MATERI TARBIYAH
TA'ABBUD



Bismillah Walhamdulillah Was Salaatu Was Salaam 'ala Rasulillah
Number: isnet/155; Att: is-mod, is-lam

Nomor: tarbiyah/08jul94/213
Bismillaahirrahmaanirrahiim


Assalamu'alaikum wr.wb.

                                                  110 baris

                           TA'ABBUD


         Wamaa kholaqtuljinna
         wal 'insan
         illa liya'buduun.
         Dan tidaklah Aku ciptakan jin
         dan manusia
         kecuali untuk beribadah kepadaKu.
        (Adz-Dzaariyaat: 56)

   'Ubudiyah manusia kepada Allah adalah merupakan simbol sekaligus
pernyataan pengakuan manusia sebagai makhluk yang diciptakan akan
eksistensi Khaliqnya(Penciptanya), juga merupakan konsekuensi logis
dari sifat Rububiyah dan UluhiyahNya.  Keimanan kepada Dzat yang
menciptakan, yang mengatur, dan memberi rizki, Allah yang mesti
diikuti, ditakuti dan dicintai tak akan pernah membawa makna tanpa
diikuti sikap ta'abbud kepadaNya, menyerahkan 'ubudiyah hanya
kepadaNya.  Karena hanya Dia dan cuma Dia yang berhaq menerima
ta'abbud manusia.

   Setelah seorang manusia berikrar dan menyatakan dirinya sebagai
Muslim, maka pada detik itu dia telah menjadi seorang mukallaf,
yang menerima beban dan siap akan pembebanan (taklif).  Manakala
seseorang telah bersyahadat, menyatakan tiada ilah selain Allah,
maka berarti ia mengakui UluhiyahNya untuk ikut, takut dan cinta
hanya kepada Allah.  Pada titik ini kewajiban menyerahkan 'ubudiyah,
sikap ta'abud, dan menerima taklif hanya sebuah alur logis di atas
kesadaran manusia dewasa seorang Muslim.  Bila dia tidak ingin
disebut sebagai pendusta besar.  Maka garis setelah titik awal ini
adalah jalan lurus medan da'wah.

   Sikap ta'abud seseorang yang telah menyerahkan dirinya untuk
diatur oleh hukum Allah, makhluk yang mengimani Mulukiyah Allah
mestilah mengambil bentuk nyata sikap diri berupa; pertama penegakkan
nilai-nilai/syariat Islam dalam dirinya, keluarga terdekatnya, kera-
bat, baru masyarakatnya.  Kedua, berjalan dalam garis penegakkan ini
dengan segenap kesungguhan, menanggung beban yang ada di setiap
hasta perjalanan, siap untuk menerima celaan dari orang-orang yang
suka mencela, intimidasi dan teror dari musuh-musuh Allah, bahkan
tak dapat menghindar dari kemungkinan harus membunuh dan terbunuh.
Karena;

    Allah telah membeli jiwa dan harta orang-orang yang beriman
    dengan syurga.  Mereka berperang (qital) di jalan Allah lalu
    mereka membunuh atau terbunuh. (At-Taubah:111)

Pada titik ini, kesungguhan (jihad), kesabaran, pengorbanan (tajarrud),
pembelaan (tamassuk), kesiapan dan keikhlasan mendapat tempat dan
ladang subur pembuktian.

   Tugas pertama adalah membangun rijal-rijal, pribadi-pribadi yang
kokoh, para jundullah (prajurit Allah) yang siap menegakkan nilai-
nilai islam, yang sigap menegakkan keadilan, cinta-kasih, perlindungan
terhadap kaum yang lemah dan tertindas.  Dalam tugas ini setiap priba-
di Muslim mestilah menghaluskan perasaannya.  Lembut sedemikian
lembutnya, sehingga kalau nama Allah disebut bergetarlah hatinya,
kalau dibacakan Al Qur'an kepadanya maka bertambah-tambahlah keiman-
annya, sehingga hati mereka dapat dengan mudah beresonansi meski atas
sentilan sinyal lemah sekalipun.  Hati mereka peka akan kebenaran dan
kebhatilan, dapat dengan mudah membedakan mana nilai-nilai Islami,
yang pekat dengan kejujuran, kesetiaan, kasih-sayang, keadilan, ihsan,
pantang menyerah, dan mana nilai-nilai yang berasal taghut berupa
penindasan dan kepalsuan.  Lembut karena ruh mereka mendapat santapan
Al Ghazi ar-ruh yang sesuai kadar dan kebutuhannya; yakni dzikrullah,
dalam setiap detiknya.  Pribadi Muslim adalah pribadi yang bersih
dan penuh kesetiakawanan.  Dari rijal-rijal inilah diharapkan terbentuknya
keluarga dan masyarakat yang islami; masyarakat yang adil, yang bersih,
yang jujur, yang ihsan, yang lemah-lembut terhadap sesamanya dan
bersikap keras terhadap musuh-musuh, masyarakat yang amanah, masyara-
kat yang diridhai Allah dan mereka pun ridha kepada Allah, masyarakat
yang menempatkan kalimatullah tinggi-tinggi, menempatkan peraturan
dan hukum Allah sebagai landasan hidup dan prikehidupannya, masyarakat
yang membawa rakhmattan lil 'alamiin, masyarakat yang dinamis, yang
mengalir dan bergerak bagai alir sungai, kuat dan deras, yang jernih
sehingga dapat bercermin peradaban lain kepadanya, masyarakat yang
terus membesar dan membesar secara sunatullah hingga tak ada lagi
fitnah, tak ada lagi penyembahan manusia atas sesuatu selain Allah,
tak ada lagi penyembahan manusia atas manusia, hingga semua manusia
kembali kepada hakekat fitri penciptaannya, makhluk yang hanif,
makhluk yang menyerahkan sikap ta'abbudnya kepada Allah semata,
itulah khalifah Allah di bumi.

   Tugas tersebut tidaklah mudah.  Dan adalah sunah ilahiyah,
kalau jalan tersebut sukar lagi mendaki.  Adalah tidak masuk akal
kalau imbalan yang besar dari Allah, bahkan sangat besar, yakni
berupa syurga dan segenap isinya dan segala kenikmatan yang
ada di dalamnya dapat diperoleh cukup dengan santai atau sekedar
diskusi dan disksui sebatas kata-kaya.  Mustahil!  Sulitnya jalan
da'wah itu sendiri adalah ujian untuk sebuah kualitas, untuk
memisahkan makhluk yang sabar dan yang tidak, mereka yang beriman
dalam makna yang sesungguhnya atau hanya sekedar keimanan di bibir
saja, kelompok manusia yang sungguh-sungguh (mujahid) dan kaum
munafiq.  Kerasnya jalan da'wah adalah "bumbu" dan "gula" yang
membuat rasa sedap dan manis ta'abbud, yang membuat timbangan taklif
bergerak dan menuntut jawab, yang membuat syahadat, bai'at, sumpah
setia mempunyai makna.

   Ta'abbud ilallah mestilah mengambil dua bentuk di atas bukan
sekedar ibadah mahdoh (khusus) apalagi bersembunyi dalam goa-goa
untuk menghindar dari realitas pahit peradaban ummat saat ini.
Sungguh dien yang mulia ini, didukung oleh manusia-manusia mulia,
akan menumbuhkan manusia-manusia mulia, dan untuk mencapai kemuliaan
di dunia dan akhirat.  Ta'abbud adalah sikap mulia makhluk yang
memahami hakekat penciptaan dirinya, sikap hamba yang berakhlaq
mulia.

Hasbunallah wa nimal wakil

wassalam,
abu zahra


------------
tarbiyah@isnet.org



Rancangan KTPDI. Hak cipta © dicadangkan.