![]() |
MATERI TARBIYAH S A B A R (2) |
Bismillah Walhamdulillah Was Salaatu Was Salaam 'ala Rasulillah
Number: isnet/141; Att: is-mod, is-lam
Nomor: tarbiyah/10jul94/263
Bismillaahirrahmaanirrahiim
SABAR
"Sabar" ditinjau dari segi lughoh (bahasa) berarti menahan dan
mengekang, seperti terdapat dalam firman Allah:
"Dan bersabarlah bersama dengan orang-orang yang
menyeru Rabb-nya di kala pagi dan siang hari dengan
mengharap ridhaNya. Dan janganlah kamu berpaling
dari mereka karena mengharap perhiasan kehidupan
dunia; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya
telah Kami lalaikan dari mengingat Kami, serta
menuruti hawa nafsunya dan melewati batas."
(Al-Kahfi:28)
Sabar juga berarti menahan diri atas segala sesuatu yang tidak
disukai karena mengharap ridha Allah. Firman Allah:
"Dan orang-orang yang sabar karena mengharap ridha
Allah, mendirikan shalat, menfkahkan sebagain
rizqi yang Kami berikan kepada mereka, secara
sembunyi-sembunyi atau terang-terangan; menolak
kejahatan dengan kebaikan; orang-orang itulah
yang mendapat tempat yang baik."
(ArRa'd:22)
Sesuatu yang tidak disukai tentulah beraneka ragam, oleh
karena itu aspek kesabaran sangat luas dan meliputi medan yang
lebih luas daripada yang selama ini difahami orang mengenai kata
dan konsep "sabar". Sabar yang akan dibahas di sini adalah sabar
yang berhubungan dengan seorang da'i dalam mengemban tugas da'wah
yang mulia.
Da'i adalah penerus risalah Allah yang telah diturunkan pada
rasul-rasulNYA. oleh karena itu, sudah barang tentu para da'i
pun akan mengalami apa-apa yang dialami oleh para utusan Allah,
yaitu berupa tantangan dari para penentang dan pembangkang da'wah
yang telah dikuasai oleh hawa nafsu. Apalagi da'wah yang mengacu
benar-benar pada da'wah Rasulullah SAW, adalah da'wah yang uni-
versal dan menyeluruh. Da'wah yang demikian ini sudah tentu akan
menimbulkan permusuhan yang sangat keras dan kasar dari para
penentang da'wah. Oleh sebab itu seorang da'i ilallah mutlak
memiliki kesabaran.
Sabar dalam menghadapi beban da'wah ilallah, wujudnya bisa
beraneka ragam, di antaranya disebutkan dalam Al-Qur'an, yaitu:
1. Sabar dari berpalingnya manusia dari da'wah.
Sebuah contoh bagaimana bentuk keberpalingan dari da'wah
ini, dapat dilihat dari munajat Nabi Nuh AS kepada Allah ketika
mengadukan ihwal kaumnya yang menolak da'wahnya:
"Ya Robbi, sesungguhnya aku telah menyeru kaumku, malam
dan siang; tetapi seruanku hanyalah menambah mereka
lari dari kebenaran. Dan sesungguhnya setiap kali aku
menyeru mereka kepada iman, agar Engkau mengampuni
mereka, mereka memasukkan jari-hari mereka ke dalam
telinganya dan menutupkan bajunya ke mukanya, dan
mereka tetap mengingkari dan sangat menyombongkan diri
(Nuh:5-7).
Dalam menghadapi manusia yang berpaling dari da'wah ini,
Allah memberikan formulanya dalam surat 16:127
"Bersabarlah, dan tiadalah kesabaranmu adalah dengan
pertolongan Allah dan janganlah kamu bersedih hati
terhadap kekafiran mereka"
2. Sabar terhadap gangguan manusia, baik perbuatan atau
ucapan. Tidak ada yang lebih menyedihkan bagi seorang da'i
yang mukhlis yang mencintai kebaikan bagi manusia, daripada sikap
manusia yang menyambut nasihatnya dengan tuduhan-tuduhan palsu,
yang membalas kebaikannya dengan kejahatan, yang menuduh aktifi-
tas konstruktifnya dengan tuduhan "mengganggu stabilitas nasion-
al". Memang hal-hal semacam ini sudah diingatkan Allah dalam Al-
Qur'an (lihat surat 3:187). Allah menjelaskan hal ini kepada
mu'minin agar mempersiapkan diri dengan senjata sabar. Dari sini
kemudian Allah memerintahkan rasul-rasulNYA (termasuk para
da'i) agar bersabar atas gangguan manusia-manusia pengganggu
tersebut:
"Dan bersabarlah terhadap apa yang mereka ucapkan dan
jauhilah mereka dengan cara yang baik"
(Muzzamil:10)
3. Sabar terhadap panjangnya perjalanan da'wah.
Allah telah menjanjikan dan menetapkan kemenangan bagi
para penyeru kebenaran dari antara para rasulNYA, pengikutnya dan
para pewarisnya yang istiqomah. Namun, kemenangan ini tidak akan
terwujud secara singkat atau mudah, sebab matahari pun tidak akan
terbit tanpa didahului dengan malam panjang yang penuh dengan
kegelapan dan kesulitan. Cobaan-cobaan dan tribulasi siap menim-
pa, yang membuat hati yang merasakannya akan menjadi miris,
sehingga berprasangka kepada Allah dengan berbagai prasangka dan
duga. Dalam beberapa ayat, Al-Qu'an dengan gaya bahasa yang
berlainan, mengungkapkan:
"Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga,
padahal belum datang kepadamu cobaan sebagaimana
halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu?"
(Al-Baqarah:214)
Hal ini merupakan suatu isyarat tentang betapa lama pertolongan
Allah itu dan mereka mengharap agar disegerakan, sehingga mereka
akan terbebas dari penderitaan yang dialami dan memberikan jalan
keluar bagi segenap cobaan yang menimpa. Allah berfirman:
"Sehingga apabila para Rasul sudah tidak mempunyai
harapan lagi tentang keimanan mereka, dan telah
meyakini bahwa mereka telah didustakan, datanglah
pertolongan kami pada para Rasul itu, lalu
diselamatkanlah orang-orang yang kami kehendaki, dan
tidak dapat ditolak siksa kami dari orang-orang yang
berdosa"
(Yusuf:110).
Ikhwan/akhwat fillah, semoga kita semua termasuk dan senan-
tiasa bersama orang-orang yang bersabar.
Wallahu'alam bissawab.
Wassalamu'alaikum
abu akhyar
------------
tarbiyah@isnet.org
