Universitas Hasanuddin melalui Pusat Studi Kebencanaan pada Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat menjadi motor penggerak utama dalam inisiatif digital bersama Swinburne University of Technology Australia dan Yayasan Konservasi Laut (YKL) Indonesia. Program ini bertujuan memperkuat akses informasi, memberdayakan masyarakat pesisir Sulawesi Selatan, sekaligus mendukung keberlanjutan pengelolaan sumber daya alam.
Peran Unhas terlihat sejak tahap awal dengan memimpin kajian kebutuhan masyarakat pesisir. Tim peneliti Unhas turun langsung melakukan wawancara dengan nelayan, perempuan pesisir, serta kelompok masyarakat di Pulau Barrang Caddi (Makassar), Galesong, dan Galesong Selatan (Takalar). Langkah ini memastikan bahwa aplikasi digital yang dikembangkan benar-benar relevan dengan kebutuhan masyarakat. Kegiatan berlangsung pada kamis (07/11).
Selain riset lapangan, Unhas juga merancang kerangka digital commons sebagai platform informasi terbuka. Konsep ini memungkinkan masyarakat pesisir memperoleh pengetahuan tentang pengelolaan sumber daya, mitigasi bencana, serta peluang ekonomi berkelanjutan. Dengan demikian, aplikasi tidak hanya menjadi alat komunikasi, tetapi juga sarana edukasi dan pemberdayaan komunitas.
Kontribusi akademisi Unhas meliputi penyusunan konten berbasis riset, integrasi kajian kebencanaan, serta sinergi dengan kebijakan pembangunan daerah. Pendekatan ini memperkuat posisi Unhas sebagai universitas yang berperan langsung dalam menjawab tantangan perubahan iklim dan ketimpangan akses informasi di kawasan pesisir.
Kepala Pusat Studi Kebencanaan Unhas Ilham Alimuddin yang juga terlibat dalam inisiasi program ini menyampaikan, daerah pesisir dipilih sebagai lokasi pengembangan program karena merupakan wilayah dengan tingkat kerentanan yang tinggi. Dirinya menambahkan, keterlibatan perguruan tinggi dalam program ini penting untuk memastikan keberlanjutan.
“Kami ingin menghadirkan solusi berbasis sains yang berpihak pada masyarakat. Teknologi digital harus menjadi alat untuk memperkuat daya tahan komunitas pesisir terhadap perubahan iklim dan dinamika lingkungan,” jelas Ilham.
Program ini juga mendapat dukungan pendanaan dari Pemerintah Australia melalui DFAT dan Australia–Indonesia Institute. Ke depan, Unhas berkomitmen memperluas jangkauan program ke wilayah pesisir lain di Indonesia. Dengan model partisipatif yang telah dikembangkan, inisiatif ini diharapkan menjadi praktik baik dalam mendorong keberlanjutan ekosistem laut, ketahanan sosial, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat pesisir.