terlalu mahal ongkos menagihnya karena dengan kapasitas sebesar ini biaya pembuatan kuitansi telepon menjadi terlalu mahal dan tidak ekonomis. Sebagai gambaran mahalnya biaya pembuatan kuitansi telepon, seorang eksekutif pengelola jasa selular nasional menceriterakan pengalamannya, bahwa investasi perangkat billing system bisa mencapai 1/3 dari biaya investasi total.
Pada saat ini beberapa perusahaan didunia tengah membangun jaringan serat optik skala global seperti proyek OXYGEN yang akan membangun jaringan serat optik yang panjangnya 10 kali keliling dunia, proyek FLAG (Fiberoptic Link Around the Globe), Global Crossing dll. Kapasitas jaringan tersebut nantinya akan dijual kepada berbagai pihak yang membutuhkan seperti perusahaan-perusahan telekomunikasi, televisi, internet dll.
Perkembangan teknologi yang begitu cepat - sekaligus menurunkan biaya investasi - serta tersedianya kapasitas jaringan penghubung antar kota dan negara yang begitu besar sehingga membuat biaya pemakaiannya mendekati nol akan membawa masalah baru bagi operator telekomunikasi yang ada. "Perubahan teknologi selalu mengakibatkan masalah bagi pemilik teknologi lama. Investasi padat modal lebih memperburuk masalah dan operator telekomunikasi adalah perusahaan padat modal" demikian seperti dikatakan Philip Sirlin dari Wertheim Schroder, analis keuangan dari New York.
Internet
Pertumbuhan internet diawali oleh Proyek Departemen Pertahanan Amerika Serikat, ARPANET di tahun 1970an, dipergunakan untuk komunikasi antara pengajar dan mahasiswa di Universitas-universitas di Amerika Serikat. Pertumbuhan internet merupakan fenomena yang menarik, walaupun internet masih baru dalam tahap awal, saat ini lebih dari 200 juta pengguna internet diseluruh dunia dan bertambah 6 – 10 juta pengguna internet baru setiap bulannya. Pertumbuhannya yang demikian pesat, sampai-sampai Bill Gates - si "anak ajaib" yang produk Microsoftnya banyak digunakan untuk internet – dalam "The Road Ahead" mengaku salah dan "underestimate" dalam memperkirakan pertumbuhan internet.
Beberapa hal yang menyebabkan pesatnya pertumbuhan internet adalah:
Gb 1 Pertumbuhan Internet dunia
Pertumbuhan internet telah mengacaukan segala-galanya, bagaikan monster yang tidak bisa diatur dan mampu menembus batas-batas negara tanpa dapat diawasi, menciptakan berbagai standard baru dalam industri telekomunikasi yang kemudian dijadikan standard industri seperti JPEG, MP3, MPEG, Linux dll. Bahkan Al Gore - wakil Presiden Amerika Serikat - pada tahun 1995 mengakui bahwa Pemerintah Amerika Serikat pun tidak mampu mengatur internet.
Berbagai perusahaan besar-kecil diseluruh dunia "jungkir-balik" dipaksa melakukan restrukturisasi karena fenomena internet. Pola dan strategi pemasaran berubah, produk yang dibuat berubah, kebutuhan SDM berubah, kebutuhan peralatan telekomunikasi berubah. Perusahaan-perusahaan yang namanya belum pernah terdengar sebelumnya tiba-tiba dalam tempo singkat menjadi raksasa yang sanggup "melahap" berbagai perusahaan raksasa yang semula diperkirakan tidak tergoyahkan. Yahoo yang namanya tidak pernah terdengar di awal tahun 90an baru-baru ini mengakuisisi perusahaan Broadcast.com senilai US$ 5 milyar. Sebuah "toko buku" maya/virtual Amazon yang hanya menjual produknya melalui internet bernilai US$ 22 milyar dibursa saham, sementara Borders, toko buku yang betul-betul toko dengan outlet lebih kurang 1000 buah diseluruh Amerika Serikat nilainya "hanya" US$ 1 milyar. Hal ini dapat dijelaskan karena, sebuah toko untuk dapat meningkatkan penjualannya dengan 100 % harus menambah outlet berikut SDM nya dengan 100 % juga. Melalui internet peningkatan penjualan 1000 % pun tidak diikuti oleh penambahan perangkat maupun SDM.
Pertumbuhan sales melalui internet terlihat seperti pada Gb. 2 dimana 1/3 nya adalah perusahan UKM yang melakukan bisnisnya melalui internet. Jumlah ini diperkirakan akan terus bertambah, karena dengan internet, kemampuan akses yang menjadi kendala UKM selama ini hilang. UKM dan perusahaan multinasional mempunyai daya saing yang sama.
Gb 2 Volume Perdagangan Melalui Internet
Ringkasnya, dampak dari pengembangan internet adalah,
Pengaturan di Internet
Organisasi yang "mengatur", membuat standard-standard dan peraturan-peraturan dalam internet adalah IETF (Internet Engineering Task Force), sebuah organisasi yang sama uniknya seperti internet sendiri, tidak resmi dengan keanggotaan terbuka untuk setiap orang yang berminat diseluruh dunia, bersifat sukarela dan tanpa iuran anggota. Pada IETF dibentuk kelompok kerja-kelompok kerja yang melakukan "pertemuannya" melalui internet dan menghasilkan standard-standard yang merupakan konsensus (tidak mengenal voting) yang dikenal dengan RFC (Request For Comments). Seseorang yang tidak setuju dengan salah satu RFC dipersilahkan mengajukan RFC tandingan dan jika disepakati bersama akan menjadi standard yang baru yang boleh diterapkan boleh juga tidak. IETF dianggap sebagai salah satu model "governance" yang sangat berhasil.
Keberhasilan IETF terjadi karena seluruh proses terbuka bagi seluruh anggota, dedikasi pada hasil yang diperoleh secara bertahap serta legitimasi yang dihasilkannya. Walter S. Baer dalam "Will the Global Information Infrastructure Need Transnational (or Any) Governance?" menyarankan agar Global Information Infrastructure yang sekarang telah mulai berkembang diatur seperti pengaturan dalam internet
Keberadaan internet dan derivatifnya disertai dengan penurunan drastis biaya telekomunikasi merupakan solusi yang paling sesuai untuk pengembangan UKM. UKM yang mempunyai akses ke internet akan mempunyai akses pasar dan daya saing yang sama dengan perusahaan besar dinegara maju. Yang harus diselesaikan adalah konsep pengembangan ekonomi jaringan sehingga mampu berkembang dengan pesat tanpa "mengorbankan" anggaran pemerintah.
Dengan mempelajari ciri-ciri perkembangan internet serta perkembangan keberadaan wartel (saat ini ada 105.000 wartel diseluruh Indonesia) yang begitu pesat, seyogyanya "cetak-biru" rencana pengembangan ekonomi jaringan sudah dapat dirancang dan segera diimplementasikan. Wartel dengan jumlah yang begitu besar dibangun oleh masyarakat dalam tempo yang relatif singkat, tidak membebani anggaran pemerintah, tetapi menghasilkan keuntungan bagi si pemilik wartel. Bahkan dalam krisis moneter yang begitu hebat, wartel tetap eksis bahkan bertambah jumlahnya. Adopsi pengalaman dalam pengembangan wartel kepada pengembangan jaringan ekonomi dapat menjadi "cetak-biru" dasar pengembangan jaringan ekonomi.
Sebagai tambahan pada saat ini pemerintah India telah memasang beberapa "warung internet" untuk memberikan pelayanan video e-mail di pedesaan. Nantinya sistem in akan dikembangkan sampai ke 300.000 lokasi.
Tarif Telekomunikasi
Tarif telekomunikasi yang berlaku saat ini pada dasarnya dapat dibagi menjadi tarif tetap dan tarif per pemakaian yang pada umumnya merupakan fungsi dari jarak dan lama pembicaraan. Pola ini sudah berlaku sejak dari lebih seratus tahun yang lalu. Pada saat tersebut benar bahwa semakin jauh semakin banyak sentral telepon dan perangkat telekomunikasi yang dilalui sehingga logis jika tarif penggunaan menjadi fungsi dari jarak. Saat dioperasikannya sistem komunikasi satelit diakhir tahun 1960an sudah muncul pertanyaan akan kebenaran prinsip tarif telekomunikasi sebagai fungsi dari jarak karena dengan komunikasi satelit komunikasi berjarak 10 km ataupun 10.000 km biayanya sama. Padahal untuk menyelenggarakan hubungan telekomunikasi dari Jakarta ke New York investasinya saat ini belum tentu lebih mahal dari investasi untuk membangun hubungan dari Jakarta ke Bogor.
Besarnya tarif telekomunikasi di Indonesia ditetapkan oleh pemerintah dengan masukan dari Badan Penyelenggara telekomunikasi yang ada dan sejauh ini lebih "political sensitive" daripada "distance sensitive".
Tingginya tarif telekomunikasi mengakibatkan berbagai organisasi melakukan upaya penekanan biaya. Upaya tersebut umumnya ada tiga yaitu :
Penggunaan TV kabel sudah banyak dilakukan dinegara-negara maju dimana kabel TV dari operator TV kabel ditumpangi juga dengan telepon.
Juga akhir-akhir ini sudah mulai populer penggunaan satelit untuk broadcast data internet, sehingga browsing internet menjadi cepat sekali sementara hubungan ke penyelenggara internet menggunakan kabel telepon yang ada.
Ada juga teknik yang dikenal dengan call-back dimana seseorang menelpon suatu nomor tertentu, umumnya di Amerika Serikat kemudian menutup teleponnya dan nomor tersebut kemudian menelepon balik. Hal ini terjadi karena biaya telepon ke Amerika Serikat lebih mahal dibandingkan dengan telepon dari Amerika Serikat. Teknik call back ini dilarang di Indonesia tetapi beberapa negara sudah mulai mengijinkan beroperasinya sistem callback.
Ada lagi teknik yang dipergunakan yaitu voice over internet (VoIP), yaitu memanfaatkan jaringan internet untuk telepon.
Dua teknik terakhir sering juga disebut dengan by-pass, yaitu mem"by-pass" operator yang ada. Yang jelas selama biaya telekomunikasi masih tinggi akan selalu ada inovasi-inovasi yang bertujuan menekan biaya, khususnya untuk telepon internasional. Pada saat ini diperkirakan lebih dari 10 juta menit pembicaraan internasional setiap bulannya dilalukan melalui teknik VoIP atau callback
Sebuah perusahaan yang mengoperasikan VoIP di berbagai negara baru-baru ini bahkan berani menawarkan pembicaraan telepon gratis kemana saja diseluruh dunia selama dua menit asalkan mau mendengarkan iklan selama 15 detik sebelum memulai pembicaraan.
Biaya jarak = nol?
Dimuka telah dibahas bahwa tarif telekomunikasi yang berlaku saat ini terdiri dari biaya penggunaan yang merupakan fungsi dari jarak, durasi dan jam pembicaraan. Makin jauh makin mahal. Untuk telekomunikasi dalam Negeri dibagi atas 4 zona yaitu 0 sampai 30 km; 30 sampai 200 km; 200 sampai dengan 500 km dan lebih dari 500 km. Untuk hubungan luar negeri pembagiaan zona ada tujuh dengan tarif per menit Rp. 3650 untuk zona I sampai Rp. 7150 untuk zona VII. Tarif ini masih dikalikan faktor pengali yang tergantung pada jam pembicaraan dilakukan.
Internet telah membuktikan bahwa penggunaannya tidak ditentukan oleh jarak, walaupun pada dasarnya internet menggunakan fasilitas telekomunikasi yang sama. Jika kita berlanggan internet kita membayar satu paket tarif bulanan ditambah biaya penggunaan telepon lokal. Mengapa bisa demikian karena memang pada dasarnya jarak sudah bukan merupakan variabel dalam pendudukan jaringan telekomunikasi lagi, bahkan biaya karena jarak sudah mendekati nol.
Sebuah berita dari Majalah Telecom Asia edisi tanggal 16 Agustus 1999 yang memberitakan bahwa Southern Cross Cable, sebuah perusahaan Amerika Serikat yang membangun jaringan kabel bawah laut, menawarkan untuk menghubungkan Australia dengan Amerika Serikat menggunakan kabel serat optik bawah laut dengan kapasitas 155 Mbps. Besar kontrak selama 15 tahun adalah US$ 12.9 juta. Jika diasumsikan dalam 1 hari saluran dipergunakan selama 500 menit, maka tarif penggunaan jaringan penghubung antara Australia dengan Amerika Serikat untuk penggunaan telepon adalah US$ 0,002 per menit yang setara dengan Rp. 14,-. Ini dengan menggunakan teknologi multipleksing konvensional yaitu setiap 2 Mbps diturunkan menjadi 30 kanal telepon. Dengan teknologi yang lebih mutakhir, 2 Mbps dapat dirubah menjadi 360 kanal telepon, artinya biaya per menit hubungan adalah US$ 0,00017 yang setara dengan Rp. 1,- per menit. Inipun dengan asumsi bahwa satu hari adalah 500 menit. Ini baru menggunakan jaringan serta optik dengan kapasitas 155 Mbps. Bagaimana tarif yang akan diperlakukan jika serat optik yang sama digunakan bukan 155 Mbps tetapi 3.5 Tbps (3.500.000 Mbps)? Pasti akan jauh lebih rendah lagi.
Latihan
Setelah melalui uraian panjang lebar diatas diatas, muncul pertanyaan yang cukup menggelitik yang bisa dijadikan latihan. Perhatikan blok diagram sederhana sistem telekomunikasi berikut. Yang menjadi pertanyaan adalah berapa tarif yang sesuai untuk dikenakan untuk hubungan dari telepon dari A ke A’ serta alasannya.
Dampak pada kehidupan
Biaya jarak telekomunikasi nol akan berarti seluruh aktifitas yang menggunakan telepon dan layar monitor dapat diselenggarakan dimana saja diseluruh dunia, baik itu desain bangunan dan mesin, rancangan mode, konperensi jarak jauh sampai kamera monitor untuk sekuriti. Tahap awal dari kegiatan semacam ini sudah dimulai seperti contohnya kegiatan yang dilakukan di Bangalore, India – kota tempat industri software - dimana disini dilakukan pekerjaan back-office perusahaan penerbangan British Airways dan Swissair. Dari Perth, Australia, EMS Control Systems melakukan monitoring AC, lift dan sekuriti gedung perkantoran di Jakarta, Singapura, Kuala Lumpur, Taipeh dan Kolombo; Ireland Telecom membangun call center layanan bebas pulsa 0800 untuk melayani seluruh negara Eropa dan Amerika Serikat. Jenis pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan perjalanan akan menurun. Kebutuhan ruangan perkantoran akan menurun karena lebih banyak orang bekerja dari rumah, yang mungkin berakibat kantor dirubah menjadi rumah makan, gedung pertunjukan atau hiburan.
Biaya jarak telekomunikasi nol artinya melakukan pembicaraan ke rumah tetangga ataupun ke Eropa akan sama biayanya. Karena murahnya biaya jarak, telepon mungkin tidak perlu ditutup lagi, seperti kita tidak mematikan pesawat televisi. Sebagian orang meramalkan bahwa hal ini akan sudah terealisir dalam paling lama dua dekade mendatang.
Keuntungan perusahaan-perusahaan telekomunikasi akan menurun dan berbagai perusahaan telekomunikasi didunia akan bergabung atau beraliansi dengan perusahaan lain agar dapat memperoleh akses kepada pelanggan. Penggabungan atau aliansi perusahaan-perusahaan besar tersebut telah mulai terjadi pada beberapa tahun terakhir, seperti,
Daftar tersebut akan terus bertambah dan tidak tertutup kemungkinan, mereka yang telah bergabung akan bergabung lagi dengan gabungan lainnya.
Biaya jarak telekomunikasi nol akan membawa perubahan budaya besar-besaran yang belum terbayangkan saat ini, sama dengan mencoba membayangkan bagaimana dunia dengan listrik – pada masa belum ditemukannya listrik.
Peranan Pemerintah
Usaha telekomunikasi memang menarik, pada tahun 1994, akumulasi keuntungan 10 penyelenggara telekomunikasi terbesar dunia jauh lebih besar dibandingkan dengan 25 bank terbesar dunia dan belum terdengar ada usaha telekomunikasi yang gulung tikar didunia. Tidak heran jika kecenderungan perusahaan-perusahaan telekomunikasi adalah mempertahankan monopoli dimana monopoli tersebut dilindungi oleh pemerintah karena pemilik perusahaan tersebut adalah pemerintah.
Monopoli dalam penyelenggaraan telekomunikasi diperkuat lagi oleh kabel telepon dan nomor telepon. Sambungan kabel telepon ke rumah-rumah dimiliki oleh operator telekom, sehingga walaupun pelanggan tidak puas dengan pelayanan yang diterimanya dia tidak bisa berpaling ke tempat lain sebagaimana berganti bengkel mobil atau penjahit. Begitu juga dengan nomor telepon. Nomor telepon seolah-olah milik perusahaan yang menyelenggarakan jasa telekomunikasi sehingga jika seorang pelanggan memutuskan untuk tidak berlangganan lagi, maka nomor telepon akan dijual kepada orang lain. Hal ini berarti bahwa nomor sudah menjadi komoditas yang menjadi kekayaan sang operator telekomunikasi.
Dengan diterbitkannya Undang- Undang Telekomunikasi nomor 36/99 monopoli PT Telekom dan PT Indosat dicabut mulai tahun 2000. Kompetisi akan diijinkan karena selain tekanan-tekanan internasional, pengalaman memperlihatkan bahwa dampak dari adanya kompetisi adalah menurunkan harga, memperluas jangkauan, menambah jenis layanan dan menambah pilihan. Adanya kompetisi merupakan upaya melindungi konsumen.
Biaya telekomunikasi yang lebih murah akan meningkatkan lalu lintas telekomunikasi yang pada ujungnya akan meningkatkan aktifitas usaha. Lebih-lebih bila dihubungkan dengan hipotesa bahwa belanja telekomunikasi $1 akan mengakibatkan kegiatan baru sebesar $10, maka salah satu kunci perkembangan dunia usaha adalah fasilitas dan aktifitas telekomunikasi yang baik sehingga muncul percepatan dalam pembangunan roda perekonomian.
Kembali kepada internet, yang paling menarik dari fenomena internet adalah:Pertanyaannya adalah jika penyelenggara jasa internet bisa menyediakan jasa dengan tarif "flat rate" tidak tergantung jarak – menggunakan sentral telepon yang sama dan saluran Internasional yang sama - mengapa jasa telekomunikasi tidak? Mengapa masih ada tarif lokal, SLJJ dan Internasional?
Bagaimana memanfaatkan keunggulan internet untuk pengembangan UKM yang telah diakui peranan vitalnya bagi pertumbuhan perekonomian bangsa. Disini muncul pertanyaan tentang keberpihakan pemerintah. Apakah keberpihakannya kepada konsumen ataukah kepada segelintir pemegang saham. Apakah aturan-aturan yang ada dibuat untuk membela kepentingan penyelenggara telekomunikasi atau membela kepentingan konsumen? Dalam pengembangan jaringan ekonomi yang menyangkut ratusan ribu UKM, bagaimana peranan pemerintah dalam menciptakan iklim usaha yang kondusif.
Jaringan Ekonomi, Permasalahan dan Penyelesaiannya
Kunci dari keberhasilan jaringan ekonomi adalah adanya jaringan dan adanya pemakai yang menikmati manfaatnya. Jaringan dapat dibentuk jika ada pemakai yang membutuhkannya. Disinilah peranan pemerintah menciptakan budaya "melek informasi". Budaya informasi yang dijabarkan secara sederhana, tidak muluk-muluk yang selaras dengan tingkat pengetahuan masyarakat. Hal ini dapat dilakukan jika Pemerintah menggalakkan keterlibatan berbagai perguruan tinggi untuk menyusun konsep rinci yang disesuaikan dengan tingkat pengetahuan serta produk unggulan setempat, mendorong terbentuknya LSM-LSM yang merupakan semacam Information Culture Centre diberbagai daerah yang bertugas membawa masyarakat pedesaan menuju melek informasi, menyelenggarakan penyuluhan kepada masyarakat, memonitor opini masyarakat dan menciptakan rencana-rencana bidang informatika sesuai dengan kondisi daerahnya masing-masing.Ruangan kelas dapat mempergunakan ruangan rapat yang biasanya sudah tersedia di Balai Desa. Yang mungkin perlu dipersiapkan dan merupakan dukungan pemerintah melalui perguruan tinggi setempat adalah pendidikan bagi para penyuluh serta kelengkapan-kelengkapan seperti PC, TV. Selain itu juga perlu dipikirkan cara-cara pendanaan yang sedemikian rupa sehingga semuanya nantinya menjadi swadana tanpa membebani anggaran Pemerintah, misal dibiayai oleh hasil pemasangan iklan banner pada webpage. Pemasang iklan adalah perusahaan-perusahaan lokal atau produk-produk yang dipasarkan disana, misal semen, pupuk, bibit dll.
Kesimpulan dan Penutup