![]() |
MATERI TARBIYAH Tawaazun (1) |
Bismillah Walhamdulillah Was Salaatu Was Salaam 'ala Rasulillah Number: isnet/128; Att: is-mod, is-lam Nomor: tarbiyah/26jul94/324 Bismillaahirrahmaanirrahiim Assalamu'alaikum wr.wb. Tawaazun (1) (Keseimbangan) Manusia (An-Naas) dan Dienul Islam (agama Islam) kedua-duanya merupakan ciptaan Allah yang sesuai dengan fitrah Allah. Mustahil Allah menciptakan Dienul Islam untuk manusia yang tidak sesuai dengan fitrah itu. Didalam Al-Quran surah Ar-Ruum ayat 30, Allah berfirman yang terjemahannya sbb: Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada Dien yang hanif (Agama Allah); tetaplah atas fitrah Allah yang telah menciptakan manusia dengan fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. Itulah agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya. Ayat ini menjelaskan pada kita bahwa manusia itu diciptakan sesuai dengan fitrah Allah yaitu memiliki naluri beragama (agama tauhid: Al-Islam) dan Allah menghendaki manusia untuk tetap dalam fitrah itu. Kalau ada manusia yang tidak beragama tauhid itu hanyalah karena pengaruh lingkungan. Sesuai dengan fitrah Allah itu, manusia memiliki 3 dimensi, yaitu Al-jasad, Al-'Aqal, dan Ar-Ruh. Islam menghendaki ke tiga dimensi tersebut berada dalam keadaan tawaazun (seimbang). Perintah untuk menegakkan neraca keseimbangan ini dapat dilihat pada Al-Quran Surat Ar-Rahman ayat 7 sampai 9. Ke tiga dimensi ini membutuhkan makanan (santapan). Al-jasad memerlukan Al-ghiza Al-jasadi. Al-'Aqal memerlukan Al-ghiza Al-'Aqli dan Ar-Ruh membutuhkan Al-ghiza Ar-Ruhi. Rasa lapar dari Al-Jasad lebih mudah terdeteksi daripada rasa lapar Al- 'Aqal. Dan rasa lapar Al-'Aqal lebih mudah terdeteksi dibandingkan dengan rasa lapar Ar-Ruh. Jadi rasa lapar Al- Jasad itu paling mudah terdeteksi, sedangkan rasa lapar Ar-Ruh itu paling sulit untuk diketahui. 1.Al-GHIZA AL-JASAADI (SANTAPAN FISIK/JASAD). Adapun Al-ghiza Al-Jasadi (santapan fisik) itu terdiri dari Al-Tha'am (makanan padat), As-Syiraab (makanan cair), An-Naum (tidur), Ar-Riyadhah (olah raga), Az-Zawaj (sexual need) dan Al-Libas (pakaian). Islam mengajarkan agar manusia memakan makanan yang halalan thayyiba. Hai manusia, makanlah yang halal lagi baik.....(QS Al-Baqarah ayat 168). Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang kami berikan kepadamu......(QS Al-Baqarah ayat 172). Persyaratan halal saja belumlah cukup. Selain halal kita dianjurkan memakan makanan yang baik (yang memiliki nutrisi yang baik yang tidak akan menimbulkan mudharat terhadap kesehatan kita). Sedangkan tentang An-Naum Allah menjelaskan dalam Al-Quran Surat Al-Qashas mulai dari ayat 71 sampai 73. Dan Karena rahmat-Nya, Dia jadikan untukmu malam dan siang, supaya kamu beristirahat pada malam itu dan supaya kamu mencari sebagian dari karunia-Nya (pada siang hari).....QS Al-Qashas ayat 73. Sehubungan dengan Ar-Riyadhah Allah berfirman dalam surat Al- Anfaal ayat 60: Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka dengan kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh-musuh Allah ......Kekuatan fisik dalam bentuk kebugaran jasmani serta endurance yang tinggi sangat diperlukan untuk menghadapi musuh-musuh Allah. Tentang Az-Zawaj (sexual need) Allah berfirman dalam Surat An- Nuur ayat 24: Dan kawinlah orang-orang yang sendirian diantara kamu, dan orang orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan........Adapun hukum perkawinan ini dapat dilihat pada QS An-Nisaa' ayat 22 sampai 25. Kebutuhan akan pakaian (Al-Libas) Allah berfirman: Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah disetiap memasuki masjid, makan dan minumlah dan janganlah berlebih-lebihan..... (QS Al A'raaf ayat 31). Hai anak Adam sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutupi auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian taqwa itulah yang paling baik......(QS Al-A'raaf ayat 26). Kebutuhan fisik ini secara internal harus dipenuhi secara seimbang. Jangan sampai banyak makan kurang olah raga (gerak fisik). Atau kurang makan banyak tidur. Atau terlalu banyak olah raga sehingga kehilangan sexual desire sehingga hubungan suami isteri menjadi tidak harmonis. Atau mengurangi makan demi pakaian yang mahal/mewah dst. Pada dasarnya kebutuhan fisik ini harus dipenuhi dengan seimbang dan kita dilarang untuk berlebih-lebihan. Wassalam, chairil A. Said ------------ tarbiyah@isnet.org