MATERI TARBIYAH
SHIFAT SHOLAT RASULULLOOH MUHAMMAD S.A.W. (11)



Bismillah Walhamdulillah Was Salaatu Was Salaam 'ala Rasulillah
Number: isnet/2012; Att: is-mod, is-lam, mus-lim

Nomor: tarbiyah/29jul95/909
Bismillaahirrahmaanirrahiim

  Assalamu 'alaikum wr.wb.

  Shifat sholat 11

   (Lafal arabic ditulis berdasarkan CARA MEMBACA/BUNYI BACAAN
  mengikuti aturan /Tajwid dalam METODA IQRO-Indonesia:
  MOHON DIKOREKSI KESALAHAN-KESALAHANNYA)

  tanda ini menunjukkan bahwa [...] dibaca dalam riwayat yang lain.

  Rosulullooh s.a.w. membaca jahriyyah (bersuara) di dalam sholat  SHUBUH,
  dan di dalam dua rak'at pertama dari sholat MAGHRIB dan 'ISYA.  Dan
  beliau s.a.w. membaca dengan sirriyah (tidak bersuara) di dalam sholat
  ZHUHUR dan ASHOR dan di dalam rak'at KETIGA
  dari sholat Maghrib dan DUA RAK'AT terakhir dari sholat 'isya.

  Dan beliau mengeraskan suara Qiara'atnya pula pada shalat Jum'ah dan dua
  shalat 'Ied  dan shalat istisqa (Bukhari dan Abu Dawud), dan shalat
  Kusuf (shalat gerhana) (Buhari dan Muslim).

  Rosulullooh s.a.w. menjadikan dua rak'at terakhir (rak'at ketiga dan ke
  empat) lebih pendek dari dua rak'at pertama sekitar setengahnya, yaitu
  lima belas ayat. (Ahmad dan Muslim).  Dan barangkali, di dalamnya,
  beliau s.a.w.mempersingkat (hanya dengan) bacaan Al-Fatihah.
  (Bukhori dan Muslim). Dan beliau s.a.w. pernah hanya membaca Al-Fatihah
  saja dalam dua rak'at terakhir (ashar). (Bukhori dan Muslim).

  Dengan dasar kedua hadiest ini maka tambahan membaca ayat-ayat setelah
  Al-Fatihah di dalam dua rak'at terakhir adalah sunnat.

  Dari hadiest-hadiest tentang panjang-pendeknya dan macam-macamnya surat
  yang dibaca oleh Rosulullooh s.a.w. di dalam sholat wajib (Shubuh,
  dzuhur, ashar, maghrib dan 'isya), saya tidak bisa menyimpulkan yang mana
  yang panjang dan yang mana yang pendek.
  Karena pada semuanya ada yang panjang ada yang pendek.  Kadang panjang
  pendeknya berdasarkan situasi dan kondisi tertentu dan kadangkala tidak
  berdasarkan sesuatu keadaan yang tertentu.
  Jadi kalau sholat berjama'ah dan menjadi imam maka perhatikanlah keadaan
  ma'mumnya, sesuaikan panjang bacaan dengan kemampuan ma'mumnya,
  sedangkan kalau sholat sendirian silahkan saja.


  MENYUARAKAN DAN TIDAK MENYUARAKAN BACAAN DI DALAM SHALAT LAIL

  Adapun di dalam shalat Lail, maka kadangkala beliau menyuarakan (Muslim
  dan Bukhari).  Dan diriwayatkan bahwa:

  Apabila belaiu membaca Qira'at di rumah, maka orang yang berada di dalam
  kamar dapat mendengar qira'atnya itu (Abu Dawud dan Turmudzi---> hasan).

  Dan diriwayatkan pula:

  Bahkan barangkali beliau mengangkat mengangkat suaranya lebih dari pada
  itu, sehingga orang yang berada di luar kamar dapat mendengarnya (Nasai
  dan Turmudzi dan Baihaqi---> hasan)

  Hal ini telah diperintahkan kepada Abu Bakar dan Umar ra., yaitu ketika:

  Pada suatu malam beliau s.a.w. keluar, tiba-tiba beliau mendapatkan
  Abu-Bakar  tengah shalat dengan merendahkan suaranya. Dan beliau
  melewati Umar bin Khattab ra. tengah melakukan shalat dengan mengangkat
  suaranya.  Kemudian tatkala mereka berdua berkumpul
  pada Nabi saw., bersabdalah beliau, "Wahai Abu Bakar, aku telah melewati
  engkau ketika engkau shalat (mengapa) engkau merendahkan suaramu ?".
  (Abu-Bakar) berkata, "Aku telah memperdengarkan kepada Yang aku
  bisikkan, wahai Rasulullah".  Kemudian beliau
  bersabda kepada Umar, "Aku telah melewati engkau ketika engkau sedang
  shalat , (mengapa) engkau mengeraskan suaramu ?".  (Umar) berkata,
  "Wahai Rasulullah, aku membangunkan orang yang mengantuk dan mengusir
  setan".  Kemudian Nabi saw. bersabda, "Wahai Abu-Bakar
  angkat suaramu sedikit".  Kemudian bersabda kepada Umar,
  "Rendahkan sedikit suaramu".  (Abu Daud dan Hakim, dishahihkan dan
  disepakati oleh Adz-Dzahabi).

  Dan diriwayatkan bahwa beliau s.a.w.bersabda:

  Orang yang terang-terangan di dalam membaca Al-Qur'an seperti orang yang
  terang-terangan di dalam bersedekah, sedangkan orang yang bersembunyi di
  dalam membaca Al-Qur'an seperti orang yang bersembunyi dengan sedekah
  (Abu Dawud dan Hakim, dishahihkan dan d isepakati oleh Adz-Dzahabi).

  Di dalam sholat lail (sholat malam), kadangkala Rosulullooh s.a.w.
  mempersingkat qiro'at, kadangkala memanjangkan (membaca surat yang
  panjang) dan kadangkala membaca yang sangat panjang.  Yang saya maksud
  dengan sangat panjang ini adalah:

  Pada suatu malam beliau s.a.w. membaca As-Sab'ath-thiwal (Al-Baqoroh,
  Ali Imron, An-Nisa, Al-Maidah, Al-A'rof dan At-Taubah) sedangkan beliau
  s.a.w. berada dalam keadaan sakit. (Abu Ya'la dan Hakim disahihkan
  Adz-Dzahabi).  Kadangkala dalam tiap rak'at sholat
  lail beliau s.a.w. membaca satu surat antara tujuh surat yang terpanjang
  (Abu Dawud dan Nasa'i --->sahih).
  Belum pernah diketahui beliau s.a.w. menghatamkan Al-Qur'an di dalam
  satu malam. (Muslim dan Abu Dawud).

  Beliau s.a.w. bersabda kepada Abdillah bin Amr r.a.
  Bacalah (sampai tamat) Al-Qur'an di dalam setiap bulan.  Ibnu Amr
  berkata, Aku mengatakan bahwa aku mempunyai kekuatan (kemampuan).
  Beliau s.a.w. bersabda: Bacalah ia di dalam dua puluh malam.  Ibnu Amr
  berkata, Aku mengatakan bahwa aku mempunyai kekuatan
  Beliau bersabda, Bacalah ia (Al-Qur'an) di dalam tujuh malam dan jangan
  lebih dari pada itu. (Bukhori dan Muslim).

  Setelah itu beliau s.a.w. memberi keringanan kepadanya untuk membacanya
  dalam lima malam (Hasa'i dan Turmudzi --->sahih).  Kemudian beliau
  s.a.w. memberi keringanan kepadanya untuk membacanya di dalam 3 (tiga)
  malam. (Bukhori dan Ahmad).

  Beliau s.a.w. melarang untuk membaca Al-Qur'an (menamatkannya) kurang
  dari tiga malam dengan sabdanya :

  Barangsiapa yang membaca (seluruh) Al-Qur'an kurang dari tiga malam,
  maka ia belum memahaminya. (Ahmad --->sahih).
  Didalam lafazh lain dikatakan :
  Tidaklah akan memahami (Al-Qur'an) orang yang membaca Al-Qur'an lebih
  sedikit daripada tiga malam. (Darimi dan Turmidzi --->sahih).

  Dalam sebuah hadiest diriwayatkan bahwa seorang laki-laki telah berkata
  kepada Rosulullooh s.a.w.: Wahai Rosulullooh s.a.w., sesungguhnya aku
  mempunyai tetangga yang bangun sholat malam dan tidak membaca selain
  daripada Al-Ikhlas S.112 (4).  Ia mengulang-
  ulanginya tidak lebih daripada itu seakan-akan ia mengurangi
  (makna)nya.  Maka Nabi s.a.w. bersabda: Demi Dzat Yang jiwaku ada pada
  tanganNYA, sesungguhnya ia (S.112) sebanding dengan sepertiga Al-Qur'an.
  (Ahmad dan Bukhori).

  MENTARTILKAN QIRO'AT DAN MEMBAIKKAN SUARA

  Walloohu a'lamu bish-showaab.

  Insya Allah bersambung.

  Billaahi taufiq wal hidayah
  Wassalamu 'alaikum wr.wb..

  chalid thalib


------------
tarbiyah@isnet.org



Rancangan KTPDI. Hak cipta © dicadangkan.