Anies Baswedan yang merupakan bakal calon presiden Indonesia 2024 menerima gagasan para sivitas akademika Universitas Hasanuddin tentang penguatan benua maritim Indonesia yang dituangkan pada buku berjudul “Buku Putih Benua Maritim Indonesia : Sebagai Landasan Visi Universitas Hasanuddin”. Buku tersebut diserahkan langsung oleh Rektor Unhas (Prof. Dr. Ir. Jamaluddin Jompa, M.Sc) kepada Anies Baswedan. Penyerahan berlangsung pada akhir acara Indonesian’s Leaders Talk yang berlangsung pada Minggu (24/09).
Buku Putih Benua Maritim Indonesia yang merupakan gagasan para sivitas akademika Unhas berisikan rumusun peran Benua Maritim Indonesia sebagai platform untuk menemukan relevansi peran dalam mewujudkan visi Unhas yang berbasis kemaritiman. Buku ini selain memberikan gambaran tentang landasan visi Unhas, juga memberikan penjelasan tentang penguatan Indonesia tidak hanya sebagai alas benua maritim, akan tetapi juga dasi segi geologis dan yuridis.
Dari aspek geologis, setidaknya dua pertimbangan ilmiah penting yakni indoneisa dibentuk dari dua patahan benua sesar asia (dikenal sebagai Dangkalan Sunda) dan Sesar Australia (Dangkalan Sahul). Sementara itu, dari aspek yuridis, diperkuat dalam United Nations Conventions on the Law of the Sea (UNCLOS) III 1982 dalam pasal 46 poin b.
Pada kesempatan tersebut, salah satu panelis Unhas Dr. Ir. M. Rijal Idrus, M.Sc. (Kepala Pusat Studi Perubahan Iklim pada Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat) juga membahas soal pandangan Anies Baswedan terkait permasalahan benua maritim Indonesia. Dimana, hasil sumber daya perairan Indonesia yang besar, akan tetapi belum mampu memberikan kesejahteraan bagi masyarakat.
Anies kemudian memberikan gambaran serta gagasannya tentang upaya penguatan benua maritim yang seyogyanya merupakan identitas Indonesia. Menurutnya, salah satu hal yang perlu dilakukan adalah dengan mengatur anggaran secara tepat. (*/mir)
Editor : Ahmad

