Saat ini sebagian besar kebutuhan listrik nasional masih banyak bergantung pada energi thermal dan diesel terutama untuk wilayah di luar Pulau Jawa. Untuk mengurangi pemakaian sumber daya alam tidak terbarukan (unrenewable) serta menjaga lingkungan terhadap pencemaran akibat pembakaran bahan bakar minyak dan gas, pengembangan potensi sumber daya air untuk memenuhi kebutuhan kelistrikan merupakan sumber daya alternatif yang harus mendapat perhatian khusus. Indonesia dengan kondisi topografi dan iklim geografisnya mempunyai potensi yang sangat besar untuk pengembangan dan pemanfaatan sumber daya air.
Sejalan dengan kebijaksanaan pemerintah dalam hal penganekaragaman energi serta aman terhadap lingkungan, dan potensi tenaga air mendapatkan prioritas utama untuk dikembangkan lebih lanjut.
Mempertimbangkan pentingnya kebutuhan energy listrik, terumata pemanfaatan Energi Baru Terbarukan (EBT), maka PT Malea Energy telah menunjuk sebuah konsultan yaitu PT Hidropower Engineering Solution untuk melaksanakan pekerjaan studi dan penyelidikan lapangan guna menunjang Studi kelayakan EBT-PLTA Malea.
Dalam pelaksanaan kegiatan tersebut, Unhas telah ditunjuk oleh konsultan sebagai tim ahli dan advokasi pemanfaatan EBT PLTA-MALEA. Peran Unhas dalam kegiatan ini sangat besar, terutama untuk ketersediaan tenaga ahli yang meliputi bidang teknik geologi, teknik sipil, teknik lingkungan, hidrogeologi, teknik elektro, geomekanika, dan bidang keahlian lainnya yang terdapat di Unhas.
Proyek PLTA Malea terletak di Sungai Sadang, secara administratif termasuk Kabupaten Tana Toraja, Propinsi Sulawesi Selatan, dan termasuk wilayah pengusahaan PT. PLN (Persero)-Wilayah VIII. Secara geografis, daerah studi terletak pada posisi 02°30’00’’ – 3°80’00’’ Lintang Selatan, dan 119°20’00’’ – 120°01’00’’ Bujur Timur.
Daya listrik yang dihasilkan PLTA Malea Tahap-1 direncanakan akan akan dijual ke PT PLN, sedangkan PLTA Malea Tahap-2 direncanakan selain di jual ke PLN juga direncanakan dijual ke industri–industri di sekitar lokasi PLTA terutama industri SMELTER yang saat ini tengah mengalami perkembangan yang cukup baik terutama di wilayah Sulawesi Selatan.
Editor: Ishaq Rahman