MATERI TARBIYAH
ISLAM: SATU-SATUNYA ALTERNATIF



Bismillah Walhamdulillah Was Salaatu Was Salaam 'ala Rasulillah
Number: isnet/117; Att: is-mod, is-lam

Nomor: tarbiyah/28jun94/115
Bismillaahirrahmaanirrahiim

Assalamu'alaikum wa rahmatullah wa barakatuh.

Semoga artikel ini menjumpai sahabat-sahabat sekalian dalam keadaan sehat dan
penuh semangat dalam mengabdi kepada Allah subhanahu wa ta'ala.
Berikut ini adalah kata pengantar oleh Dr. Salim Segaf Aljufri terhadap  buku
"Menuju Jama'atul Muslimin" karangan Sheikh Hussain bin Muhammad bin Ali
Jabir, MA.
Semoga ada manfaatnya bagi kita sekalian.
------------------------------------------------------------------------------

ISLAM: SATU-SATUNYA ALTERNATIF

Kemerosotan peranan politik dan peradaban Islam tidaklah menyebabkan
hilangnya system ajaran Islam sebagai suatu system nilai (value system) yang
telah merasuk pada kalbu Muslimin, dan bahkan memberikan rembesan tumbuhnya
embrio peradaban Barat modern. (Betapa banyak warisan kebudayaan Islam yang
diambil alih dan di'claim' sebagai milik Barat). Sebagai system ajaran, Islam
tetap memiliki alternatif satu-satunya bagi manusia yang ingin selamat
dunia maupun akhirat. Islam juga akan tetap menjadi satu-satunya alternatif
peradaban modern ummat manusia, pada hari ini dan hari depan. Secara
konsepsional, Islamlah yang paling layak untuk menggantikan seluruh konsepsi
spiritual yang telah ada. Hujjah tekstual tak usah dipertanyakan lagi.
Semuanya bisa dilihat dan dikaji kebenarannya dari sumber-sumber pokok ajaran
Islam, yaitu al_Qur'an dan as_Sunnah. Adapun hujjah intelektual ditangan
pada peninjau yang dianggap 'netral', dengan mengikuti disiplin ilmiah
tertentu, menyatakan tentang keunggulan Islam dan memperoleh pensubstitusian
sehingga bebas dari kesan apologetik apapun.

Contok tinjauan netral ini dilakukan oleh Ernest Gellner, seorang
sosiolog agama. Gellner menunjukkan bahwa tradisi agung dalam Islam tetap
bisa dimodernkan (modernizable) tanpa perlu memberi konsesi kepada pihak
luar. Dan ini merupakan kelanjutan dialog ummat Islam sendiri sepanjang
sejarahnya. "Diantara berbagai agama yang ada", kata Gellner, "Islam
adalah satu-satunya yang mampu mempertahankan sistem keimanannya dalam
abad modern ini, tanpa banyak gangguan doktrinal. Dalam Islam, dan hanya
dalam Islam", lanjut Gellner, "pemurnian dan modernisasi di satu pihak,
dan peneguhan kembali identitias ummat di pihak lain, dapat dilakukan
dalam satu bahasa dan perangkat yang sama. Dunia Islam memang tidak
begitu gemilang menerobos dan mempelopori ummat manusia memasuki abad
modern. Tetapi karena watak dasar Islam sendiri, kaum Muslimin mungkin
justru menjadi kelompok manusia yang memperoleh manfaat terbesar dari
kemoderenan dunia. Tentunya kemoderenan disini bermakna kamajuan
teknikalisme. Dengan kata lain, kunci keberhasilan Islam memasuki abad
kegemilangannya terletak pada peneguhan kembali Warisan Syariah yang
tak pernah lapuk. Kekokohan struktural harus dibangun di bawah, serta
kemampuan mengambil alih dan merebut teknikalisme yang dimonopoli
Barat".

Sementara itu, optimisme di kalangan ummat tentang kebangkitan Islam,
bukanlah optimisme yang tanpa alasan, terutama berkaitan dengan potensi
besar yang dimiliki kaum Muslimin, yaitu:

Pertama, potensi Syariah Islam itu sendiri sebagai warisan
kemanusiaan yang diberikan oleh Allah SWT. Warisan yang tak pernah lapuk.
Tidak ada satu agamapun di dunia ini yang masih terpelihara originalitasnya
(asholah), kecuali Islam. Lebih dari itu, Islamlah satu-satunya agama yang
sesuai dengan fitrah manusia itu sendiri.

Kedua, potensi penduduk Muslim yang berjumlah kurang lebih satu per
empat milyar jiwa. Ini berarti seperlima penduduk dunia adalah Muslim.
Islam adalah agama yang paling muda, yang jumlah pengikutnya sebanding,
bahkan melebihi agama-agama lain yang lebih tua, seperti Nasrani dan Yahudi.
Meski gelombang politik Islam naik turun, tetapi jumlah penduduknya - secara
global - tidak pernah berkurang. Islam ibarat air, senantiasa mencari tempat
yang rendah untuk mengalir.

Ketiga, potensi sumber-sumber kekayaan alam yang melimpah di negeri-
negeri Muslim, khususnya minyak bumi dan sumber-sumber mineral lainnya.
Potensi minyak bumi yang berada di negara-negara Teluk, di Aljazair, Brunei
Darussalam, Indonesia, dan seterusnya. Bahkan di wilayah Sovyet (pen. former)
dan RRC pun ditemukan sumber-sumber minyak yang ditempati kaum Muslimin
Sovyet (pen. former) atau kaum Muslimin RRC. Memang Allah SWT. telah
menyediakan energi material dan immaterial untuk membantu kaum Muslimin,
membangun dan memanfaatkan untuk menegakkan agama-Nya, sekaligus memadamkan
berbagai pemberontakan terhadap Allah SWT. di berbagai penjuru dunia ini.

Keempat, potensi warisan sejarah. Islam pada masa lampau telah
berjaya memegang kendali peradaban lebih dari tujuh abad lebih. Belum
pernah ada satu agama maupun ideologi yang mampu mengembangkan peradaban-
nya melebihi dari Islam. Peradaban Barat pun hari ini baru berumur kurang
lebih 450 tahun. Jika Muslimin pada masa lampau menguasai peradaban,
tentu bisa juga untuk masa depan.

Kelima, janji Allah SWT. yang tidak pernah diingkari. Bahwa Allah
akan mengembalikan kekhalifahannya di muka bumi kepada orang-orang yang
beriman. (Al Qur'an surat 24:55)

---------------------------------------------------------------------------
------------
tarbiyah@isnet.org



Rancangan KTPDI. Hak cipta © dicadangkan.