MATERI TARBIYAH
MANUSIA DAN HARI AKHIR



Bismillah Walhamdulillah Was Salaatu Was Salaam 'ala Rasulillah
Number: isnet/1619; Att: is-mod, is-lam, mus-lim

Nomor: tarbiyah/25jul94/308
Bismillaahirrahmaanirrahiim



                      MANUSIA DAN HARI AKHIR
                      (Telaah Al-Jatsiyah:24)

      Dan mereka berkata; "Kehidupan ini tidak lain hanyalah
      kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup dan
      tidak ada yang membinasakan kita selain masa". Dan
      mereka sekali-kali tidak memiliki pengetahuan tentang
      itu; mereka tidak lain hanyalah menduga-duga saja.
                                (Al-Quran, Al-Jatsiyah:24)

Ikhwan/akhwat fiLlah, assalamu'alaikum ...

Ketika saya membaca ayat ini, seakan-akan saya belum pernah membacanya
sebelum ini. Padahal, argumen-argumen seperti inilah yang beberapa
kali saya dengar dalam berdiskusi dengan mereka yang tidak mempercayai
akan adanya Hari Akhir. Konsep ini bagi mereka amatlah sukar untuk
diterima.

   Kolega saya, seorang geologist asal Korea Selatan, yang mengaku
atheist ... selalu saja menggunakan dalih "only time will destroy us!"
Namun, bila saya "kejar" untuk membuktikan argumen-argumennya, dia
selalu tampak goyah, seakan tak punya landasan. Dia paparkan bukti-
bukti gelogist, namun ketika mencoba menyimpulkan bahwa "hereafter"
itu tidak ada, dia mulai ragu ... paling-paling dia katakan "I'm not
sure, but, I think ...". Kelihatan sekali dia hanya menduga-duga,
tidak yakin. Cocok sekali dengan ungkapan ayat di atas. SubhanaLlah!

   Meyakini adanya Hari Akhir, merupakan salah satu basis dalam ajaran
Islam. Memungkirinya atau meragu-ragukannya, berarti mengingkari
seluruh ajaran Islam. Hakikat Yaum-ul-Akhir termasuk hal yang ghaib,
karenanya hanya agamalah yang dapat menerangkannya. Manusia tidak
dapat mereka-reka kejadian di hari itu, tanpa keterangan langsung dari
ALlah SWT dalam Al-Quran dan melalui keterangan-keterangan dari
RasuluLlah SAW. Oleh karena itu, seorang mu'min sepatutnya menerima
sepenuhnya petunjuk-petunjuk ALlah tentang Kiamat tanpa pertimbangan
lagi.

   Lebih jauh, Islam memandang dunia dan akhirat sebagai kesatuan
integral yang tak terpisahkan. Islam tidak menjauhi, membenci atau
mengaharamkan dunia; melainkan melihatnya sebagai jembatan menuju
akhirat. RasuluLlah SAW memberi perumpamaan yang tepat bagi dunia ini:
"Ad-dunya mazru'atul akhirat" (Dunia adalah sawah-ladangnya akhirat).
Dunia tempat berbuat dan akhirat tempat memetik buah hasil perbuatan.
Kendati dunia teramat penting, ia tidak boleh dijadikan tujuan.
Seorang mu'min senantiasa menjadikan ridha ALlah, serta pahala balasan
akhirat sebagai titik tuju.

   Sekarang coba kita tengok, kenyataan yang berlaku dewasa ini.
Bagaimanakah sikap manusia (termasuk umat Islam) terhadap hari
akhirat? Tak dapat dipungkiri, dalam era modern seperti dewasa ini
daya pikat dunia semakin kuat dan memabukkan sehingga mereka yang
tidak mengenal kebenaran dengan mudah terbuai oleh rayuannya. Semakin
bartambahnya usia, yang pada hakikatnya semakin mendekati titik akhir,
justru akhirat semakin diabaikan. Tidak sedikit yang menanggapi
uraian-uraian mengenai akhirat dengan acuh tak acuh. Bahkan banyak di
antaranya yang menganggap sepi tak berarti, dan bahkan mengingkari.

   Dalam keimanan pada hari akhir, paling tidak, manusia dapat
digolongkan dalam tiga macam:

1. Sama sekali tidak percaya.
   Jumlah manusia golongan ini cukup banyak dan pemikiran mereka
dominan sekali pada masa ini. Orang-orang ini percaya bahwa materi itu
di atas segala-galanya. Bagi mereka, kehidupan ini hanyalah semata-
mata di dunia saja. Tidak pernah terlintas untuk meyakini adanya hari
akhir, serta tak perlu bertanggung jawab atas apa-apa yang
diperbuatnya.

2. Percaya, tapi tidak mempersiapkan diri.
   Mungkin, jumlah terbanyak umat manusia termasuk dalam golongan ini.
Sebagian besar umat Islam masa kini juga termasuk mereka. Sebenarnya,
orang-orang yang mengimani hari akhirat berikut pembalasan di
dalamnya, akan selalu berhati-hati dalam perbuatannya karena mereka
sadar akan tanggung jawab yang harus dipikulnya. Namun sayang,
keimanan tersebut tak berpengaruh dalam perbuatan atau sikapnya.
Kenyataan hidup sehari-harinya sangat jauh dari konsep iman.

3. Percaya, dan berusaha mempersiapkan diri.
   Manusia dalam kelompok ini meyakini adanya akhirat, dan selalu
berupaya keras untuk mencapainya. Kelompok inilah yang disebut
"mu'min". Iman kepada ALlah dan Hari Akhir membentuk sikap dan
perilakunya. Seluruh perbuatannya berdasarkan aturan dan hidayah
ALlah. Terkontrol sepenuhnya oleh tanggung-jawabnya terhadap Hari
Pengadilan dan Pembalasan. Setiap tindakannya selalu disertai dengan
satu tanya "Nanti bagaimana?", bukannya "Bagaimana nanti!"

   Setelah meyakininya, kewajiban seorang mu'min adalah mewujudkan
keyakinannya itu dalam bentuk akhlaq serta aktifitas kehidupan.
RasuluLlah SAW bersabda:

   Barangsiapa yang beriman kepada ALlah dan Hari Akhir, maka
   janganlah menyakiti tetangganya, dan barangsiapa yang yang
   beriman kepada ALlah dan Hari Akhir, hendaklah berbicara
   yang baik; dan kalau tidak dapat, hendaklah ia diam saja.
                                          [Muttafaqun alaihi]

WaLlahu 'alam bissawab
Wassalamualaikum.
abu akhyar
keyword: hari akhir, manusia, telaah 45:24



------------
tarbiyah@isnet.org



Rancangan KTPDI. Hak cipta © dicadangkan.