Berita Terbaru

UNIVERSITAS HASANUDDIN

Hardiknas, 10 Dosen dan Tenaga Kependidikan Dianugerahi Satyalencana Karya Satya

Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) di Universitas Hasanuddin digelar  di Lapangan Upacara PKM Kampus Unhas Tamalanrea, senin (2/5).  Tampil sebagai pembina upacara Rektor Universitas Hasanuddin Prof.Dr. Dwia Aries Tina Pulubuhu, MA. 

Pada kesempatan tersebut Rektor Unhas menyematkan Satyalencana Karya Satya kepada 10 orang dosen dan tenaga kependidikan Unhas.  Berdasarkan SK Presiden RI No. 96/TK/Tahun 2015, mereka yang mendapatkan penghargaan tersebut adalah Prof.dr. Mochammad Hatta, Ph.D.,Sp.MK (K) (Kedokteran), Prof.Dr.Ir. Asmuddin Natsir, M.Sc (Peternakan), dan Rahmatia (Tata Usaha dan Rumah Tangga BAU) masing-masing memperoleh Satyalencana Karya Satya 30 tahun.

Untuk Satyalencana Karya Satya 20 tahun dianugerahkan kepada Dr.Ir. Rohmiyatul Islamiyati, MP (Peternakan), Dr.Ir. Hastang, M.Si (Peternakan), Dr.dr.Eka Savitri, Sp.THT (Kedokteran), Dr. Muh. Iqbal Sultan, M.Si (ISIPOL), Darmiati, S,Sos., MM (UPT Perpustakaan).  Penganugerahan Satyalencana Karya Satya 10 tahun diberikan kepada Dr. Jamila, S.Pt., M.Si (Peternakan) dan Dr. Kadek Ayu Erika, S.Kep., Ns., M.Kes (Kedokteran).

Dalam sambutannya, Rektor Unhas menyitir tema  Hardiknas tahun ini “Ayo Kerja, Inovatif dan Kompetitif”.  “Hal ini menyiratkan bahwa kalangan perguruan tinggi harus melakukan reformasi di bidang pendidikan tinggi, baik skala lokal, nasional, maupun global. Ada banyak perubahan yang perlu dilakukan di Perguruan Tinggi, seperti deregulasi, penyediaan pendidikan yang fleksibel dan berorientasi pada siswa dan pangsa pasar, perubahan kuikulum, kemampuan pendidikan tinggi menghasilkan riset dan inovasi yang kompetitif,” jelas Dwia.

Menurut World Economic Forum tahun 2015, lanjut Dwia, indeks inovasi indonesia mencapai 4,6 atau peringkat 30 dunia, sedangkan indeks inovasi pendidikan tinggi adalah 4,0 atau peringkat 60 dunia. Selanjutnya, indeks daya saing tahun 2014 – 2015 peringkat 60 dengan nilai indeks daya saing 4,5, sementara tahun 2015 -2016 turun ke urutan 65 dengan indeks 4,5. “Artinya ada lebih banyak negara yang mencapai indeks daya saing lebih baik dari Indonesia, sehingga peringkat Indonesia turun,” kata Dwia yang membaca sambutan seragam dari Menristek Dikti.

Proses reformasi pendidikan tinggi, lanjut Rektor, tidak mungkin dijalankan oleh pemerintah saja.  Jumlah PT mencapai 4438, mahasiswa lebih 7 juta orang, dan dosen sekitar 300 ribu merupakan potensi yang kita miliki.  “Untuk menjalankan reformasi secara makro, butuh kerjasama semua pihak dan berkontribusi secara nyata dalam proses reformasi pendidikan tinggi agar pendidikan tinggi lebih inovatif dan kompetitif,” tandasnya.

Yang menarik, acara Hardiknas kali ini dihadiri mahasiswa dari 18 perguruan tinggi yang akan mengikuti National Agricultural Innovation and Festival (NAIF) yang digelar Fakultas Pertanian Unhas, dan tentu  juga dihadiri para pimpinan universitas, jajaran dekan, dan sekitar dua ribuan dosen dan staf kependidikan Unhas.  Peringata Hardiknas ditutup dengan peluncuran logo Ultah Unhas ke 60.  (ab)

Berita terkait :

Share berita :

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Email

This post is also available in: Indonesia

Skip to content