MATERI TARBIYAH
A l 'I L A A N (2)



Bismillah Walhamdulillah Was Salaatu Was Salaam 'ala Rasulillah
Number: isnet/6; Att: is-mod, is-lam

Nomor: tarbiyah/29oct94/559
Bismillaahirrahmaanirrahiim


Assalamu'alaikum wr.wr.

                                                    78 baris


                       A l  'I L A A N (2)


  " Katakanlah, "Hai ahli Kitab, marilah kita kepada kalimat
    yang sama antara kami dan kamu yaitu bahwa TIDAK ADA YG
    KITA SEMBAH SELAIN ALLAH, dan tidak kita mempersekutukan-
    Nya dengan sesuatu apapun juga.  Dan tidak pula sebagian
    kita menjadikan sebagian yang lain sebagai Tuhan selain
    dari Allah.  Maka jika, mereka berpaling katakanlah,
    SAKSIKANLAH BAHWA SESUNGGUHNYA KAMI ADALAH MUSLIM"
    (Ali 'Imran: 64)



   Dengan sikap al 'ilaan atas kalimat syahaadah, maka secara
pribadi seorang manusia telah masuk dalam golongan beriman, dan
secara sosial dia termasuk pengikut Rasulullah dengan segala
haq dan kewajibannya.  Dalam periode Makkah sikap al 'ilaan ini
segera diikuti konsekuensi nyata. Kita lihat bagaimana 'izzah
(kebanggan iman) Bilal bil Rabbah r.a., ammar bin yasir r.a.,
Musha'ib bin Ummair r.a. dll. dalam mengikrarkan keislaman mereka
dan dahsyatnya ujian yang segera mereka terima.  Semua ini adalah
teladan yang tetap berbunga dalam hati dan kita cita-citakan hati
ini untuk dapat meniru sikap mereka(insya Allah).  Inilah al 'ilaan
yang mengawali perubahan status; pribadi maupun sosial.

   Contoh sikap al 'ilaan yang ditampilkan dengan 'izzah yang kuat
digambarkan al qur'an pada para hawariyyun (para pengikut nabi
Isa AS) manakala Nabi Isa AS diingkari dan dimusuhi oleh masyara-
katnya.

" Maka tatkala Isa merasa diantara mereka ada yang mengingkar,
  dia berkata, siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku
  ke jalan Allah? Hawariyyun menjawab kamilah penolong-penolong
  agama Allah.  Kami telah beriman kepada Allah, dan saksikanlah
  bahwa sesungguhnya kami adalah Muslim" (Ali 'Imran:52)

   Isyaddu bi annaa Muslimuun, saksikanlah kami adalah Muslim.
Inilah sikap 'ilaan, menampakkan, unjuk sikap dengan bangga.
"Saksikan bahwa saya Muslim" dengan seluruh karakter dan atributnya,
dengan seluruh 'izzah, percaya diri dan ketinggian status.  Karena
Islam ya'lu wala yu'la alaih (Islam tinggi dan tak ada yang lebih tinggi
darinya), innad diina 'indallaahil Islam (agama disisi Allah
hanya Islam), barang siapa mencari agama selain Islam, maka sekali-
kali tidaklah akan diterima agama itu, dan diakhirat dia termasuk
orang-orang yang merugi (Ali Imran: 85).

   Isyaddu, saksikan! bahwa kita Muslim dengan karakteristik yang
dipersyaratkan Allah, umat yang layak memegang hegemoni bumi,
mengayomi seluruh manusia dan menjadi saksi atas mereka, yang mampu
bersikap nahi munkar, tidak hanya diam tertekan atau sikap takut-takut
dan berharap-harap cemas terhadap musuh-musuh Allah.

   Sikap yang sama ditampilkan para sahabat Rasulullah SAW ketika
meghadapi para ahlul Kitab untuk kembali beriman kepada Allah saja,
pada kalimat yang satu, kalimat tauhid, untuk menyembah kepada Allah
saja dan tidak menyekutukan-Nya dengan yang lain.

  " Katakanlah, "Hai ahli Kitab, marilah kita kepada kalimat
    yang sama antara kami dan kamu yaitu bahwa TIDAK ADA YG
    KITA SEMBAH SELAIN ALLAH, dan tidak kita mempersekutukan-
    Nya dengan sesuatu apapun juga.  Dan tidak pula sebagian
    kita menjadikan sebagian yang lain sebagai Tuhan selain
    dari Allah.  Maka jika, mereka berpaling katakanlah,
    SAKSIKANLAH BAHWA SESUNGGUHNYA KAMI ADALAH MUSLIM"
    (Ali 'Imran: 64)

   Isyaddu, saksikan! bahwa kami Muslim dengan karakteristik yang
dipersyaratkan Allah, dan kalian berpaling (kufar), sedang antara
kamu dan kami berbeda dalam jarak iman.  Inilah syaahadah yang lurus,
sikap tegas karena yakin akan kemuliaan diri dan ingin hanyut dalam
kemuliaan itu.  Saksikanlah kami berserah diri kepada Allah dan
kalian ingkar!

Wallahu 'alam bishowwab
abu zahra


key words: syahaadah, al 'ilaan, al ikrar


------------
tarbiyah@isnet.org



Rancangan KTPDI. Hak cipta © dicadangkan.