Di hadapan bahasa Indonesia, bahasa daerah bertekuk lutut, tetapi di hadapan bahasa Inggris justru bahasa Indonesia yang tidak berdaya. Lihatlah faktanya, dari waktu ke waktu bahasa Indonesia telah berhasil mengambilalih peran bahasa daerah sebagai bahasa pertama anak-anak di rumah tangga.
‘’Dan, hal itu bukan hanya terjadi di kota-kota besar, melainkan juga sudah menjangkau ibukota-ibukota kecamatan dan desa,’’ kata Prof.Dr.H.Muhammad Darwis, M.S. di SMA Negeri Tanete Rilau Kabupaten Barru, Sabtu (28/5/2016).
Prof. Muhammad Darwis, tidak sendiri dalam kegiatan pengabdian masyarakat Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Unhas yang berlangsung dua hari itu. Guru Besar Bahasa Indonesia FIB Unhas itu tampil membawakan materi bertajuk ‘’Latar belakang Masalah, tujuan, dan manfaat penelitian’’ setelah Dr.Nurhayati, M.Hum membawakan materi berjudul ‘’Topik dan Judul Karangan’’ di sesi pertama.
Materi lain dibawakan Prof.Dr.Tadjuddin Maknun, S.U (Teknik Penulisan karya Akademik), Prof.Dr.Lukman, M.S. (Penyusunan Kerangka Karangan), Penyusunan Tinjauan Pustaka (Dr.Indirati Lewa, M.Hum), dan Penulisan Kutipan, Rujukan, dan Daftar Pustaka oleh Dr. Ikhwan M. Said, M.Hum.
Muhammad Darwis dalam paparannya mengemukakan, begitu juga di ruang publik, bahasa Inggris sudah semakin mendominasi dan menyingkirkan bahasa Indonesia. Akhirnya, bahasa Indonesia sebagai lambang identitas dan kebanggaan nasional sisa menjadi semboyan yang hampa.
‘’Sampai kapan pertumbuhan bahasa di Indonesia dibiarkan mengikuti hukum alam?
Artinya, ibarat rumput, kita biarkan saja bahasa-bahasa di Indonesia menjadi belukar di mana-mana. Kapan kita memulai memvisikan adanya taman budaya. Dalam taman itu diatur dengan baik ranah tumbuhnya rumput nasional dan pada ranah yang lain rumput regional dapat tumbuh dengan leluasa tanpa terganggu oleh dominasi rumput-rumput liar. Jadi, siapa pun akan terkondisi, oh, inilah dia Nusantara Indonesia,’’ Muhammad Darwis menambahkan dalam seri Penyuluhan Bahasa, Jurusan Sastra Indonesia, FIB Unhas di Barru tersebut
.Ketua Panitia Pengabdian Masyarakat Jurusan Sastra Indonesia FIB Unhas Dr.Asriani Abbas, M.Hum didampingi Ketua dan Sekretaris Jurusan Dr.A.B.Takko Bandung, M.Hum dan Dra.Nursa’adah, M.Hum, menjelaskan, setelah melaksanakan kegiata pengabdian di SMA Negeri Tanete Rilau, rombongan melanjutkan perjalanan dengan studi wisata ke Desa Pancana pada hari Ahad (29/5).(*).