Berita Terbaru

UNIVERSITAS HASANUDDIN

Mahasiswa Fakultas Pertanian Unhas Raih Bronze Medal DiICE 2021

Empat mahasiswa Prodi Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin Angkatan 2018 berhasil meraih Bronze Medal pada ajang Darulaman International Innovation, Competition And Exhibition 2021 (DiICE’21).

Tim yang berhasil lolos, yakni, Muhammad Hanif Muflih, Andi Nisra Fasirah, Annisa Batara dan Indah Pratiwi.

DiICE’21 diselenggarakan oleh Institute of Teacher Education, Kampus Darulaman bekerja sama dengan Pemerintah Negara Bagian Kedah Darul Aman, Center of Excellence Goepolymer and Green Technology (CEGeogTech) dan Malaysian Research & Innovation Society (MyRIS), University of Perlis Malaysia (UniMAP).

Pada kesempatan wawancara, Jumat (16/07), Muhammad Hanif Muflih selaku perwakilan tim menjelaskan keikutsertaannya bersama anggota tim dalam kompetisi DilCE’21 untuk mengasah bakat dan kemampuan diri, menambah pengalaman serta memperkaya pengetahuan dan rasa percaya diri.

“Terlibat langsung dalam kompetisi merupakan suatu prestasi, kami ikut kompetisi ini karena ingin mencari pengalaman dan Alhamdulillah hasilnya memuaskan. Kami sangat bangga bisa mengikuti berbagai tahapan seleksi hingga bisa meraih Bronze Medal ini,” jelas Muhammad Hanif.

DiICE’21 mengusung tema “Enhancing the Innovation of Education in the Industrial Revolution 4.0”. Para peserta berkesempatan menampilkan inovasi, penemuan dan desain menarik yang diciptakan untuk mengkomersilkan inovasi dan ide mereka. Sehingga dapat mewujudkan dan mengembangkan kerja sama antar peserta dalam komersialisasi gagasan.

Pada kompetisi tersebut, Muhammad Hanif bersama anggota tim lainnya menampilkan inovasi melalui karya studi literatur mengenai pengemasan ramah lingkungan dan memperpanjang umur simpan dari sayuran. Karya tulis tersebut dikemas dalam judul “Potential Development of Edible Film Based on Biopolymer Composite and Essential Oils in Maintaining The Quality of Vegetables”.

“Sebagian besar kerusakan terjadi pada produk hortikultura, sehingga cara mencegah kerusakan adalah melalui kemasan. Pengemasan digunakan untuk menjaga kualitas, memperpanjang umur simpan, memaksimalkan manfaat ekonomi, dan meminimalkan kerugian. Namun, kebanyakan kemasan saat ini terbuat dari plastik, yang mencemari lingkungan,” jelas Hanif.

Alasan utama pengambilan topik ini, berasal dari data bahwa sekitar 50% food loss di dunia berasal dari sayuran atau sekitar 315 juta ton per tahunya. Hanif beserta anggota tim ingin membuat suatu sistem pengemasan yang dapat diaplikasikan pada awal proses pascapanen agar kehilangan bahan pangan dapat ditekan.

Olehnya itu, diperlukan kemasan yang ramah lingkungan dan dapat digunakan untuk mengurangi kerusakan dan kerugian. Cara terbaik yang bisa kita terapkan adalah menggunakan edible film saat memanen sayuran. Penggunaan edible film dapat membatasi pertukaran dari bagian dalam ke luar, membatasi transfer kelembaban, meningkatkan karakteristik fisik, dan mencegah pertumbuhan kuman pada sayuran.

Hanif berharap apa yang diraih saat ini bisa bermanfaat dan memotivasi serta menularkan semangat pada generasi selanjutnya untuk dapat meraih gelar pada kompetisi internasional lainnya. (*/dhs)

Editor : Ishaq Rahman, AMIPR

Berita terkait :

Share berita :

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Email

This post is also available in: Indonesia English

Skip to content