|
|
Judul Buku : TITIK BALIK PERADABAN Sains, Masyarakat
dan Kebangkitan Kebudayaan Judul Asli : THE TURNING POINT Science, society
and The Rising Culture Penulis : Fritjof Capra Penerbit : Bentang Halaman : 559+xxiii |
BOM WAKTU
BERACUN MENGANCAM ANDA !
Di-abad ke-20 pada dua dasawarsa terakhir dunia
berada dalam suatu krisis global yang serius. Suatu krisis yang kompleks dan
multidimensional. Menyentuh semua aspek kehidupan manusia, seperti kesehatan,
mata pencaharian, kualitas lingkungan, hubungan sosial, ekonomi, teknologi dan
politik. Lebih dari 100 negara yang sebagian besar berada di dunia ketiga
berada dalam bisnis pembelian senjata dan setengah dari keseluruhan ilmuwan di
dunia berkecimpung dalam teknologi pembuatan senjata. Di lain pihak dari 15
juta orang yang sebagian besar anak-anak meninggal setiap tahunnya karena
kelaparan, 500 juta lainnya mengalami kekurangan gizi yang serius. Hampir 40%
penduduk dunia di negara-negara berkembang tidak mendapatkan pelayanan
kesehatan secara profesional dan 35%
dari seluruh umat manusia kekurangan air minum yang bersih.Kenyataan yang
sangat ironis !.
Pertumbuhan teknologi yang berlebihan telah
menciptakan lingkungan kehidupan yang tidak sehat baik fisik maupun mental. Tanah,
air dan udara telah terpolusi oleh radiasi, limbah kimia beracun dan kemacetan
lalulintas. Ribuan ton bahan beracun telah dilepaskan ke lingkungan sekitar
oleh letusan-letusan nuklir dan tumpahan-tumpahan reaktor. Karena bahan-bahan
beracun terus menumpuk di udara yang kita hirup, makanan yang kita makan, air
yang kita minum, maka resiko terhadap berkembangnya kanker dan penyakit
genetika semakin meningkat. Selain itu, kelebihan penduduk dan teknologi
industri telah menjadi penyebab terjadinya degradasi hebat pada lingkungan alam
yang berakibat kesehatan dan kesejahteraan hidup manusia menjadi terancam. Hal
ini terasa ketika asap kabut itu membakar mata dan mengganggu paru-paru. Polusi
udara yang terus menerus telah membunuh tumbuh-tumbuhan bahkan mengancam
populasi binatang di lingkungannya. Di sisi lain, masyarakat dunia menghadapi ancaman
kehabisan energi, inflasi, dan pengangguran. Hal ini telah mengundang
perdebatan di antara para politisi dan media tentang prioritas mana yang
didahulukan, apakah menangani krisis energi atau memerangi inflasi.
Dalam buku ”Titik Balik Peradaban”, Capra
menegaskan bahwa berbicara tentang
kanker, kejahatan, polusi, kekuatan nuklir, inflasi, maupun kehabisan energi, dinamika
yang mendasari masalah-masalah tersebut sebenarnya sama yaitu ”krisis persepsi”. Itulah krisis yang
melanda umat manusia, khususnya dunia ilmu pengetahuan yaitu krisis dalam
memahami realitas. Selama berabad-abad dunia ilmu pengetahuan, dimulai sejak
jaman pencerahan (Renaisance) di abad
pertengahan terpengaruh sangat ketat oleh ”pemikiran” Cartesian yang cenderung mekanistis dan reduksionistis,
mengagungkan objektivitas (pengamat
terpisah dari objek yang diamati), menekankan metode analitik dan memisahkan
secara mutlak antara alam materi dan alam spirit. Akal(spirit) dan materi adalah
dua hal yang terpisah. Tidak ada dalam konsep tubuh menjadi milik akal, juga
tidak ada dalam konsep akal menjadi milik tubuh. Pemisahan ini berakibat nilai
kerja mental lebih tinggi dari pada kerja biasa(manual). Pemisahan telah
memberikan sumbangan tak ternilai bagi lahirnya industri-industri raksasa,
tetapi pemisahan ini juga terjadi dalam ilmu kedokteran dan ilmu psikologi –(ditambah
ilmu kedokteran barat menggunakan pendekatan reduksionis)- menyebabkan para
dokter lalai memperlakukan pasien sebagai manusia yang utuh. Sejarah
menunjukkan bahwa pada awalnya pemikiran ini menghasilkan banyak manfaat bagi
peradaban manusia, tapi untuk seterusnya telah membuat ”frustasi” kalau tidak
menimbulkan kebingungan yang tiada akhirnya tentang hubungan antara akal dan
tubuh (otak).
Manusia sekarang hidup dalam dunia yang saling berhubungan
secara global dimana fenomena-fenomena biologis, fisik, sosial maupun
lingkungan saling ketergantungan secara esensial, sehingga sangat diperlukan suatu
perspektif ekologis untuk menjelaskannya.
Diperlukan sebuah ”paradigma” baru
meliputi visi baru tentang realitas, perubahan yang mendasar pada pemikiran
perubahan persepsi dan perubahan nilai budaya selama ini.
Buku ini membahas tentang ”pergeseran paradigma” yang gejala awalnya ditunjukkan dengan
terjadinya pergeseran dari konsepsi mekanistis kepada konsepsi realitas yang holistik (menyeluruh). Selama ini sudah
ada gerakan-gerakan sosial yang menonjolkan berbagai ragam aspek dari visi baru
tentang realitas tetapi masih
berjalan sendiri-sendiri tanpa mereka sadari bahwa tujuan mereka saling
terkait. Melalui perpaduan yang cerdik antara
sains yang ketat dengan riset-riset alternatif, Capra mengundang para saintis
untuk mewujudkannya, dengan memutar jarum jam peradaban dari sain yang keras
mekanistis dan reduksionostis, menjadi sains yang lembut, organis dan
berpandangan sistem.
Buku ini bertujuan menyediakan kerangka kerja
konseptual untuk membantu gerakan mengenali keseragaman tujuan para saintis
dengan keragaman yang secara bersama membentuk kekuatan dasyat bagi perubahan
sosial yang nantinya akan melahirkan transformasi sebuah titik balik bagi dunia
sebagai sebuah keseluruhan. Bagi kita bangsa
Indonesia yang hingga saat ini masih dililit krisis multi dimensional yang
berkepanjangan, buku ”Titik Balik Peradaban” wajib bagi setiap intelektual,
juga tidak kalah menariknya bagi para profesional di bidangnya. (Presensi : Debbie
A.J Harimu ST,MT, Dosen Universitas Negeri Manado, mahasiswa Program Doktor
Ilmu-Ilmu Teknik Pascasarjana UNHAS)