Berita Terbaru

UNIVERSITAS HASANUDDIN

Mahasiswa Kedokteran Hewan Unhas Jalankan Program Koasistensi Kerja Sama Badan Karantina Nasional Kementerian Pertanian

Mahasiswa Pendidikan Profesi Kedokteran Hewan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin melaksanakan koasistensi Bagian Kesehatan Masyarakat Veteriner. Kegiatan dilaksanakan di kampus Universitas Hasanuddin dan Balai Karantina Pertanian Makassar pada bulan Desember 2020.

Kegiatan tersebut merupakan salah satu implementasi dari kerja sama antara Badan Karantina Nasional Kementerian Pertanian dan Universitas Hasanuddin. Dalam kegiatan tersebut mahasiswa mempelajari peraturan tentang karantina hewan dan membantu pelaksanaan tindakan karantina hewan.

Kegiatan mahasiswa tersebut dilaksanakan di tiga tempat, yakni di Kantor Induk, Kantor Layanan (Bandara dan Pelabuhan) dan Laboratorium.

Pada Pelaksanaan koasistensi di Kantor Induk Balai Karantina Pertanian Makassar, mahasiswa mempelajari konsep dasar dan peraturan tentang karantina hewan. Terkait pemberian pelayanan operasional perkarantinaan hewan dalam mencegah masuk dan tersebarnya Hama Penyakit Hewan Karan tina (HPHK) dari luar negeri dan antar area di dalam negeri serta pengawasan keamanan hewan.

Di bandara dan pelabuhan, mahasiswa belajar proses sertifikasi karantina, baik ekspor, impor, maupun lalu lintas domestik hewan, produk hewan, dan media pembawa lain yang berpotensi membawa hama penyakit hewan karantina. Di sini, mahasiswa membantuk pelaksanaan tindakan karantina, yang meliputi pemeriksaan, pengasingan, pengamatan, perlakuan, penahanan, penolakan, pemusnahan, dan pembebasan.

Dalam lingkup tindakan karantina, pemeriksaan meliputi pemeriksaan dokumen, pemeriksaan fisik/klinis, dan pemeriksaan laboratorium. Mahasiswa diberikan pengetahuan terkait penilaian kelengkapan, kebenaran, dan keabsahan dokumen yang dipersyaratkan dalam lalu lintas karantina hewan, di antaranya surat keterangan kesehatan hewan (SKKH), buku vaksin, dan sertifikat kesehatan hewan.

Pemeriksaan fisik dilakukan untuk menegakkan diagnosis secara klinis terhadap hewan, serta status sanitasi produk hewan, misalnya aspek pengemasan dan rantai dingin untuk menjaga kualitas produk hewan.

Mahasiswa juga diikutsertakan dalam pemeriksaan laboratorium, yang dilakukan agar setiap keputusan dalam tindakan karantina memiliki dasar ilmiah. (*/dhs).

Editor: Ishaq Rahman, AMIPR

 

 

Berita terkait :

Share berita :

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Email

This post is also available in: Indonesia

Skip to content