MATERI TARBIYAH
KONSEKUENSI-KONSEKUENSI SYAHADATAIN (1)



Bismillah Walhamdulillah Was Salaatu Was Salaam 'ala Rasulillah
Number: isnet/2488; Att: is-mod, is-lam

Nomor: tarbiyah/29oct94/563
Bismillaahirrahmaanirrahiim



                KONSEKUENSI-KONSEKUENSI SYAHADATAIN (1)

Assalaamu'alaikum Wr. Wb.

        Seperti yang telah saya janjikan pada seri yang lalu, dalam forum
ini Syahadatain akan dibahas dalam beberapa seri, mulai seri sekarang. Judul
yang diberikan adalah "Konsekuensi-konsekuensi Syahadatain", artinya
konsekuensi yang harus dipikul oleh orang yang mengucapkan dan mengimani dua
kalimah syahadat - ASYHADU ANLAA ILAAHA ILLALLAAH WA ASYHADU ANNA MUHAMMADAR
-RASUULULLAAH (Aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan Muhammad
utusan Allah).

        Dalam kalimah "Hamdalah", dinyatakan bahwa Allah sebagai
Rabbul-'aalamiin - Allah sebagai Pencipta, Pengelola, dan Penguasa alam
semesta. Allah menciptakan dan mengelola alam semesta disertai dengan
aturan-aturan ("Sunnatullah"). "Sunnatullah" ini berlaku untuk seluruh isi
alam semesta, dan mereka menyerahkan diri atau tunduk patuh ("Aslama",
submit kepada aturan Allah terrsebut (QS 3:83)). Bumi tunduk dengan gaya
gravitasinya, matahari tunduk dengan pancaran sinarnya, laut tunduk dengan
deru ombaknya, api tunduk dengan panasnya, es tunduk dengan dinginnya,dsb.
Seluruh isi alam semesta telah "berislam" dan "bertasbih" kepada Allah-Akbar
yang berkuasa atas segalanya (QS 57:1-2 ; 61:1 ; 62:1).

        Secara original manusia telah "berislam". Proses kejadian manusia di
perut ibu menunjukkan proses "keislaman" (submit) ovum, spermatozoa,
plasenta, rahim, dan sejenisnya kepada Allah Ta'ala (QS 22:5). Embrio dalam
rahim itupun telah mengaku sebagai saksi bahwa Allah sebagai Tuhannya (QS
7:172). Nabi Muhammad SAW menyatakan bahwa bayi yang lahir itu dalam keadaan
fitrah (suci), yaitu membawa ketauhidan/keislaman, lalu orang tuanya yang
dapat mengubah "pembawaan" itu. Al-Islam memang agama yang original, yang
menjadi "blue print/trade mark" seluruh isi alam semesta termasuk manusia,
tetapi kebanyakan manusia tidak mau tahu (QS 30:30 ; 3:19,85).

        Para Nabi dan Rasul menjadi contoh (model) bagi manusia, bagaimana
"berislam" kepada Allah SWT. Mereka, sejak Nabi Adam AS sampai Nabi terakhir
Muhammad SAW, menyebarkan misi yang sama yaitu kalimah tauhid "Laa ilaaha
illallaah" (tiada tuhan selain Allah) (QS 2:130-140). Kalimah ini menjadi
indikasi formal seorang Muslim, namun tidak sekedar diucapkan. Kalimah
tauhid mengandung konsekuensi-konsekuensi, karena kalimah yang agung itu
bermakna : tiada pencipta (Khaaliq), penjaga (haafidh), pengatur (mudabbir),
pelindung (walii), raja (maalik), pemberi rizqi (raazaq), tujuan hidup
(ghaayah), yang dicintai (mahbuub), dan tiada sesembahan (ma'buud) kecuali
Allah semata.

        Kalimah tauhid menjadikan seorang Muslim hidup merdeka, damai, dan
tenang, tanpa kekhawatiran. Dia terbebaskan dari segala penjajahan,
perbudakan dari sesama mahluk; dia hanya dikuasai oleh Allah SWT dan
hidupnya digantungkan sepenuhnya kepada Allah SWT. Sesuai dengan statusnya
sebagai Muslim yang berarti orang yang tunduk-patuh kepada Allah sehingga
selamat dan menyelamatkan, damai dan mendamaikan. Seorang Muslim harus
menjadi rahmat bagi alam semesta, mengikuti jejak Rasulullaah SAW. "Wamaa
arsalnaaka illaa rahmatan lil'aalamiin" - dan tidaklah Aku utus kamu
Muhammad keculai sebagai rahmat bagi alam semesta. Hal ini sesuai juga
dengan janji seorang Muslim saat mengakhiri shalat : "Assalaamu'alaikum"
(selamat untuk kamu) "Warahmatullaahi" (demikian juga rahmat Allah)
"Wabarakaatuh" (demikian juga berkah-NYA) untuk kamu sekalian yang ada di
sebelah kanan maupun kiri saya; sambil tengok kanan dan kiri. Maka setelah
shalat, janji itu harus dipenuhi. Ingat !!  janji itu 5 kali sehari-semalam
minimal. Seorang Muslim melaksanakan "Sunnatullah", sebagaimana
"Sunnatullah" telah memberi keharmonisan pada kehidupan alam semesta.

        Muhammadar-rasuulullaah (Muhammad utusan Allah) merupakan kesaksian
kedua yang juga mengandung konsekuensi-konsekuensi bagi seorang Muslim.
Muhammad SAW adalah Rasul terakhir yang membawa Risalah - bagaimana
"berislam" kepada Allah SWT. Beliau sebagai model kehidupan manusia yang
terbaik (uswatun hasanah). Oleh karena itu, seorang Muslim harus mengikuti
jejak kehidupan "khatamul-anbiyaa" itu, bukan model kehidupan lainnya. Hal
ini menuntut untuk mempelajari lebih dalam Siraah Rasul dan hadist-hadist
yang menggambarkan kehidupan Rasulullah SAW.

        Dua kalimah syahadat tersebut adalah pilar pertama dan utama dalam
"Diinul-Islam". Semua manusia percaya bahwa alam ini ada penciptanya yaitu
Allah 'Azza wa Jalla, namun mereka belum tentu memakai way of life dari-NYA.
Banyak orang percaya bahwa Muhammad SAW itu Nabi/Rasul, tetapi mereka belum
tentu mencontoh model kehidupan Beliau. Kita memang perlu introspeksi diri
untuk bisa lebih membaca, memahami, menghayati, mengamalkan, dan
mendakwahkan SYAHADATAIN.    Subhaanallaah  Waallaahu a'lam

Wassalaamu'alaikum Wr. Wb.

(Insya Allah, tunggu seri berikutnya)

Muhtar - Aberystwyth UK











------------
tarbiyah@isnet.org



Rancangan KTPDI. Hak cipta © dicadangkan.