Secara formal, publikasi internasional bereputasi merupakan persyaratan utama kenaikan pangkat atau jabatan akademik bagi dosen. Namun lebih dari itu, publikasi karya ilmiah yang dihasilkan dosen juga merupakan langkah mengembangkan ilmu pengetahuan. Hasil penelitian tidak saja menjadi pengetahuan pribadi penulis, akan tetapi juga menjadi sumber pengetahuan bagi seluruh lapisan masyarakat. Setiap karya ilmiah yang dipublikasikan bukan saja meningkatkan reputasi penulisnya, namun juga mengangkat rekognisi institusi asalnya.
Publikasi karya dosen dan mahasiswa di lingkungan Unhas merupakan upaya aktif untuk berkontribusi bagi perkembangan peradaban. Selain itu, publikasi yang terstandar baik juga merupakan pintu masuk bagi pembangunan jejaring akademisi dan peneliti, baik dalam maupun luar negeri. Dengan kata lain, publikasi karya-karya akademik merupakan investasi yang berorientasi pada pengakuan internasional.
Tahun 2021 ini Unhas berhasil mencatatkan diri pada jajaran World Class University. Status ini diraih berkat dukungan dari publikasi berskala internasional, yang dimulai dengan mendorong iklim menulis karya ilmiah dan publikasi internasional pada berbagai jenjang. Selain dosen yang wajib mempublikasikan karya tulis, bahkan mahasiswa pascasarjana juga harus memiliki publikasi bereputasi, baik nasional maupun internasional sebagai syarat penyelesaian studi.
Dalam konteks itu, Unhas selalu mendorong publikasi dosen dan mahasiswa harus memenuhi standar terbaik secara internasional yaitu terindeks Scopus dan beberapa instrumen indeks internasional lain yang diakui.
Direktur Komunikasi Unhas, Ir. Suharman Hamzah, Ph.D menjelaskan bahwa sepanjang tahun 2021, Unhas mencatatkan 1.773 artikel publikasi ilmiah. Naskah tersebut terbit dalam berbagai bentuk yang direkognisi, baik artikel pada jurnal ilmiah, maupun prosiding dari konferensi yang diakui.
“Dari capaian ini, jika dibandingkan dengan capaian perguruan tinggi dan institusi penelitian di Indonesia, maka Unhas menempati peringkat 4 terbanyak publikasi ilmiah bereputasi 2021,” kata Suharman.
Dari sisi jenis publikasi, terdapat 55 % (976 paper) merupakan artikel jurnal, 45% (797 paper) merupakan prosiding. Ini menandakan bahwa peneliti Unhas juga sangat memperhatikan kualitas dari media penerbitan yang dipilih. Ini menempatkan Unhas pada peringkat 10 untuk proporsi jurnal dan prosiding.
Dilihat dari kuartil paper Unhas di tahun 2021 lalu berdasarkan Scimago Journal Ranking (SJR), maka terbitan-terbitan karya sivitas akademika Unhas terbit pada jurnal kategori Q1 sebanyak 9%, kategori Q2 sebesar 7%, kategori Q3 sebanyak 27%, serta kategori Q4 sebesar 8%. Sekitar 49% selebihnya dipublikasikan pada jurnal kategori Non-Q.
Sementara menurut data Citescore, Unhas mempunyai publikasi pada terbitan Q1 sebesar 9%, kategori Q2 sebesar 15%, kategori Q3 sebesar 21%, kategori Q4 sebesar 49%, dan kategori Non-Q sebesar 6%.
Salah satu bentuk pengakuan terhadap reputasi publikasi adalah dengan melihat jumlah sitasi atau pengutipan oleh penulis lain. Capaian sitasi Unhas pada tahun 2021 mencapai 9.530, dimana terjadi peningkatan sebanyak 2.437 atau 34,86%. Hal ini menempatkan Unhas pada posisi ke-8 nasional dalam hal sitasi.
“Secara kumulatif hingga 2021, Unhas kini memiliki 8.228 publikasi terindeks Scopus. Ini menempatkan Unhas sebagai peringkat 10 perguruan tinggi dan institusi penelitian dengan jumlah publikasi bereputasi di Indonesia,” kata Suharman.
Berdasarkan H-Index, publikasi Unhas berada pada angka 61. H-index 61 ini juga menempatkan Unhas pada posisi ke-10 terbaik Indonesia.
Jika dilihat dari subject area, publikasi Unhas secara kumulatif dapat dikelompokkan sebagai berikut:
– Bidang environmental science: 20,1%
– Bidang earth and planetary sciences: 17,8%
– Bidang medicine: 11.7%
– Bidang engineering: 7,8%
– Bidang agricultural and biological sciences: 5,8%.
(Selebihnya tersebar pada beberapa bidang lain).
Dari keseluruhan publikasi, Unhas menggandeng 145 institusi penelitian maupun perguruan tinggi luar negeri dalam bentuk publikasi bersama. 10 negara dengan kerja sama publikasi terbanyak dengan Unhas secara berurut: Jepang, Australia, Malaysia, Amerika Serikat, Belanda, Inggris, Jerman, India, Korea Selatan dan Thailand.
“Publikasi yang dihasilkan oleh peneliti Unhas didukung secara kelembagaan oleh Unhas dengan memberikan reward atau penghargaan dalam bentuk insentif publikasi yang besarannya ditentukan berdasarkan kategori Kuartil Publikasi (Q1, Q2, Q3, Q4),” papar Suharman.
Adapun Sepuluh Besar dosen Unhas paling produktif untuk publikasi Scopus 2021, berurut berdasarkan jumlah publikasi adalah:
1. Muhammad Faruk (Fakultas Kedokteran)
2. Firzan Nainu (Fakultas Farmasi),
3. A. Dian Permana (Fakultas Farmasi),
4. M. Nasrum Massi (Fakultas Kedokteran),
5. Andi Nilawati Usman (Sekolah Pascasarjana),
6. Joeharnani Tresnati (Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan),
7. Ambo Tuwo (Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan),
8. Dahlang Tahir (Fakultas MIPA),
9. Jamaluddin Jompa (Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan),
10. Veni Hadju (Fakultas Kesehatan Masyarakat).(*/ir)
Editor : Ishaq Rahman, AMIPR