Tidak terasa, sudah tiga tahun Prof.Dr.Ir. Andi Niartiningsih, M.P. mengurus berbagai friksi di perguruan tinggi swasta (PTS) di Sulawesi. Kali ini, di Simposium Nasional Kelautan dan Perikanan, dia kembali ke habitatnya menjadi pembicara. Dia memilih makalah berjudul ‘’Konservasi Perikanan Indonesia di Persimpangan Jalan’’.
Di dalam paparannya, ibu tiga anak yang kelahiran Sinjai 1 Desember 1961 ini mengatakan, Indonesia merupakan kawasan segitiga karang (coral triangle), dengan potensi 35% karang dunia, selain yang ada di Congo dan Amazon.
‘’Daerah segitiga karang (The Coral Triangle) merupakan daerah penting yang memiliki keanekaragaman hayati laut dunia karena merupakan rumah bagi 76% spesies karang dunia dan 37% spesies ikan karang dunia,’’ kata Andi Niar, sapaan guru besar yang mengoordinasi 350 perguruan tinggi swasta di Pulau Sulawesi tersebut.
Selain itu, daerah segitiga karang juga merupakan tempat ratusan juta masyarakat pesisir menggantungkan kehidupannya dari aktivitas perikanan. Masalah konservasi terkait dengan masalah konservasi biodiversifikasi, pengembangan ekonomi, dan keamanan makanan.
Di laut, kata Andi Niar, terdapat ekosistem yang menyenangkan, potensi farmasikal, mata pencaharian bagi 120 juta rakyat, tempat tinggal bagi 2,3 miliar penduduk, potensi wisata bagi 12 miliar orang per tahun, karang tempat hidup ikan sekitar 1 miliar per tahun, tempat tersedianya sekitar 50% stok tuna dunia, dan 60% dari protein bersumber dari laut.
Menurut Andi Niar, di daerah tidak menerapkan prinsip-prinsip code of conduct for responsible Fisheries (CCRF), pada umumnya tidak memiliki pembatasan ukuran dan kuota, tidak memiliki perhitungan yang tepat tentang stok dan prinsip konservasi tidak diterapkan.
Maha guru ini menyimpulkan, pengelolaan Konservasi Kelautan dan Perikanan (KKP) sangat urgen dalam mengawasi dan mengantisipasi berbagai tentangan/permasalahan. Kebijakan pengembangan KKP harus mendapat perhatian serius dari eksekutif dan legislatif.
‘’Strategi penguatan KKP memerlukan sains yang komperehensif agar bisa bermanfaat lebih signifikan,’’ kunci Andi Niar dalam simposium nasional yang diakhiri dengan penyerahan cinderamata kepada para pemateri tersebut. (*).