![]() |
MATERI TARBIYAH MUSLIM DARI SEGI AKHLAQ BAGIAN I |
Bismillah Walhamdulillah Was Salaatu Was Salaam 'ala Rasulillah Number: isnet/64; Att: is-mod, is-lam Nomor: tarbiyah/24oct95/1041 Bismillaahirrahmaanirrahiim MUSLIM DARI SEGI AKHLAQ BAGIAN I Assalamualaikum Wr. Wb... Akhlak yg mulia merupakan tujuan dasar dari Islam seperti yg telah di- nyatakan oleh Rasulullah s.a.w. dalam haditsnya: "Sesungguhnya aku diutus utk menyempurnakan akhlak" Allah menekankan hubungan yg erat antara aqidah dan perbuatan dalam firman-Nya: Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebaji- kan, akan tetapi suatu kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat2, kitab2, nabi2 dan memberikan harta yg dicintainya kepada kerabatnya, anak2 yatim, orang2 miskin, musafir (yg memerlukan pertolongan) dan orang2 yg meminta2; dan memerdekakan hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang2 yg menepati janji- nya apabila ia berjanji, dan orang2 yg sabar dalam kesempitan, penderi- taan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang2 yg benar (imannya); dan mereka itulah orang2 yg bertakwa. (QS 2:177) dan juga dalam firman-Nya berikut: (yaitu) orang2 yg jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, nis- caya mereka mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, menyuruh berbuat yg ma'ruf dan mencegah dari perbuatan yg munkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan. (QS 22:41) Akhlak yg baik merupakan tanda dan buah hasil dari ibadah. Tanpa akhlak yg baik, ibadah sama sekali tak bernilai dan berguna seperti yg disabdakan oleh Rasul, sewaktu beliau ditanya: "Apakah diin itu?", dan beliau menjawab: "Diin adalah akhlak yg baik" (diriwayatkan oleh Ibn Nasr Al-Maruzi). Rasulullah juga pernah ditanya: "Apakah kecelakaan itu?" Dijawab oleh beliau: "Kecelakaan adalah akhlak yg jahat" (diriwayatkan oleh Abu Daud dan Ahmad) Pada hari kiamat, akhlak akan ditimbang lebih berat dibandingkan dg yg lainnya. Nabi telah bersabda: "Tak ada yg ditimbang di hari kiamat yg akan lebih berat dari pada akhlak yg mulia" (diriwayatkan oleh Abu Daud dan Tirmidhi). Dalam Islam, akhlak merupakan inti dari semua ibadah. Tanpa akhlak, ibadah hanyalah adat dan tingkah laku yg tak bernilai dan tak berfaedah. Mengenai shalat, misalnya, Allah SWT telah berfirman: Bacalah apa yg telah diwahyukan kepadamu, yaitu AlKitab (Al Qur'an) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan2) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah le- bih besar (keutamaannya dari ibadat2 yg lain). Dan Allah mengetahui apa yg kamu kerjakan (QS 29:45) Rasulullah s.a.w. telah bersabda: "Barang siapa yg tidak terhalang dari melakukan perbuatan jahat dan mungkar setelah melakukan shalat, maka ia bertambah jauh dari Allah" (diriwayatkan oleh Tabrani) Sehubungan dg puasa, Rasulullah telah bersabda: "Janganlah seorang dari kamu melakukan rafas (mengeluarkan kata2 yg mengundang birahi yg tidak senonoh atau bersetubuh) dan bertengkar pada hari dia berpuasa. Bila dia dicerca atau diperangi oleh sese- orang maka hendaklah ia berkata: 'sesungguhnya aku tengah berpuasa'." (HR Bukhari dan Muslim). Sehubungan dg masalah haji, Allah telah berfirman: (Musim) haji adalah beberapa bulan yg dimaklumi, barangsiapa yg menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tdk boleh rafas, ber- buat fasik, dan berbantah2an di dalam masa mengerjakan haji. Dan apa yg kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik2 bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku, hai orang2 yg berakal. Rasulullah s.a.w. telah bersabda pula: "Barang siapa yg melakukan haji dan dia tdk melakukan rafas dan perkara2 fasik, maka dia akan kembali seperti pada hari dia di- lahirkan oleh ibunya." (HR Bukhari dan Muslim) Akhlak seorang Muslim seharusnya memiliki sifat2 berikut: SIFAT SATU: WARA' Seorang Muslim tdk hanya harus menjauhkan diri dari hal2 yg haram, tetapi juga harus berhati2 menghindari masalah2 yg syubhat (meragukan). Sifat seperti ini diekspresikan dalam term Al-Qur'an, wara', yg mungkin bisa berarti "sangat berhati2". Ini dilakukan karena patuh kepada sabda Nabi: "Hal2 yg halal adalah jelas dan hal2 yg haram pun jelas pula, namun di- antara keduanya ada perkara2 syubhat. Barangsiapa yg menghindari masa- lah syubhat berarti dia telah membersihkan agama dan kehormatannya. ba- rang siapa yg jatuh kedalam masalah syubhat berarti dia telah jatuh ke- dalam masalah yg haram, ibarat seorang penggembala yg menggembala di tepi pagar dan dikuatirkan akan menggembala dalam pagar itu. Ingatlah, bahwa setiap raja itu mempunyai batas sempadannya & batas sempadan Allah adalah hal2 yg diharamkannya. Ingatlah bahwa dalam setiap jasad itu ada sekerat daging; bila daging itu baik maka baiklah jasad itu secara kese- luruhan, bila daging itu rusak maka rusaklah jasad itu secar keselu- ruhan. Ingatlah daging itu adalah hati" (HR Bukhari dan Muslim). Tingkat wara' yg paling tinggi adalah tingkat yg telah disebutkan oleh Rasulullah s.a.w. dalam sabdanya: "Seseorang tdk akan mencapai tingkat muttaqin sampai ia meninggalkan hal yg bahkan tdk dianggap berdosa karena ia takut terjatuh kedalam hal yg tdk diperbolehkan" (HR Tirmidzy) SIFAT DUA: MENUNDUKKAN PANDANGAN Kita harus menundukkan pandangan dari hal2 yg diharamkan oleh Allah, karena pandangan akan menimbulkan syahwat dan bisa mendorong seseorang jatuh dalam maksiat dan dosa. Firman Allah: Katakanlah kepada orang laki2 yg beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yg demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, Sesungguhnya ALlah Maha Mengetahui apa yg mereka perbuat. (QS. 24:30) Rasulullah s.a.w. telah bersabda: "Hendaklah kamu menahan pandangan dan menjaga kehormatanmu atau Allah akan menelungkupkan mukamu" (HR Tabrani) wassalaamu'alaikum wr.wb ---Dodi (insya ALlah bersambung) ------------ tarbiyah@isnet.org