Alumni Student Leadership Forum (SLF) kerja sama dengan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Hasanuddin menyelenggarakan bina desa di Kampung Nelayan Untia, Kecamatan Biringkanaya, Makassar. Kegiatan yang dikoordinasi oleh Bidang Kemahasiswaan dan Alumni berlangsung pada Jumat dan Sabtu, (17-18/12).
Student Leadership Forum (SLF) hadir sejak 2018, merupakan agenda Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, menghimpun mahasiswa baru yang telah memiliki bakat kepemimpinan. Program ini memilih 10 mahasiswa baru dari setiap fakultas yang mempunyai pengalaman sebagai pimpinan organisasi di sekolah masing-masing.
Ketua Panitia, Dr. Eng. Irwan Ridwan, S.T., M.T., mengungkapkan SLF merupakan program kaderisasi untuk mahasiswa yang cerdas akademik dan cerdas berorganisasi. Beliau mengharapkan seluruh peserta bisa mengembangkan keilmuan mereka secara langsung kepada masyarakat, sekaligus memberikan solusi terhadap berbagai permasalahan masyarakat.
“Bina desa ini menjadi wadah bagi mahasiswa untuk menerapkan ilmu yang didapatkan. Selama pelaksanaannya nanti, harus dilakukan secara optimal. Hal ini perlu dilakukan agar kehadiran kita ditengah-tengah masyarakat bisa dirasakan langsung dan dapat saling berbagai ilmu dan pengalaman,” jelas Irwan.
Para peserta dilepas langsung oleh Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Prof. Dr. drg. A. Arsunan Arsin, M.Kes. Beliau mengharapkan, para peserta bisa melaksanakan tugas dan tanggung jawab sebaik mungkin. Mempunyai komitmen kuat untuk bersama-sama memberikan kontribusi terbaik, agar tujuan pelaksanaan bisa tercapai secara maksimal.
Pelaksanaan hari pertama dimulai dengan literasi berupa pembacaan dongeng dan berbagai permainan anak. Permainan edukasi dinilai dapat mengembangkan karakter dan kemampuan kolaborasi. Kegiatan ini diakhiri dengan pembagian 100 paket bingkisan kepada masyarakat kampung nelayan Untia.
Untuk hari kedua, kegiatan yang dilaksanakan berupa edukasi urban farming, termasuk pemanfaatan limbah plastik dalam bercocok tanam, serta pengenalan komposter pengolah bahan makanan sisa. Selain itu, dilakukan pula pemeriksaan kesehatan dasar dan penyuluhan kesehatan gigi. Kegiatan puncak dilakukan dengan penanaman 500 bibit mangrove. (*/annisa/mir)
Editor : Ishaq Rahman, AMIPR