Universitas Hasanuddin menyelenggarakan kuliah umum dengan menghadirkan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Republik Indonesia, Dra. Hj. Arifatul Choiri Fauzi, M.Si. Kegiatan yang mengusung tema “Mewujudkan Kampus Inklusi dan Bebas Kekerasan: Kebijakan Perlindungan Perempuan yang Responsif Gender” tersebut berlangsung mulai pukul 08.00 Wita, di Ruang Senat Lt.2, Kampus Unhas Tamalanrea, Makassar, Sabtu (24/05).
Kegiatan diawali dengan pengantar oleh Rektor Unhas, Prof. Dr. Ir. Jamaluddin Jompa, M.Sc. Dalam sambutannya, Prof JJ menyampaikan perlunya pendekatan yang berbasis ilmu pengetahuan dalam mengatasi isu gender dan kekerasan.
Oleh karena itu, diperlukan dukungan lebih besar dalam mendorong pengembangan keilmuan berbasis gender. Prof JJ juga menyampaikan keberhasilan Unhas dalam membentuk Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (Satgas PPKS), yang dinilai sebagai salah satu yang terbaik di Indonesia.
Unhas berkomitmen penuh mendukung inklusivitas sebagai bagian dari upaya menciptakan lingkungan pendidikan yang adil dan ramah bagi semua pihak. Melalui berbagai kebijakan, program, dan fasilitas, Unhas mendorong partisipasi aktif seluruh sivitas akademika.
Dalam paparan materinya, Menteri Arifatul Choiri Fauzi menekankan kampus harus menjadi tempat tumbuhnya intelektualitas dan karakter tanpa ada ruang bagi diskriminasi maupun kekerasan.
Menteri Arifatul juga mengapresiasi langkah Unhas yang telah membentuk Satgas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS) sebagai implementasi Permendikbudristek. Menurutnya, langkah ini menunjukkan komitmen Unhas untuk menghadirkan lingkungan belajar yang sehat secara fisik dan psikis.
“Saya berharap kampus bisa menjadi Perguruan Tinggi Responsif Gender atau PTRG, yang hadir sebagai upaya mewujudkan kampus yang aman dan nyaman bagi seluruh civitas akademika. PTRG mendorong integrasi perspektif gender dalam kebijakan, kurikulum, layanan, serta budaya kampus,” kata Menteri Arifatul.
Konsep kampus inklusif sebagai ruang yang tidak hanya menerima keberagaman gender dan disabilitas, tetapi juga mendorong partisipasi aktif semua kelompok dalam proses pendidikan.
Kuliah umum ini dipandu oleh Prof. Dr. Farida Patittingi, SH, MH., sebagai moderator. Dalam pengantarnya, Prof. Farida menjelaskan bahwa kehadiran Satgas PPKS di Unhas tidak terlepas dari komitmen pimpinan, dalam hal ini Rektor Unhas, untuk menjadikan kampus sebagai ruang aman bagi semua.
“Kami sangat serius mencegah dan menangani berbagai kasus kekerasan, terutama berbasis gender, di Unhas,” kata Prof. Farida.
Setelah paparan materi, kemudian dilanjutkan dengan sesi diskusi dan tanya jawab. Seluruh rangkaian kegiatan berlangsung lancar hingga pukul 10.00 Wita. (*/mir)
Editor : Ishaq Rahman