Berita Terbaru

UNIVERSITAS HASANUDDIN

Unhas Kukuhkan Dua Guru Besar Baru Bidang Ilmu Rekayasa Termal dan Bidang Ilmu Stabilitas Kapal

Universitas Hasanuddin kembali menyelenggarakan Rapat Paripurna Senat Akademik terbatas dalam rangka upacara Penerimaan Jabatan Guru Besar dari Fakultas Teknik (FT). Rapat dimulai pukul 09.00 Wita secara luring terbatas di Ruang Senat Akademik Unhas, Kampus Tamalanrea, Makassar, Kamis (09/06).

Guru besar yang dikukuhkan yakni:

1. Prof. Dr. Eng. Ir. Andi Erwin Eka Putra, ST., MT., sebagai guru besar ke-446 dalam Bidang Ilmu Rekayasa Termal, lahir di Bulukumba pada 21 Desember 1971.

2. Prof. Daeng Paroka, ST., MT., Ph.D yang dikukuhkan sebagai guru besar ke-447 pada Bidang Ilmu Stabilitas Kapal, lahir di Selayar 18 Januari 1972.

Rektor Unhas, Prof. Dr. Ir. Jamaluddin Jompa, M.Sc., dalam sambutannya mengucapkan selamat kepada kedua profesor. Penambahan guru besar merupakan kebanggaan karena menunjukkan peningkatan kapasitas pengajar yang semakin terlihat dan kuat guna menjamin kualitas pembelajaran.

Lebih lanjut, Prof. JJ menambahkan Guru Besar merupakan jabatan tertinggi dalam bidang akademik, dimana Unhas cukup terdepan dalam menghasilkan Guru Besar. Hal ini didukung oleh pengelolaan sumber daya manusia yang baik. Sejak berstatus PTN-BH, Unhas mengangkat Sekretaris Universitas yang salah satu tugasnya adalah manajemen pengelolaan SDM.

“Kita akan memberikan kebijakan penugasan setiap profesor dengan bantuan dana untuk melakukan penelitian. Kita harus melihat peluang dan memberikan solusi setiap permasalahan masyarakat Indonesia. Unhas harus terlibat membantu pembangunan berkelanjutan dengan sumber daya berkualitas,” jelas Prof. JJ.

Sebelumnya, telah dilakukan pidato pengukuhan hasil penelitian yang dilakukan oleh dua guru besar.

Prof. Dr. Eng. Ir. Andi Erwin Eka Putra, ST., MT

Dalam kesempatan tersebut, Prof. Erwin Eka memberikan pidato mengenai “Pemanfaatan Teknologi Termal dalam Pengelolaan Limbah sebagai Sumber Energi dan Material Fungsional”.

Metode pengelolaan limbah secara termal efektif dan efisien dalam menghasilkan bahan bakar baik berbentuk padat, cair dan gas. Variasi material fungsional seperti material jenis karbon, nanopartikel dan bahkan modifikasi serat alam untuk kebutuhan material komposit juga dapat diproduksi dari pengolahan limbah secara termal dengan teknologi sederhana dan membutuhkan waktu singkat.

Lebih lanjut, Prof. Erwin Eka menambahkan pengolahan secara termal juga signifikan dalam mereduksi potensi dampak lingkungan yang diakibatkan oleh limbah padat dan cair baik limbah organik, nonorganik dan bahan berbahaya beracun (B3) dari sektor pertanian/peternakan, perkotaan hingga industri rumah sakit.

“Beberapa usaha telah dilakukan dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia adalah melalui sajian pembelajaran pada mata kuliah pilihan teknologi proses termal pada program studi S1 Teknik Mesin dan mata kuliah pilihan yang disediakan,” jelas Prof. Erwin Eka.

Prof. Daeng Paroka, ST., MT., Ph.D

Pada kesempatan yang sama, Prof. Daeng juga memaparkan hasil penelitiannya tentang “Kriteria Stabilitas Kapal Feri Ro-Ro Indonesia”. Beliau mengatakan, stabilitas merupakan salah satu parameter yang berpengaruh terhadap tingkat keselamatan kapal dalam pelayaran di antara faktor lain seperti kebakaran, tabrakan hingga kesalahan manusia.

Ini didefinisikan sebagai kemampuan kapal kembali ke posisi tegak setelah gaya atau momen yang menyebabkan kemiringan dihilangkan. Beliau mengatakan, berdasarkan penelitian yang dilakukan menjelaskan bahwa kriteria stabilitas yang digunakan untuk mengevaluasi stabilitas kapal feri Ro-Ro selama ini terlalu tinggi. Sehingga, beberapa kapal feri Ro-Ro khususnya tipe geladak kendaraan terbuka kesulitan untuk memenuhi kriteria tersebut.

“Nilai parameter kriteria cuaca berdasarkan hasil pengujian model menunjukkan bahwa faktor redaman akibat rasio lebar dan sarat yang diberikan oleh Rusia lebih mendekati untuk digunakan pada kapal dengan rasio lebar dan sarat lebih besar dari 3.5. Demikian juga dengan koefisien kelandaian efektif gelombang telah diformulasikan dengan variabel bebas yang sama dengan persamaan yang diberikan,” jelas Prof. Daeng.

Masalah stabilitas untuk kapal yang beroperasi di Indonesia tidak hanya terjadi pada kapal feri Ro-Ro. Akan tetapi, juga pada tipe kapal lain khususnya kapal kayu tradisional yang sampai sekarang belum memiliki kriteria sendiri. Pada sisi lain, perkembangan teknologi desain dan pembangunan kapal mengakibatkan kriteria stabilitas juga harus mengikuti perkembangan teknologi.

Kegiatan Rapat Paripurna Senat Akademik dalam rangka Upacara Penerimaan Jabatan Guru Besar Fakultas Teknik berlangsung lancar dan hikmat hingga pukul 11.30 Wita. (*/mir)

Editor : Ishaq Rahman, AMIPR

Berita terkait :

Share berita :

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Email

This post is also available in: Indonesia

Skip to content