Pandemi Covid-19 merupakan permasalahan yang sampai saat ini menjadi fokus pemerintah agar hal ini dapat terselesaikan. Banyak upaya yang telah dilakukan untuk menekan laju penyebaran. Saat ini, fokus pemerintah adalah pada vaksinasi kepada seluruh masyarakat Indonesia guna mencapai herd imunity.
Efektivitas vaksinasi dapat tercapai jika seluruh masyarakat terlibat aktif. Olehnya itu, Unhas mengambil peran mendukung kebijakan pemerintah untuk mempercepat target vaksinasi masyarakat hingga 181 juta orang, atau sekitar 70% dari populasi. Angka ini dianggap memadai untuk mewujudkan herd immunity yang dapat melahirkan kekebalan terhadap Covid-19.
Keterlibatan Unhas dalam program vaksinasi diawali dengan memfasilitasi tempat dan dukungan teknis untuk vaksinasi tahap pertama bagi tenaga medis. Melalui koordinasi dengan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dan Pemerintah Kota Makassar, pada awal Februari 2021, Unhas menjadi tempat pelaksanaan vaksinasi dosis pertama bagi lebih 4.000 tenaga medis di Kota Makassar. Kegiatan ini dilanjutkan dengan pemberian dosis kedua pada pertengahan Februari 2021.
Direktur Komunikasi Unhas, Suharman Hamzah, Ph.D, menjelaskan bahwa pada tahap pertama, juga terdapat sekitar 1.500 tenaga medis yang berafiliasi dengan Unhas sebagai penerima vaksin. Mereka terdiri dari tenaga medis pada Rumah Sakit Unhas, mahasiswa co-as dan mahasiswa spesialis (dokter residen) dari Fakultas Kedokteran Unhas.
“Kami menyadari bahwa percepatan penanganan Covid-19 melalui pemberian vaksin tidak semata menjadi tanggung jawab pemerintah. Diperlukan kerja sama dan saling membantu agar apa yang menjadi tujuan dari hadirnya vaksin dapat tercapai,” kata Suharman.
Dengan pemikiran tersebut, Suharman menjelaskan pihaknya kemudian berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk mempercepat pemberian vaksin kepada dosen dan tenaga kependidikan Unhas. Ketika tahap kedua vaksinasi yang diperuntukkan bagi pelayan publik, termasuk dosen, Unhas proaktif berkomunikasi dengan pihak terkait untuk secepatnya menjadi sasaran vaksinasi.
“Di masyarakat masih ada kekhawatiran terhadap vaksin. Banyak hoax beredar. Karena kita mempunyai rekam jejak sebagai pelaksana vaksinasi, maka kita minta vaksinasi massal bagi dosen dan tenaga kependidikan. Selain untuk mempercepat pencapaian target pemerintah, juga untuk membangun kepercayaan publik terhadap vaksinasi,” kata Suharman.
Sebanyak 3.867 dosen dan tenaga kependidikan lingkup Unhas diusulkan untuk menerima vaksin pahap tahap kedua ini. Dalam prosesnya, setelah melalui proses skrining, sekitar 10% tertunda karena belum memenuhi persyaratan. Ada yang memiliki penyakit tertentu, pernah terpapar Covid-19 dalam tiga bulan terakhir, atau karena tekanan darah yang tidak memenuhi syarat.
“Dengan demikian, sebanyak 90% dosen dan tendik Unhas telah menerima vaksinasi. Kita menunggu pemberian dosis kedua, yaitu 14 hari setelah dosis pertama, dan 28 hari bagi yang berusia di atas 60 tahun. Jika nanti pemerintah membuka ruang untuk proses belajar tatap muka langsung, maka SDM Unhas telah siap,” kata Suharman.
Gerakan vaksinasi massal oleh dosen dan tendik Unhas dapat berlangsung lancar berkat dukungan internal yang kuat. Para pimpinan Unhas menjadi role model, dan pimpinan unit kerja (fakultas dan lembaga) secara proaktif memberi edukasi dan mengajak seluruh dosen dan tendik untuk menerima vaksin.(*/mir/ir)
Editor : Ishaq Rahman, AMIPR