MATERI TARBIYAH
AKHLAQ HUBUNGAN DENGAN NON MUSLIM Bag. I



Bismillah Walhamdulillah Was Salaatu Was Salaam 'ala Rasulillah
Number: isnet/2077; Att: is-mod, is-lam, mus-lim

Nomor: tarbiyah/17nov95/1096
Bismillaahirrahmaanirrahiim

                  AKHLAQ HUBUNGAN DENGAN NON MUSLIM Bag. I

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh...

Allah telah memberikan petunjuk yang komprehensif mengenai hubungan antara
Muslim dan Non-Muslim dalam dua ayat berikut:
    Allah tiada melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap
    orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak pula mengusir
    kamu dari negerimu.  Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku
    adil.
    Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-
    orang yang memerangi kamu karena agama dan mengusir kamu dari negerimu dan
    membantu (orang lain) untuk mengusirmu.  Dan barangsiapa menjadikan mereka
    kawan maka mereka itulah orang-orang yang zalim.
    (QS 60:8-9)

Ayat pertama di atas tidak hanya memerintahkan kita (Muslimin) utk berbuat adil
dalam berhubungan dengan non-Muslim yang tidak memerangi kita krn agama atau
mengusir kita---yaitu Non-Muslim yang tidak memusuhi atau
memerangi Muslim---namun juga untuk berbuat baik dan ramah kepada mereka.  Kata
"Birr" yang digunakan dalam ayat diatas adalah satu terminologi yang sangat
komperehensif, menunjukan kebaikan di atas keadilan; satu terminologi yang juga
digunakan untuk melukiskan kewajiban seorang Muslim terhadap orangtuanya.

Dengan menggunakan ekspresi "Allah tiada melarang..." (60:8), Allah SWT
menghilangkan pandangan yang tidak tepat bahwa semua non-Muslim adalah sama dan
mereka tidak berhak memperoleh perlakuan yang baik, adil, dan ramah dari
Muslim.  Jadi, Allah telah menjelaskan bahwa kita tidak dilarang untuk bersikap
baik dan ramah kepada Non-Muslim secara umum sepanjang mereka tidak
memusuhi dan memerangi Muslim.

Lebih spesifik lagi, Islam memberikan pandangan khusus kepada umat Yahudi dan
Kristiani.  Quran tak pernah menyebut mereka tanpa sebutan seperti "Wahai Ahli
Kitab..", yang memberikan indikasi bahwa mereka asalnya adalah orang-orang dari
agama samawi.  Muslim dan Ahlul Kitab memiliki kesamaan prinsip satu agama
yang diturunkan oleh Allah melalui semua nabi-Nya (QS 42:13).  Muslim
diharuskan untuk mempercayai semua kitab dan rasul yang diturunkan Allah; kalau
tidak, mereka bukanlah orang-orang yang beriman (QS 2:136).  Bila Ahli kitab
membaca Quran dia akan menemui di dalamnya pujian terhadap kitab-kitab,
rasul-rasul dan nabi-nabi mereka.

Bila seorang Muslim mengadakan diskusi dengan Ahli kitab, dia seharusnya
menghindari pendekatan2 yg bisa menimbulkan kepahitan atau menyebabkan
permusuhan:
   Dan janganlah kamu berdebat dengan Ahli Kitab melainkan dengan cara yang
   paling baik, kecuali dengan orang-orang zalim di antara mereka, dan
   katakanlah: "Kami telah beriman kepada (kitab-kitab) yang diturunkan kepada
   kami dan yang diturunkan kepadamu; Tuhan kami dan Tuhanmu adalah satu; dan
   kami hanya kepada-Nya berserah diri
   (QS 29:46)

Islam memperbolehkan Muslim untuk makan bersama Ahli Kitab, memakan daging
(tentu saja yang halal) yang disembelih mereka, dan menikahi wanita-wanita
mereka, satu pernikahan yang didasari atas hubungan saling mencintai dan menya-
yangi (Catatan:  pembolehan untuk menikahi seorang Ahli kitab hanya berlaku
bagi seorang Muslim pria; bagi Muslimah, mereka haram menikah dengan pria Ahli
Kitab!). (QS 5:5).  Surat 5:5 adalah berkenaan dengan Ahli Kitab secara umum;
namun kaum Kristiani memperoleh status khusus dalam Qur'an; mereka
dianggap lebih dekat ke hati orang-orang yang beriman.

wassalaamu'alaikum wr.wb
---Dodi

(Insya Allah bersambung)




------------
tarbiyah@isnet.org



Rancangan KTPDI. Hak cipta © dicadangkan.