Berita Terbaru

UNIVERSITAS HASANUDDIN

Rektor Unhas dan Sekprov Gorontalo ”Bercanda” dengan Hiu Paus

Provinsi Gorontalo boleh mencatatkan diri sebagai daerah yang memiliki obyek wisata biota laut baru di tanah air. Di Desa Butubarani Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango, sekitar 10 menit berkendara mobil ke arah Pelabuhan Gorontalo, terdapat sebuah pantai dengan kondisi kedalaman yang bervariasi. Empat bulan terakhir, masyarakat setempat menemukan ‘tamu’ penghuni laut yang langka. Pejabat setempat menamakannya sebagai Hiu Paus (Whale shark)

Ke pantai inilah Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti bertandang, Sabtu (14/5) siang. Menteri perempuan Kabinet Joko Widodo yang terbang ke Gorontalo menggunakan jet pribadi tersebut berniat menyaksikan kemunculan hiu paus tersebut. Dia tidak segan-segan ikut menyelam bersama hiu paus tersebut.

‘’Namun Ibu Menteri kurang beruntung,’’ kata Sekprov Gorontalo Prof.Dr.Ir.Hj Winarni Monoarfa, M.S.  ketika mendampingi Rektor Unhas Prof.Dr.Dwia Aries Tina Pulubuhu, M.A. menyambangi pantai Desa Batubarani Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango, Sabtu (15/4) sore.

Saat berkunjung, Menteri Susi tidak sempat menyaksikan kemunculan hiu paus tersebut seperti ketika Rektor Unhas  Dwia Aries Tina Pulubu, M.A. dan Winarni Monoarfa beserta rombongan menyambangi pantai tersebut.

Anehnya, atau mungkin karena suasana sudah mulai sedikit dingin, ketika rombongan Rektor Unhas Dwia Aries Tina Pulubuhu yang diantar Winarni Monoarfa berkunjung ke lokasi hiu paus, binatang air raksasa yang berwarna tutul tersebut berkali-kali muncul. Bahkan, beberapa anggota rombongan sempat mengelus-elus moncongnya ketika melahap kepala udang yang dihambur ke laut. Binatang itu seperti maklum kalau ada tamu yang begitu memanjakannya dengan pakan istimewa, potongan kepala udang kecil.

‘’Sini sayang..sini sayang..,’’ terdengar  Rektor Unhas Dwia Aries Tina Pulubuhu yang memang berdarah Gorontalo dan menumpang perahu karet SAR berwarna oranye bersama Winarni Monoarfa memanggil-manggil sang hiu paus sembari melepaskan umpan di tangan ke laut.

Kepala Humas dan Protokol Unhas  yang berada di perahu karet milik Polisi dengan leluasa mengabdikan penampilan hiu paus itu dengan menggunakan video. Bahkan, kemunculan tiga ekor hiu paus dengan moncong yang ‘monyong’ di permukaan laut menjadi makanan empuk kamera. Sedikitnya tiga ekor hiu paus tampil ke dekat permukaan laut sore itu. Beberapa di antaranya tampak terluka pada bagian atas mulutnya. Diperkirakan karena terkena gesekan dengan bagian sampan yang ditumpangi pengunjung yang hendak menyaksikan kemunculannya.

Kepala Bidang Pariwisata Gorontalo Resna mengatakan, hiu paus ini dapat disaksikan di kejauhan sekitar 50 m dari pantai. Bagian laut itu berbentuk palung. Dari kedalaman 5 m, 15 dan hingga yang terdalam. Kebanyakan hiu paus ini yang menurut World Wild Fund (WWF) berjumlah 7 ekor. Seluruhnya berkelamin jantan.

Menurut Resna, awalnya hewan laut ini 7 ekor, kemudian bertambah menjadi 8 hingga 9 ekor. Mereka sangat jinak dan ‘ramah’. Pengunjung dapat memegang bagian atas mulutnya ketika muncul ke permukaan menjemput kepala udang yang dihambur pengunjung.

Prof.Dr.Ir.Sudirman MP, mantan Dekan Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Unhas yang ikut dengan rombongan Rektor Unhas ke Gorontalo  mengatakan, hiu paus ada yang mencapai panjang 16 m. Ikan raksasa ini tiba di Teluk Tomini merupakan rombongan yang bermigrasi dari kawasan yang cukup jauh, dari udara ke selatan.

‘’Bagus juga jika di Gorontalo dibangun pusat penelitian hiu dan paus, seperti di Amerika Serikat terdapat Research Center for Shark (Pusat Penelitian Hiu),’’ kata Sudirman.

Berdasarkan data yang ada, hiu paus yang muncul di Gorontalo ini ketiga terbanyak yang diketahui berada pada beberapa kawasan di Indonesia. Di Teluk Cenderawasih Papua terdeteksi 126 ekor hiu paus, di Kalimantan Timur 28 ekor, di Banggai Kepulauan Sulawesi Tengah dan Pulau Sabang masing-masing satu ekor.

Sekda Gorontalo Winarni Monoarfa segera merespons dengan meminta Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan menindaklanjuti apa yang dikemukakan Prof.Sudirman. Namun Winarni menambahkan, untuk mempersiapkan lokasi ini sebagai objek wisata harus terlebih dahulu ditata dan dipersiapkan dengan baik. Salah satu yang sangat penting adalah penyediaan toilet dan tempat sampah bagi pengunjung.

Kehadiran hiu paus ini merupakan anugerah bagi masyarakat Gorontalo. Menteri Susi ketika berkunjung mengharapkan agar obyek hiu paus ini dikelola secara bijaksana.

‘’Untuk kegiatan yang non-ekstraktif, bolehlah, seperti sebagai obyek wisata,’’ harap Menteri Kelautan dan Perikanan seperti dilansir media online.

Hanya saja, setelah muncul di pantai Desa Batubarani Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango itu, hiu paus itu mengalami perubahan perilaku. Misalnya, mereka sudah sangat paham dengan isyarat. Jika ada yang mengetuk-ngetuk badan perahu, langsung muncul.

‘’Hiu paus ini sangat ramah,’’ kata salah seorang pengunjung yang melihat biar pun diketuk-ketuk bagian atas mulutnya, binatang laut itu tetap melahap potongan kepala udang yang diberikan tanpa mengusik tangan pengunjung.

‘’Kalau hiu yang bermoncong runcing, sangat liar dan ganas,’’ kata salah seorang pengunjung. (mda).

 

Berita terkait :

Share berita :

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Email

This post is also available in: Indonesia

Skip to content