Berita Terbaru

UNIVERSITAS HASANUDDIN

Alumni Pertanian Unhas Manfaatkan Akar Hidroponik Sebagai Ladang Usaha

Ariesman, alumni Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin, memanfaatkan akar hidroponik sebagai ladang usahanya. Dikutip dalam majalah Action edisi September 2020, dirinya menjelaskan usaha ini berawal dari tahun 2015 setelah menyelesaikan studi S2 Teknologi Pertanian Unhas dan sedang menunggu pengumuman kelulusan menjadi dosen di beberapa Universitas.

Sembari menunggu pengumuman kelulusan, Ariesman mencari beberapa referensi usaha yang sesuai dengan latar belakang pendidikannya. Akhirnya ia memutuskan menggeluti usaha hidroponik. Meskipun hidroponik kala itu masih menjadi hal baru di Indonesia dan literaturnya masih sedikit. Namun, dengan keyakinan bahwa hidroponik akan berhasil dan berkembang menjadi besar, ia memutuskan untuk menjalankan usaha ini.

“Salah satu alasan saya memilih usaha ini karena hidroponik selalu menimbulkan kesan baik ketika pertama kali dilihat, karena warna hijaunya dan kesegaran tanaman yang dihasilkan. Cara budidaya juga sederhana tidak menggunakan cara bertani konvensional,” jelas Ariesman.

Mulanya Ariesman memanfaatkan halaman rumah untuk memulai usaha ini. Ia membuat 30 lubang untuk menanam sayur. Setelah itu berkembang menjadi 50 lubang dan, terus berkembang hingga seribu lubang. Ketika jumlah lubang menanam sayur banyak, dirinya lalu menjajakkan ke pasaran dan saat itu masyarakat umum mulai mengenal usaha hidroponik miliknya.

Dalam upaya mengembangkan usaha akar hidroponik tersebut, kerja sama dengan pihak luar juga dilakukan oleh Ariesman. Kala itu, melalui kenalan seorang teman yang juga ingin menanam tanaman dengan teknik hidroponik, akhirnya terjalin kerja sama dan membuka lahan di Kecamatan Mandai dan sekarang jumlah lubang tanam bertambah menjadi 1500.

“Waktu itu teman saya menghubungi, katanya dia punya kenalan yang sedang mencari orang yang paham teknik hidroponik. Kami kemudian bertemu dan sepakat kerja sama. Saat ini, hasil hidroponik kami jual di kantor yang berada di jalan Abdesir. Juga kami mensuplai beberapa restoran, hotel hingga terkahir ke departemen store dengan omset penjualan berkisar 70 hingga 100 juta per bulan. Namun, pandemi seperti sekarang tentu ikut mempengaruhi omset penjualan,” sambung Ariesman.

Tentu selama menjalankan usahanya, ada kendala yang dihadapi oleh Ariesman. Dirinya menjelaskan, awal merintis hampir 50% hasil panen gagal karena serangan hama. Tidak hanya itu, terjadi pula masalah busuk akar. Dengan banyak diskusi dan membaca berbagai literatur, lambat laun fase seperti itu dapat terlewati dan menjadi lebih paham bagaimana pola produksi tanaman dengan metode hidroponik.

Sebagai alumni Unhas, Ariesman berpesan kepada mahasiswa agar memanfaatkan waktu dan kesempatan dalam mengembangkan diri khususnya softskill. Hal ini menjadi penting untuk mengasah kemampuan diri dan dapat bersaing dan menciptakan lapangan kerja untuk orang lain.(*/mir)

Editor : Ishaq Rahman, AMIPR

Berita terkait :

Share berita :

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Email

This post is also available in: Indonesia

Skip to content