Berita Terbaru

UNIVERSITAS HASANUDDIN

Kuliah Tamu Farmasi Unhas: Introduction of Viruses and Basic Genetics

Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin kembali menyelenggarakan Kuliah Tamu, kali ini bertemakan “Introduction of Viruses and Basic Genetics”. Kegiatan berlangsung mulai pukul 13.00 Wita yang terhubung secara virtual melalui aplikasi zoom meeting, Senin (11/10).

Kuliah tamu menghadirkan Associate Professor Karyn Johnson dari Scholl of Biological Sciences, The University of Queensland, Brisbane, Australia. Ia adalah pakar Virus dan peneliti yang ahli pada bidang penelitian Ilmu Genetika.

Prof. Karyn menjelaskan beberapa hal tentang Pengenalan Virus dan Genetika Dasar, yakni memahami bagaimana gen menghasilkan sifat, bagaimana eksperimen kacang Mendel berkontribusi pada pemahaman tentang genetika dan pewarisan, menerapkan kotak Punnett untuk memprediksi rasio genotipe dan fenotipe hingga memahami bagaimana dan mengapa uji silang dapat berguna.

Pada pemaparan awal, Prof. Karyn menjelaskan bahwa gen adalah unit dasar pewarisan sifat untuk organisme hidup, yakni suatu instruksi untuk suatu sifat yang diturunkan dari generasi ke generasi atau yang diwariskan. Sedangkan sifat merupakan karakteristik fisik yang diwariskan.

“Sebagai contoh Warna merah yang terlihat pada bunga yang memiliki sifat genetik. Sifat adalah bagian kecil dari fenotipe suatu organisme, seperti warna merah yang terlihat pada kelopak bunga. Suatu sifat juga dapat menjadi sifat fisiologis yang dapat diwariskan dengan kemampuan makhluk hidup untuk mengecap yang bergantung pada berbagai reseptor rasa pada permukaan sel gustatorik yang terletak di permukaan lidah, yakni ujung setiap sel gustatory menonjol melalui pori-pori di permukaan lidah,” jelas Prof. Karyn.

Lebih lanjut, Prof. Karyn menjelaskan tentang Gregor Mendel, Father of Genetics melalui karyanya pada tanaman kacang polong, yang menemukan hukum dasar pewarisan. Tanaman kacang memiliki beberapa karakter yang dapat mengambil dua bentuk. Mendel melihat bagaimana mereka diwarisi dengan tujuh karakteristik tanaman kacang polong, yakni pada tinggi tanaman, bentuk dan warna polong, bentuk dan warna biji, serta posisi dan warna bunga.

Secara umum, jika keturunan persilangan antara tanaman murni tampak seperti hanya salah satu tetua berkenaan dengan sifat tertentu, Mendel menyebut sifat tetua yang diekspresikan sebagai sifat dominan. Dari pengamatan sederhana ini, Mendel mengajukan prinsip pertamanya, prinsip keseragaman, yakni prinsip tersebut menyatakan bahwa semua keturunan dari persilangan seperti ini (di mana orang tua hanya berbeda satu sifat) akan tampak identik.

Pemahaman modern tentang bagaimana sifat dapat diwariskan dari generasi ke generasi berasal dari prinsip-prinsip yang diusulkan oleh Gregor Mendel pada tahun 1865. Namun, Mendel tidak menemukan prinsip dasar pewarisan ini dengan mempelajari manusia, melainkan dengan mempelajari Pisum sativum, atau kacang polong biasa.

Mendel tidak hanya menyilangkan tetua murni, tetapi juga menyilangkan generasi hibrida dan menyilangkan kembali keturunan hibrida ke kedua garis tetua. Persilangan ini (yang dalam terminologi modern disebut sebagai F1, F1, F1, F2, B1, dan B2) adalah persilangan klasik untuk menghasilkan generasi hibrida secara genetik.

Setelah pemaparan materi, kemudian dilanjutkan dengan sesi diskusi dan tanya jawab. Kuliah umum yang diikuti kurang lebih 300 peserta berlangsung lancar hingga pukul 11.30 Wita dan dijadwalkan kembali pada Kamis (14/10). (*/dhs).

Editor : Ishaq Rahman, AMIPR

Berita terkait :

Share berita :

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Email

This post is also available in: Indonesia English

Skip to content