MATERI TARBIYAH
A L B A R A



Bismillah Walhamdulillah Was Salaatu Was Salaam 'ala Rasulillah
Number: isnet/1419; Att: is-mod, is-lam, mus-lim

Nomor: tarbiyah/08jul94/228
Bismillaahirrahmaanirrahiim


Assalamu'alaikum wr.wb.
                                                 56 baris

                      A L   B A R A

     "Sesungguhnya kami berlepas diri darimu dan dari apa
      yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari (kekafir-
      anmu) dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan
      dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman
      kepada Allah saja." ( Al Mumtahanah :4)

   Al Bara berarti mengingkari, berlepas diri, mengambil
garis pemisah terhadap al bathil. Dia adalah pasangan dari
al wala, dan merupakan inti aqidah islamiah dan dasar yang
mengikat akhlaq islami.  Dia merupakan perwujudan syahadah,
berupa penolakan semua ilah (yang diikuti), semua tuhan
bikinan manusia, kecil atau besar. Dalam posisi ini seorang
Muslim akan menjadi makhluk yang merdeka bebas dari tuhan-
tuhan palsu, jerat-jerat hawa nafsu syahwat, bebas dari
belenggu harta atau tahta.  Dia memutuskan semua ikatan itu
lalu menyerahkan loyalitasnya, menetapkan walanya, kepada
Allah, RasulNya, dan orang-orang yang beriman.

   Dalam pemahaman aqidah ini, diin yang mulia ini, adalah
mustahil kalau seorang Muslim menyembah Allah kalau sementara
itu juga memberikan loyalitasnya untuk musuh-musuh Allah,
mengikuti perintah Rasul namun juga tunduk pada perintah
taghut, bersatu dengan orang-orang yang beriman namun pada
saat itu juga berkasih-sayang dengan orang-orang yang meng
aniaya kaum mu'minin, berjanji akan mengikuti aturan islam
yang syamil dan kamil (lengkap dan integral) namun pada saat
yang sama juga terpesona dengan ideologi-ideologi lain bikinan
manusia.  Adalah mustahil kontradiksi ini eksis dalam jiwa kaum
Muslimin.  Mono loyalitas menuntut pemutusan pengabdian pada
sesuatu selain Allah.  Karenanya melalui bara, semua hubungan
dengan sesuatu yang menentang Allah dan RasulNya, terlebih
dahulu diputuskan, dipapas sampai keakar-akarnya, permusuhan
dan kebencian buat selama-lamanya sampai mereka kembali pada
fitrah yang suci--al Islam.

   Pada posisi inilah kawan dan lawan, persahabatan dan permu-
suhan tegak dan bersandar pada syar'i, bukan pada hawa nafsu.
Persahabatan karena Allah dalam rangka menegakkan agama Allah,
dan permusuhan karena Allah, untuk membela agama Allah.

   Al bara tak lain dari proses yang mesti dilakui seorang Muslim
dalam upaya menyiapkan "ladang yang subur" bagi keimanan, hati
yang bersih.  Ibarat petani membersihkan ilalang, agar pohon
ketaqwaan dapat berkembang sebagaimana seharusnya.  Ibarat
pemborong yang meruntuhkan puing-puing lapuk lalu mendirikan
bangunan iman yang menjulang, kokoh, yang membuat senang hati
setiap orang yang melihatnya. Inilah bara' yang benar, yang
mengukuhkan akhlaq.

   "Bagiku agamaku, bagimu agamamu", dan aku tidak termasuk
dalam glongan kaum yang munafiq.

Hasbunallah wa ni'mal wakiil.


Wassalam,
abu zahra


------------
tarbiyah@isnet.org



Rancangan KTPDI. Hak cipta © dicadangkan.